Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Tindak Aksi Premanisme di Obyek Wisata BIS Annex Simarjarunjung Simalungun

Tindak Aksi Premanisme di Obyek Wisata Bukit Indah Simarjarunjung Simalungun.

Tigarunggu, BS-
Aksi premanisme yang meresahkan pengunjung di kawasan Obyek Wisata Bukit Indah Simarjarunjung (BIS) Simalungun, Provinsi Sumatera Utara hingga kini masih beraksi. Bahkan pihak pengelola sarana wisata di BIS Annex Simarjarunjung Simalungun dirugikan karena preman itu melarang pengunjung masuk ke obyek wisata yang mereka kelola.

Santi Sagar misalnya. Pengelola obyek wisata di BIS Simalungun, yakni  BIS Annex Simarjarunjung mengaku resah karena ada preman yang melarang pengunjung masuk ke wilayah obyek wisata yang mereka kelola. 

“Sabtu,20 Februari 2021 sekitar Pukul 16.30 WIB, Bisker Sitio (Preman) sedang beraksi menutup jalan dan melarang pengunjung masuk ke obyek wisata BIS Annex Simalungun. Mengakui telah menerima uang ganti rugi jalan dari pihak BIS ANNEX, tetapi masih tetap menuntut persenan sewa jalan, karena tuntutannya ditolak, maka dia menutup jalan dan melarang pengunjung masuk lokasi BIS ANNEX,” kata Santi Sagar yang memberitahukan kejadian itu lewat akun media sosialnya.


“Heran tumang awak melihat ini orang,PREMAN......PREMAN....premannya yang pakai topi,” tulis Santi Sagar sembari mengirimkan sebuah videao saat preman itu beraksi. Sehingga pengunjung yang hendak menikmati obyek wisata BIS Simalungun, pulang putar arah.

Keluhan Santi Sagar itupun mendapat tanggapan dari warganet Simalungun. 

Sarmen Saragih: Wah.....luarbiasa ya. Tapi herannya , masak keamanan dan polisi tidak turut campur ya ? Ada apa,kok kolot kali!

Santi Sagar: Sebenarnya Panggi (Sarmen Saragih), bila ada ketegasan dari pemerintah setempat dari awalnya ini masalah, saya kira tidak akan berkelanjutan seperti ini.

Kurpan Sinaga: Indonesia belum seperti di Jerman atau negara lain Mangkela (Sarmen Saragih). Keamanan dan ketertiban betul-betul dijamin oleh negaranya. Tindakan semena-mena mereka ini sudah dua tahun tanpa ada larangan tegas dari pemerintah atau polisi.

Kurpan Sinaga: Bayangkan mereka datang ke gerbang orang untuk mencegah pengunjung dengan secara terbuka membawa senjata tajam. Didepan karyawan kami tombak yang mereka bawa dihujam-hujamkan ke tanah. Bawa senjata tajam saja semestinya sudah harus ditangkap.

Rita Nensi Sihombing: Awal bulan Januari 2021 kami melintas dari sana da kami mampirlah ketoilet (lupa nama kedainya), terus sambil nunggu selesai semua fotolah kami dabah disitu langsung terasa gaya preman itu. Hanya numpang foto harus bayar Rp 10 Ribu perorang, padahal kami foto dengan latar Danau Toba bukan properti mereka. Jora dabah takkan pernah mau mampir lagi di sana.

Santi Sagar: Rita Nensi Sihombing, kalau ditempat kita di puncak dan nama nya BIS ANNEX, tiket masuk Rp.15.000/ orang tapi sudah gratis photo disemua wahana, toilet, keraoke, pakai tikar atau lesehan. Yang bayar kalau naik permainan yang ada operator seperti flying fox, pesawat, sepeda mono wheel, jadi kalu edadatang kabari ya, ngak gak usah takut, datanglah!

Farel Edward: Menangani kasus ini, tidak serumit mengatasi panglima perang kelompok di Makassar beberapa waktu yang lalu. Paling suka tawuran, pakai parang, panah dan sajam lain. Sekarang, Makassar sudah steril. Tidak ada lagi yang mengaku panglima perang kelompok. Kalau pengalaman itu dipakai di Pematangsiantar dan Simalungun, 7 X 24 jam akan bersih. Tidak ada lagi orang bertopi ini.

Riana Saragih Manihuruk: Kok masih ada preman-preman zaman sekarang? Dilaporkan saja dek, bukan dia pemilik jalan itu! Hadeuhhh.

Santi Sagar: Iya kaka (Riana Saragih Manihuruk). Sudah kulapor tadi ke polisi setempat. Polisinya datang dan pangulu. Lalu mereka mengatakan jangan ditutup dulu jalan ini. Diukur oleh BPN dulu lah. Tapi karena dia (preman) itu ngotot bilang bahwa itu lahan ladangnya dan ada sertifikatnya, maka ia tetap mau menutup akhirnya pangulu dan polisi pulang karen kami kesini bukan mau melihat-lihat apa yang mau dikerjakannya kata mereka. Padahal sudah diakui orang tuanya ganti rugi sudah diterima, heran kali lah kakak.

Warganet Simalungun meminta Polres Simalungun untuk menertibkan aksi premanisme di wilayah Simalungun, termasuk di kawasan obyek wisata yang ada di Kabupaten Simalungun. Jangan sampai ada tindakan arogansi preman yang menyebabkan warga marah sehingga timbul pertikaian berdarah di Simalungun. Segera Tindak. (Asenk Lee Saragih) 

Berita Lainnya

Post a Comment

1 Comments