Pdt Renny Damanik. |
Oleh: Pdt Renny Damanik
Beritasimalungun-" MEREKA BAGIAN HIDUP KU DAN AKU JUGA BAGIAN HIDUP MEREKA MARI KITA SAMA SAMA HIDUP. (Bersama Kristwan G Damanik)
1 (SATU) TINDAKAN KECIL LEBIH BERGUNA DARI 1000 KATA KATA KASIH (edisi kunjungan kasihke B. Mariah).
Ketika anak kecil bertanya tanya kenapa kita tidak amen-amen ke gereja, seorang ibu sulit memberi jawaban pada anak kecil ini. Lalu ibu ketua wanita menjawab karena kunci gereja dibawa pendeta.
Lalu anak itu mengatakan teleponlah pendeta itu dan kemana dia. Ibu ini menjawab ke Jakarta jemput anaknya, maka berdoalah biar dia cepat pulang.
Lalu anak kecil ini berdoa: O Yesus hasoman nami, O Yesus Hosah nami, pasada Ulu nami..... .inilah doa anak itu menurut cerita inang ketua ini, saat kami bertelepon pada malam hari.
Mendengar cerita ini, aku tertawa tapi bercampur sedih, dan berpikir, bagaimana menerangkan corona ini pada anak sekecil ini.
Mengingat ASM yang nangis juga saat dia bilang tidak ada si corona di Gereja yang ku posting minggu lalu. Anak kecil yang dua ini bersahabat dan satu Gereja.
Bagaimana jika anak ini berpikir, akulah yang mengunci gereja dan mereka jadi tidak bisa ke gereja. Akhirnya saya memutuskan untuk datang ke pagaran ingin diskusi dengan majelis cara mengatasi masalah ASM ini.
Saat aku mau pergi WA dari botouku KRISTWAN G DAMANIK dari Bandung yang ganteng, baik dan berhati mulia masuk ke HP ku dan mengatakan, botou saya ingin berdiakonia ke jemaat botou pada pandemi covid19 ini.
Terimakasih botou hu atas kebaikanmu walau tidak kenal dengan jemaatku dan tidak ada pertalian keluarga tetapi hatimu yang mulia telah menolong mereka yang memerlukan ini.
Tuhan memberkatimu Kristwan G Damanik. Selamat bertugas di JAMBI. Akhirnya... Saya melaksanakan keinginan botou ini dan mengantari beras ini.
Kemudian urusan ASM, minggu berikutnya setelah diskusi dengan PMJ. Aku telepo vorhanger dan inang vorhanger (ketua wanita jemat) vorhanger yang kaos hijau, ketua wanita yang baju orange n martudung sarung.
VORHANGER St Robensius dan inang ini betapa baik dan mau meninggalkan pekerjaan di ladang demi pelayanan jemaat. Kami pun di panas terik matahari menjumpai ke rumah-rumah dan lega rasanya dapat berbuat kecil dari pada hanya banyak bicara di pandemi covid 19 ini.
Saat kunjungan ini aku sangat terharuuuuuu. Saat melihat keadaan mereka dan saat opung yang berumur 86 tahun, berlinang air matanya mengucap syukur pada Tuhan di depan kami.
Dan opung ini baru sembuh dari sakit dan kami berdoa bersama di Rumah sakit pada waktu itu. Ternyata dia terus bertanya kapan aku bisa HBN atau perjamuan Kudus, saya tidak bisa ke gereja, kapan ya pendeta datang?
Ternyata situasi ini membuat dia semakin susah dan kerinduannya tidak terlaksana. Mendengar itu, saya langsung ambil keputusan dan tindakan, ya opung, nanti sore kita HBN perjamuan Kudus.
Aku pulang ke rumah dan sorenya hujan deras dan petir besar besar, namun tidak mengurungkan niat ku untuk pergi ke jemaat ini.
Kami pun pergi dan datang ke rumah ini, ternyata opung ini sudah berkebaya lengkap dan berselendang layaknya ke Gereja.
Konon kata menantunya dia sangat semangat dan cepat cepat mandi saat aku pulang antar beras dari rumahnya. Luar biasa opung ini dan dia masih ingat waktu saya mendoakannya di rumah sakit.
Kami pun melaksanakan perjamuan Kudus, dia sangat bahagia dan lega dan bersyukur berterimakasih atas pelayanan ini dan dia siap kapan dipanggil Tuhan. Walau kurang sehat dia sanggup berdiri saat menerima roti dan anggur. Haleluya.
Saat ini, tidak saat nya banyak bicara dan menerangkan kasih apalagi banyak membuat ulasan-ulasan kata-kata dan menganalisa dan memperdebatkan hal-hal yang tak perlu diperdebatkan.
Perbuatlah apa yang dapat kita perbuat sekecil apapun di pandemi covid 19 ini. Karena baik di desa dan di kota semua mengalami hal yang sama. 1 (SATU) PERBUATAN KECIL LEBIH BERGUNA DARI 1000 KATA KATA KASIH. Salam tahun kepemimpinan berkarakter.(**)
0 Comments