Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Catatan Kecil Lomba Cover Lagu Simalungun “Patunggung Simalungun”

Lagu Simalungun yang Mulai Kehilangan Identitas

Rut Rumapea & Desman Purba | Lomba Cover Lagu Patunggung Simalungun. (Foto Kolase Youtube)

 Oleh : Radesman Saragih, S.Sos.*
 
“Lang jelas lagu-lagu Simalungun sonari on. Tema-tema pakon hata-hata ni lagu ni asal adong. Irama ni pe asal adong, ihut-ihutan musik sonari. Lagu-lagu Simalungun na marisi podah lang taridah.” (Semakin kurang jelas juga lagu-lagu Simalungun belakangan ini. Tema dan syairnya asal jadi. Iramanya pun ikut-ikut irama musik zaman “now” yang kurang jelas. Lagu-lagu Simalungun bertema nasehat pun semakin kurang”.

Itulah komentar yang sering diungkapkan warga Simalungun menanggapi kehadiran lagu-lagu Simalungun di pentas musik Simalungun. Komentar tersebut memang benar adanya bila kita menyimak sajian lagu-lagu Simalungun yang terpublikasi di media sosial (Youtube) maupun dalam rekaman lagu-lagu Simalungun. 


Lagu – lagu Simalungun sekarang ini lebih banyak hanya untuk kenikmatan sesaat. Temanya tema cinta yang tidak jelas, iramanya irama musik remix dan kata-katanya pun terlalu vulgar (kasar/norak).

Harapan bangkitnya musik dan lagu Simalungun mulai terbersit di hati pencinta musik dan lagu Simalungun ketika lembaga “Patunggung Simalungun” menggelar lomba cover lagu “Patunggung Simalungun” karya cipta Drs Agus Erdiaman Purba baru-baru ini. Melalui penyelenggaraan lomba tersebut  cukup banyak muncul bakat-bakat kreatif dan berkualitas musisi dan artis Simalungun yang sangat membanggakan. 


Melalui lomba cover lagu Simalungun tersebut juga ada harapan bahwa lagu Simalungun berbobot yang memiliki pesan moral dan budaya ke tingkat yang lebih luas bisa bangkit. Hal itu ditandai dengan  hadirnya berbagai genre atau aliran musik yang ditampilkan para peserta lomba cover lagu “Patunggung Simalungun”. Ada genre musik rock seperti yang ditampilkan grup “Komet & Friends” dan genre musik jazz seperti yang disajikan grup “Hobaskon”.

Kemudian cukup banyak juga peserta lomba cover “Patunggung Simalungun” membawakan lagu tersebut juga dengan ciri khas lagu Simalungun kontemporer berbalut musik tradisional. 


Hal itu dapat disimak lagu Patunggung Simalungun yang disajikan “Simba”, Ruth Rumapea dan Desman Purba dan beberapa peserta lainnya.  Sebagian besar peserta mampu membawakan lagu” Patunggung Simalungun” khas irama atau inggou (langgam) lagu Simalungun.  

Para peserta cukup mampu memadukan musik kontemoporer  dengan musik tradisonal Simalungun. Kemudian video klip yang disajikan juga sebagian besar cukup memiliki karakter daerah Simalungun yang menggugah warga Simalungun tergerak membangun daerah dan budayanya.

Mengejutkan

Namun agak mengejutkan bagi saya ketika mengetahui pemenang lomba cover “Patunggung Simalungun”, yakni grup rock  “Komet & Friends”. Kenapa mengejutkan karena lagu Patunggung Simalungun memiliki syair yang cukup luar biasa untuk menggugah warga Simalungun membangun daerah masing-masing. Lagu tersebut lebih tepat dibawakan dengan irama khas Simalungun kontemprorer dan tradisional seperti yang disajikan Ruth Rumapea dan Desman Purba, Simba, Edi Irianto Sipayung – TakjuInang dan Landur Voice.

Kehadiran Komet & Friends pada lomba lagu Patunggung Simalungun ini memang membuat ajang lomba agak sedikit heboh. Genre rock yang disajikan Komet & Friends pada lagu Patunggung Simalungun membuat lagu tersebut terasa menggebrak suasana, membuat Simalungun yang lampae-lampei terkesan garang. Genre rock dalam lagu ini sangat pas untuk orang-orang muda milenial. 


Baca Juga: "JUARA LOMBA COVER"

Kendati menonjolkan rock, Komet & Friends juga mampu menyuguhkan irama Simalungun asli pada bagian interlude lagu ini. Suatu paduan musik cadas dan lembut yang menyatu dalam balutan tata musik anak muda Simalungun. Namun lagu Patunggung Simalungun sajian Komet & Friends ini kurang mampu menggugah perantau untuk membangun kampung halaman karena pesan lagu kurang sepadan dengan genre musik rock.

Dengan menampilkan genre rock sebagai pemenang lomba cover lagu “Patunggung Simalungun” terkesan bahwa musik Simalungun terbukti semakin kehilangan identitas. Sejatinya identitas lagu Simalungun tercermin dari inggou dan langgam (irama) khas Simalungun seperti lagu-lagu karya cipta Taralamsyah Saragih (alm) atau St AK Saragih (alm). 

Namun pada lomba cover kali ini identitas lagu Simalungun tersebut terbaikan. Lomba cover lagu Simalungun kali ini terkesan juga mengarahkan lagu Simalungun ke kiblat musik kebarat-baratan dan musik cadas, bukan musik dan lagu Simalungun yang mengandalkan kelembutan.

Kehilangan

Melihat kiblat musik yang diapresiasi para juri pada lomba cover lagu “Patunggung Simalungun” ini ke arah rock dan jazz, menunjukkan para pakar musik Simalungun sepertinya kehilangan daya kreasi untuk melambungkan lagu dan musik khas Simalungun kontemporer. 

Diunggulkannya musik rock pada Lomba cover Patunggung Simalungun kali ini seolah-olah mencerminkan adanya sikap pragmatis musisi dan pakar musik Simalungun untuk mengangkat harkat lagu dan musik Simalungun dengan melarikan musik dan lagu Simalungun ke aliran musik yang jauh dari basis lagu dan musik Simalungun.

Berdasarkan pengamatan penulis melalu sajian-sajian peserta lomba cover “Patunggung Simalungun” ada beberapa peserta yang sebenarnya cukup mumpuni membawakan lagu tersebut lebih sempurna. Baik dari segi penataan musik kolaboratif pop kontemporer – tradisional, aransemen musik dan lagu maupun kualitas vokal. Salah satunya, yaitu Ruth Br Rumapea.

Penampilan Ruth Br Rumapea  membawakan lagu Patunggung Simalungun ini cukup luar biasa. Ruth Rumapea benar-benar menunjukkan totalitasnya membawakan lagu tersebut. Penjiwaaan Ruth Rumapea membawakan lagu ini cukup baik. 

Dia mampu melantunkan lagu PatunggungSimalungun dengan lembut dibalut dengan inggou Simalungunnya yang cukup paten, sehingga pesan lagu tersebut sampai kepada pendengar. Ruth juga mampu Ruth membawakan lagu PatunggunngSimalungun dengan penuh improvisasi. 

Hal tersebut tampak mulai dari awal dia membawakan lagu (intro) hingga coda atau ending. Bahkan di ending lagu, Ruth Rumapea mengeluarkan senjata pamungkasnya dengan lengkingan suara penuh power khas penyanyi Batak, sehingga lagu Patunggung Simalungun benar-benar “naik kelas”.

Kualitas suara, dinamika dan penjiwaan, begitu juga penampilan (gaya) Rumapea membawakan lagu ini sangat memikat dengan pakaian Simalungunnya. Kendati Rumapea berdarah Toba, tetapi dia mampu memainkan inggou Simalungun dengan apik. 

Aransemen musik dan lagu Patunggung Simalungun yang digarap Desman Purba dalam lagu ini juga masuk ke semua kalangan, baik kalangan generasi muda milenial maupun orang dewasa serta pencinta lagu di luar Simalungun. Saya kira apa yang ditampilkan Ruth Rumape pada lagu Patunggung Simalungun ini sudah mencerminkan sebagian besar harapan pencipta lagu dan warga Simalungun untuk kembali berjuang membangun kampung halaman.

Beberapa peserta lain juga cukup mampu mementaskan lagu Patunggung Simalungun tersebut seperti yang ditampilkan Ruth Br Rumapea. Namun sangat disayangkan, mereka tidak masuk nominasi empat besar. Misalnya Landur Voice, Edi Irianto Sipayung dan peserta lain yang membawakan lagu tersebut dengan irama khas Simalungun kontemporer – tradisional.

Mudah-mudahanlah di masa mendatang, lomba-lomba lagu Simalungun mampu menampilkan peserta yang benar-benar berkarakter Simalungun dan memiliki kualitas vokal mumpuni yang bisa diorbitkan ke tingkat nasional atau bahkan ke tingkat nasional. 

Terlepas dari berbagai kekurangan, semoga lomba cover lagu Simalungun “Patunggung Simalungun” mampu membangkitkan kreasi-kreasi peserta dalam mengembangkan musik dan lagu berkarakter khas Simalungun di masa mendatang agar lagu Simalungun bisa sejajar dengan lagu-lagu etnis lain di pentas musik nasional.(Penulis pengamat musik/lagu Simalungun dan lagu Batak).
Radesman Saragih, S.Sos

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments