Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Pandemik Covid-19, "Jubah Pendetapun Mengurung Diri"

Jubah Pdt Jhon Muliaman Sipayung STh. (FB)
Oleh: Pdt Jhon Muliaman Sipayung STh

Beritasimalungun-Namaku "JUBAH PENDETA". Aku sedikit mau curhat tentang apa yang aku rasakan saat ini. Dalam situasi sekarang ini, jujur aku katakan bukan manusia saja yang harus mengurung diri di rumah, tapi aku juga harus 'terkurung'di rumah.

Bahkan mungkin terkurung di tempat yang amat sangat sempit seperti lemari bahkan dalam tas Pendeta yang selalu dia pakai untuk membawa bekalnya untuk melayani.

Termasuk untuk membawa aku kemana ia melayani. Seperti di ibadah Minggu, pemberkatan, dukacita, dll. Biasanya minimal sekali dalam satu minggu aku dipakai untuk melayani Tuhan di GereaNya yakni gereja yang sekarang juga harus ikut merasakan apa yang aku rasakan sekarang, yang hanya berdiri tegak di dalam kesepian. 

Diam seribu bahasa merindukan kedatangan jemaat Tuhan untuk beribadah di dalamnya. Yang merindukan dijadikan kembali tempat berkumpul bersekutu dengan Tuhan.

Mendengarkan nyanyian anak Sekolah Minggu, melihat banyak orang berdoa di dalamnya, bernyanyi, rapat, bahkan melangsungkan Pemberkatan Pernikahan dan yang lainya.

Aku (Jubah) rindu merasakan hangatnya tubuh Pendeta yang biasanya memakai aku minimal satu kali dalam satu minggu. Aku rindu merasakan semprotan wangi Parfumnya, aku rindu dilipat, aku rindu dikancingkan, aku juga rindu berdiri tegak diatas mimbar.

Sekarag aku merasa hampa, aku merasa pengap, bahkan sinar matahari-pun sudah sulit untuk aku rasakan secara langsung. Aku juga rindu dunia kembali pulih.

Sehingga manusia bergembira, tidak ketakutan lagi, tidak mengurung diri lagi, tidak menjauh dari sesama lagi. Bahkan sudah kembali dengan senagnya berjabat tangan dengan orang-orang yang dikasihi.

Oh... Covid-19, tidurlah dari keganasan dan kebringasanmu. Istirahatlah mengganggu dunia. Biarkan aku, gedung gereja, dunia,  orang-orang di dalamnya bisa kembali beraktifitas sebagaimana biasanya. 

Sudah banyak keluh-kesah dimana-mana, ratapan dimana-mana, badan yang terasa pegal karena hanya berdiam di rumah saja. Perut yang kelaparan, kantong yang sudah mulai kosong, bahkan 'bau mulut' karena menahan diri untuk berbicara dengan sesama. 

Anak-anak merindukan sekolah, para pekerja yang seharusnya bekerja mencari sesuap nasi harus mengurung diri, sudahlah, berdamailah dengan dunia. 

Kamu memang sesuatu yang sangat mengerikan, bahkan berdanpak bagi semuanya. Sudahlah, sudah cukup yang kamu lakukan sampai saat ini. 

Dunia, sekitar manusia bukanlah menjadi tempatmu, Covid-19, sudah cukup semua yang telah kamu perbuat. Pergilah selamanya dari antar manusia.(*)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments