Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Apakah Diam Itu Adalah Emas?

Foto Hanya Sebatas ILUSTRASI

Oleh: Defri Judika Purba

Bahapal, BS-Ada dua peristiwa istimewa yang akan terjadi untuk tiga empat bulan ke depan. Bulan November, sinode bolon GKPS dan 9 Desember 2020 pemilihan Bupati Simalungun.

Untuk dua peristiwa di atas, saya akan mencoba membuat tulisan berseri. Tulisan tentang sinode bolon GKPS, lahir dari pengalaman saya sebagai pendeta yang sudah melayani hampir sepuluh tahun. 

Waktu yang cukup menurut saya untuk membuat sebuah tulisan yang berbasis data dan pengalaman berorganisasi dan melayani di tengah-tengah jemaat. Tulisan tentang pemilihan Bupati Simalungun, juga lahir dari pengalaman saya berbaur dengan masyarakat yang ada di Kabupaten Simalungun.

Tulisan saya akan lebih bersifat populer praktis jauh dari kesan akademis ilmiah. Hal ini untuk mencegah yang saya sampaikan bersifat teori yang abstrak yang mungkin bisa saja dimengerti tetapi tidak berguna.

Apa yang membuat saya tertarik untuk menulis dua peristiwa di atas? Pertama, panggilan hati. Saya ingin memberikan sumbangsih pemikiran dan pendapat untuk apa yang terjadi. Peran ini begitu kecil sebenarnya tetapi ini lebih baik menurut saya dibanding saya hanya diam sebagai penonton sembari berharap situasi akan menjadi baik dengan sendirinya.

Kedua, belajar lebih baik lagi. Dengan menulis, maka saya berharap kemampuan saya akan lebih terasah dan terlatih semakin baik lagi. Dengan tulisan yang berseri, saya akan dipacu untuk lebih disiplin untuk menulis. Ini adalah tantangan untuk diri saya sebenarnya. Selama ini saya menulis tergantung inspirasi. Kali ini harus didisiplinkan. 😀.

Dua peristiwa di atas (Sinode Bolon GKPS dan Pemilihan Bupati) merupakan dua peristiwa yang berbeda sebenarnya. Walau berbeda, tetapi saya melihat peristiwa tersebut memiliki keterkaitan atau saling mempengaruhi di lapangan. 

Mempengaruhi bukan dalam hal pilihan tetapi dalam hal untuk menerima dan memaknai sesuatu peristiwa. Saya akan sampaikan ini dalam tulisan saya yang lain.

Apakah diam itu emas? Ya dan tidak. Tergantung waktu dan situasi. Ada waktu untuk berbicara dan ada waktu untuk diam. Itu menurut saya yang lebih baik. Atau menurut hikmat Amsal: " Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak" (Amsal 25:11).

Waktu dan situasi ini menurut saya adalah berbicara. Tidak boleh diam. Berbicara untuk menyampaikan nilai-nilai luhur dan idealisme yang kita yakini. Berbicara untuk memberitahukan identitas dan keinginan kita. 

Walau nanti akan ada orang yang tidak nyaman dengan apa yang kita sampaikan, dalam batas tertentu itu bisa diterima. Tidak mungkin semua orang akan setuju apa yang kita sampaikan.

Akhir kata, semoga saya mampu untuk menuliskan itu semua. Semoga selalu muncul inspirasi baru untuk menulis. Dan di atas semuanya itu, semoga tulisan saya mampu mencapai tujuan yang sebenarnya :situasi akan lebih baik lagi. Bahapal Raya, 24 Agustus 2020.(*)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments