Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Wagner Damanik: "Nikmatnya Makan Uang Rakyat"

ILUSTRASI

Simalungun, BS
-"Nikmatnya makan uang rakyat". Begitulah judul tulisan di laman media sosial Facebook milik Wagner Damanik (Calon Bupati Simalungun Pilkada Simalungun Rabu 9 Desember 2020). Sebuah tulisan yang menggoreskan pantauan di lapangan begitu tidak berdayanya aparat Penyelenggara Pilkada dalam melakukan pengawasan dan penindakan.

Berikut ini tulisan Wagner Damanik: 

Pilkada Simalungun telah usai, pemenang suara terbanyakpun versi quick count sudah ada. Dinamikanya cukup luar biasa, pasar lelang suara terjadi dimana-mana, sangat terang benderang, sebagian masyarakat menjadi komoditi yang bisa diperjualbelikan. 

Konon infonya disebar mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 200.000 ditambah lagi sembako, selimut, batik dan voucher gas, anehnya penyelenggara Pilkada tidak bertindak apa-apa sehingga terkesan adanya pembiaran. Selain itu, serangan fajarpun sudah dianggap biasa seolah-olah bukan lagi suatu pelanggaran atau pidana.

Mengapa terjadi demikian ? karena memang sungguh nikmat jabatan yang diperebutkan, siapapun tidak akan membantah bahwa seorang Kepala Daerah di negeri ini akan mendapat gaji lumayanlah, tunjangan besar, fasilitas mewah, uang akan mengalir dari mana saja baik yang legal, setengah legal bahkan yang illegalpun ada. 

Biasanya akan panen dari pemotongan dana proyek, dana BOS, jual beli jabatan, komisi dari anggaran, mark-up serta berbagai jenis setoran lainnya. Ditambah lagi jalan-jalan ke luar negeri atau keluar daerah, tinggal buat alasan studi banding, kunjungan dinas ataupun alasan lainnya. Semua ini adalah uangnya rakyat yang dikelola melalui APBD.

Kalaupun ada pribadi maupun kelompok bahkan LSM mempertanyakannya, tinggal menyuruh anak buahnya saja untuk membungkam baik dengan uang, fasilitas maupun dengan tekanan, ancaman bahkan tidak takut berbuat kekerasan.

Melihat nikmatnya menjadi pejabat, pantas saja untuk mendapatkannya mau melakukan apa saja, tidak pernah terpikirkan apakah itu salah atau benar, yang ia mau harus menang sekalipun dengan politik uang akan dihalalkan.

Sejatinya rakyatlah yang harus diperhatikan oleh DPRD, namun kenyataannya wakil rakyat bukan lagi pembela rakyat lagi. Mereka juga ikut menjadi penikmat uang rakyat karena mereka juga ditengarai melakukan hal yang sama guna mendapatkan jabatan tsb sehingga kepentingan rakyatpun tetap terabaikan. 

Memang betul betapa teganya pejabat penikmat uang rakyat tsb, pada hal masyarakat sendiri masih banyak yang susah kehidupannya. Kondisi ini sangat berpotensi akan terjadi dengan melihat masifnya praktek money politik kemarin itu. Mari kita doakan agar pemimpin yang kelak terpilih dan dilantik nantinya tidak mau melakukan hal tsb di atas. Semoga...
#SalamHabonarondoBona HajukkatondoSapata#. (***)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments