Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Cerita GKPS Tinggi Seribu Berlanjut


Pdt Defri Judika Purba dan Keluarga. (Istimewa)

Oleh: Pdt Defri Judika Purba
Beritasimalungun-Istri ku sedikit protes dengan postinganku tentang GKPS Tinggi Seribu semalam. "Terus tentang GKPS Tinggi Seribu pak, jemaat yang lain bagaimana? Nanti jemaat yang lain merasa tidak diperhatikan".

Saya pun membela diri "Bagi saya samanya semua jemaat nang. Tetapi ibarat seorang orangtua, ada selalu anak yang perlu diperhatikan khusus karena kondisi yang mereka alami. 

Tidak berarti anak yang lain tidak diperhatikan. Seperti itu juga saya memandang semua jemaat. Ada yang sudah mandiri, ada yang sudah pintar, ada yang dewasa, ada yang bandel. Paulus seperti itu juga memandang jemaatnya".

Pagi ini pembicaraan kami berlanjut lagi, ketika bendahara jemaat GKPS Tinggi Seribu datang. Beliau menyerahkan persembahan jemaat yang ditujukan ke resort dan pusat untuk bulan april.

Nah, benarkan apa yang saya sampaikan semalam melalui data. Mereka selalu terdepan dan disiplin dalam hal ini, dibanding jemaat yang lain.

Cerita berikutnya yang membuat saya terharu. Setelah urusan pembukuan selesai, beliau menyerahkan uang seratus ribu kepada saya, katanya ucapan syukur dari salah satu jemaat di Tinggi Seribu karena baru sembuh dari sakit. 

Ada jemaat tinggi seribu yang sakit seminggu yang lewat. Masalah perut. Beliau seperti sedikit bernazar, kalau sembuh akan memberi ucapan syukur kepada pendeta. 
Ket Foto: Saya tidak pernah memposting dengan gambar seperti ini, tapi ini harus saya sertakan untuk mengingat kebaikan jemaatku dari GKPS Tinggi Seribu di masa yang akan datang.
Uniknya lagi, kalau sembuh ya melalui obat tradisional (pulungan), bukan obat medis. Ternyata memang sembuh. Beliau pun menepati janjinya.

Setelah mereka pergi saya pun berkata kepada Istri ku,: "inilah yang saya maksud nang. walau semua jemaat sama, selalu ada kesan tersendiri di dalam hati ini mengenai jemaat tertentu, Serupa tapi tidak sama. Memang semua jemaat baik, tapi selalu ada yang lebih" (surungan).

Istri ku pun hanya diam sambil tersenyum. Mungkin dalam hatinya: "Terimakasih Tuhan, disaat gaji suamiku belum datang, uang belanja sudah sekarat, Engkau memberi tepat pada waktunya, kebetulan hari ini hari sabtu, sudah ada sedikit uang untuk dibelanjakan ke Tiga Raya".

Mungkin saja, tentang kebenarannya manalah kutahu. Benar atau betul itu nang Nofika Frisliani Sinaga?


Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments