Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Pak Jokowi!! Jangan Biarkan Jalan Lintas Siantar-Saribudolok Terus Makan “Korban”

Misalnya pada Minggu 23 Desember 2018 lalu, Truk BK 8088 CD yang mengangkut puluhan ton sayur kol, diduga mengalami putus rem di jalinsum Kelurahan Merek Raya, Kabupaten Simalungun, sekira Pukul 14.00 WIB menabrak rumah serta satu bus merk Raya Jaya Trans (RJT).FOTO MSC
Pematangraya, BS-Era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, masyarakat sangat senang dan mengapresiasi kinerja dan Kabinetnya. Khususnya bidang infrastruktur jalan dan jembatan. Tol dibangun, jalan lintas Provinsi dibangun, Trans Papua dibangun. Semua pembangunan membanggakan rakyat. 

Tapi lain dengan di Kabupaten Simalungun. Keperkasaan Jokowi dalam membangun infrastrutur di Pulau Jawa dan Papua dan sebagian wilayah Sumatera, tak terasa di Kabupaten Simalungun. Faktanya, Jalan Lintas Provinsi Pematangsiantar-Saribudolok sudah puluhan tahun sempit tanpa pelebaran dan tanpa pembangunan drainase kiri kanan jalan. 

Sehingga Jalur Lintas Pematangsiantar-Saribudolok kerap makan korban karena kenderaan tabrakan dan terbalik ke pinggir jalan. Lalu kenapa sampai ke Presiden Jokowi? Bukannya Dinas PUPR Sumatera Utara dan PUPR Kabupaten Simalungun yang harus bertanggungjawab? 

Memang Benar PUPR Sumut dan Simalungun yang bertanggungjawab. Setidaknya Anggota DPRD Sumatera Utara Dapil Siantar-Simalungun dan Anggota DPRD Kabupaten Simalungun, Anggota DPR RI Dapil Sumut III (Termasuk Simalungun), Anggota DPD RI Dapil Sumut (Termasuk Simalungun) juga ikut berdosa. 

Pasalnya mereka tak pernah memikirkan dan memperjuangkan Jalan Lintas Pematangsiantar-Saribudolok untuk dilebarkan dan untuk dibangun saluran drainase kini kanan sepanjang jalan lintas itu. 

Satu-satunya harapan adalah Presiden Joko Widodo. Semoga Presiden Joko Widodo suatu waktu “menjewer” kuping Bupati Simalungun dan Gubernur Sumatera Utara agar mau membangun jalan Pematangsiantar-Saribudolok yang sudah lama terabaikan ini.

Satu-satunya harapan rakyat Simalungun, Joko Widodo meluangkan waktu untuk melintasi jalan Pematangsiantar-Saribudolok agar Menteri PUPR RI dapat melihatnya dan menjadikan jalan Pematangsiantar-Saribudolok sebagai jalan Nasional. Kalau statusnya sudah jalan Nasional, APBN yang akan mendanai pembangunannya. 

Sekali Lagi Pak Jokowi, jangan biarkan lagi rakyat jadi korban di jalan Pematangsiantar-Saribudolok karena kualitas dan kondisi jalan itu yang kian buruk.

Pengamatan Penulis, jalan lintas Pematangsiantar-Saribudolok banyak rusak, seperti di Panei Tongah, Kecamatan Purba, Silimakuta Saribudolok. Selain jalan yang sempit, juga tidak dilengkapi saluran drainase yang memadai. Sehingga saat hujan deras, air tumpah ke badan jalan dan banjir.

Tragedi di Pematangsiantar-Saribudolok

Sudah berali-kali tragedi kecelakaan lalulintas terjadi di Pematangsiantar-Saribudolok. Misalnya pada Minggu 23 Desember 2018 lalu, Truk BK 8088 CD yang mengangkut puluhan ton sayur kol, diduga mengalami putus rem di jalinsum Kelurahan Merek Raya, Kabupaten Simalungun, sekira Pukul 14.00 WIB menabrak rumah serta satu bus merk Raya Jaya Trans (RJT).

Truk kemudian terbalik dan sayur kol bulat muatannya berserakan di pinggir jalan. Sementara beberapa penumpang bus RJT mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit di Siantar.

Kejadian ini membuat warga Merek Raya terkejut. Suara gemuruh terdengar, warga yang sebagian besar sedang bersantai usai pulang ibadah Minggu, langsung berhamburan keluar rumah. Sedikutnya enam rumah rusak parah diseruduk truk dan bus yang mengelakkan tabrakkan dengan truk.

Lurah Merek Raya Roden Sinaga mengatakan, dirinya sedang berada di Polsek Raya bersama sopir serta warga yang rumahnya mengalami kerusakan. “Iya ada tadi kecelakaan di Merek Raya. Truk mengalami rem blong. 5 rumah warga rusak parah. Kita sedang upayakan berdamai di Polsek Raya,” kata Roden Sinaga. 

Jalinsum Panei Tongah
Sementara jalan aspal di Panei Tongah, Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun, terkelupas diterjang banjir baru-baru ini. Kerusakan jalan lintas Sumatera (jalinsum) di Panei Tongah, Kabupaten Simalungun, selain merupakan tanggungjawab Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, juga menjadi tanggungjawab pihak PTPN IV Unit Kebun Marjandi. Foto MSC
Sementara jalan aspal di Panei Tongah, Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun, terkelupas diterjang banjir baru-baru ini. Kerusakan jalan lintas Sumatera (jalinsum) di Panei Tongah, Kabupaten Simalungun, selain merupakan tanggungjawab Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, juga menjadi tanggungjawab pihak PTPN IV Unit Kebun Marjandi.

Ade Farnan Saragih, calon anggota DPRD Sumatera Utara Dapil X (Simalungun-Kota Siantar) mengatakan, antara pemerintah dan pihak PTPN IV agar membangun saluran air yang memadai di sepanjang jalan yang selalu terdampak banjir.

“Jika dibiarkan tanpa dilakukan penanggulangan secepatanya, maka kerusakan semakin besar. Kita saksikan langsung, jalan aspal setebal 10 centimeter pun terkelupas. Akibatnya di lokasi jalan rusak, arus transportasi harus sistem buka tutup, “ kata Ade Farnan Saragih.

Menurutnya, sebagai jalan yang berstatus jalan priovinsi, maka pembiayaan peningkatan mutu jalan maupun perawatan ditampung di APBD Provinsi Sumatera Utara. Dibutuhkan upaya kerja keras para wakil rakyat, untuk memperjuang agar pembangunan ditampung di APBD.

“Keluhan masyarakat Panei Tongah dan sekitarnya soal banjir ini sudah bertahun-tahun. Namun belum ada sosulsi yang benar-benar membuat warga nyaman. Kami dengan ada bantuan perbaikan yang dikucurkan pihak PTPN IV, namun faktanya setelah kerusakan diperbaiki, kembali banjir dan menghantam infrastruktur yang ada,” katanya.

Ade berharap, pemerintah dan PTPN IV segera membuat solusi secepatnya. Agar warga terbebas dari rasa kekhawatiran dan ketakutan setiap hujan turun di Panei Tongah dan di wilayah PTPN IV Unit Kebun Marjandi. 

Jangan Tutup Mata

Pemerintah Kabupaten Simalungun dan Provinsi Sumatera Utara serta pihak PTPN IV Unit Kebun Marjandi diminta aktif untuk mengatasi banjir yang sering terjadi di sepanjang jalan lintas Kelurahan Panei Tongah, Kecamatan Panei.

Banjir yang melintasi jalan lintas telah membahayakan pengendara yang melintas, bahkan tidak jarang para pengendara harus berhenti berjam-jam menunggu air surut.
Lindung Siahaan, warga Kecamatan Panei, yang ikut terjebak banjir di Kelurahan Panei Tongah, mengatakan dirinya terpaksa memilih berhenti di rumah warga yang lokasinya lebih tinggi dari badan jalan. Sebab sepedamotornya tidak mampu melintasi air setinggi lutut yang mengalir deras di jalan lintas, tepatnya di depan kantor eks BP3K Simalungun. Foto MSC

Lindung Siahaan, warga Kecamatan Panei, yang ikut terjebak banjir di Kelurahan Panei Tongah, mengatakan dirinya terpaksa memilih berhenti di rumah warga yang lokasinya lebih tinggi dari badan jalan. Sebab sepedamotornya tidak mampu melintasi air setinggi lutut yang mengalir deras di jalan lintas, tepatnya di depan kantor eks BP3K Simalungun.

“Kita heran, kejadian ini sudah berkali-kali. Sudah banyak korban di jalan ini akibat banjir. Sepedamotor jatuh dan air masuk ke dalam mesin. Jika kondisi seperti itu, wajiblah bongkar mesin,” kata Lindung.

Bersama Lindung, puluhan pesepedamotor ikut parkir menunggu air surut. Mereka khawatir melintasi jalan, karena beberapa pengendara yang mencoba melintasi air deras tersebut, berkali-kali terjatuh. Bahkan sebagian harus mundur setelah tubuhnya basah kuyup.

Lindung berharap, pemerintah dan pihak PTPN IV segera membuat solusi agar banjir dapat diatasi. PTPN IV Unit Kebun Marjandi harus ikut bertanggungjawab, karena air tersebut sebagian besar berasal dari lahan PTPN IV Kebun Marjandi.(Asenk Lee)
 

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments