Potret AJAK TUTUP TPL Hari Ke 8 Hingga Hari Ke 12 Melintasi Perbatasan Sumut-Sumbar. |
Padang, BS-Perjuangan Panjang aksi tanpa kekerasan Tim 11 Aktivis Lingkungan Toba melakukan aksi jalan kaki menuju Istana Negara di Jakarta. Aksi damai yang mengusung ajakan menutup PT Toba Pulp Lestari (TPL) yang dinilai telah merusak tatanan kelestarian alam di sekeliling Danau Toba, Sumatera Utara sudah memasuki hari ke 12 Jumat 25 Juni 2021 dan telah tiba di Bukit Tinggi, Padang Sumbar.
Tiga Icon Aktivis “AJAK TUTUP TPL” ini adalah Togu Simorangkir, Anita Martha Hutagalung (ONI), Irwandi Sirait. Tiga aktivis ini didampingi 8 Tim Logistik yang terdiri dari Cristian Gultom, Erwin Hutabarat, Ishak Aritonang, Agustina Pandiangan, Bumi Simorangkir, Lambok Siregar, Yman Munthe dan Jevri Manik.
Togu Simorangkir, bersama rekan-rekan melakukan aksi nekat sejak Senin 14 Juni 2021 mulai jalan kaki dari Toba menuju Jakarta dengan perjalanan panjang 1700 km lebih dari Toba - Istana Negara Jakarta berjalan kaki mencari keadilan untuk tanah Batak.
ONI dan Togu Simorangkir dalam perjalanan di Bukit Tinggi Sumatera Barat, Kamis 24 Juni 2021. |
Catatan Perjalanan
“Mauliate Keluarga Amang Sitanggang (+)/Br. Simanjuntak (Opung Liza) untuk jamuan yang luar biasa. Makanan yang enak dan tidur yang nyenyak. Sop Buntut malam tadi dan Mie Gomak pagi ini jumat (25/6/2021) sukses menambah kekuatan hari ini untuk jalan kaki di hari ke 12 AJAK TUTUP TPL. Mandi air panas gaiiiiz. Tuhan memberkati. AJAK TUTUP TPL. Hari ke 12. Panjang Umur Perjuangan #TutupTPL, #TutupPerusakLingkungan,” tulis Togu Simorangkir lewat akun Facebooknya.
Kemudian Anita Martha Hutagalung (ONI) juga menuliskan catatan perjalanan mereka memasuki hari ke 11, Kamis (24/6/2021).
“Hari ini Tim 11 sudah sampai di Bukit Tinggi. Dalam keadaan sehat. Dan kami saat ini bermalam di rumah keluarga Sitanggang, (mertua abangnya ito Christian Gultom). Kami disambut dengan suka cita. Makan malam bersama dengan menu sop buntut dan arsik ikan. Abis itu nyanyi-nyanyi rame-rame. Oni udah ngantuk kali weii.. jadi lebih dulu pamit masuk kamar,” tulis Oni.
“Tapi sebelum tertidur Oni simpan beberapa foto dan video kebersamaan kami tim 11 di hari ke 11. Perjalanan dari ke Bukit Tinggi banyak sekali kelokan-kelokan dengan jalan kecil. Ditambah lagi truk dan bus berseliweran dengan kecepatan tinggi. Ketua Tim Jevri Manik tidak mengizinkan kami jalan. Semua naik ke mobil. Disaat jalan sudah aman untuk pejalan kaki, barulah kami diperbolehkan jalan. Kebanyakan melewati hutan-hutan. Dan signal tak ada pulak ?,” ujar Oni.
Cerita Oni, di tempat mereka istirahat untuk makan siang tadi pun tak ada signal. Tapi dibelakang rumah makan itu ada sungai mengalir dan ada kolam dan kebun yang rindang. Mereka diizinkan yang punya untuk beristirahat di kebun itu. Sehabis makan semua anak laki-laki pada nyuci baju di sungai.
“Habis mau ngapain lagi? Signal tak ada. 2 jam istirahat disitu. Lalu lanjut berjalan kaki. Disepanjang jalan ada saja keisengan yang kami lakukan supaya kami tertawa bersama. Sampai akhirnya kami tiba di Bukit Tinggi. Capek, keringatan, badan udah gerah kali tapi Jam Gadang belum kami temukan. Masih sekitar 2 km lagi. Masih harus melangkah lagi,” cerita Oni.
“Tiba-tiba ada yang menegur, "Oni..... Bisa minta poto, istriku boru Hutagalung " katanya. Dan emang cuma bisa poto aja karena jalan ramai sekali. Akhirnya kami sampai ke Jam Gadang. Ramaaaiiiii sekali manusia, macam tak ada kejadian? Kami sempatkan berpoto untuk kenangan. Tiba-tiba ada yang teriak : "Oniiiii" Dia ternyata "mengikuti" setiap langkah Tim 11. Saat mau berpoto dia minta aku memegang perutnya,” ujar Oni semangat.
Kata Oni, sebelum pulang perempuan yang sedang hamil tersebut menyalamkan duit buat ngopi Tim 11. Tak lama datang lagi yang Ny Manik menyapa Oni dan Tim 11. Suaminya polisi, mereka bertanya apakah Tim 11 sudah ada tujuan menginap? Kalau belum mau di carikan hotel. Kami bilang sudah ada di rumah keluarga Sitanggang. Dan ternyata mereka kenal juga.
“Secara orang Batak di sedikit jadi saling kenal karena ada Persatuaannya yang diketuai oleh pak Polisi. Kami selalu dipertemukan dengan orang baik. Oleh sebab itu tak bosan-bosannya Oni berpesan. Berpikir baik, berkata baik dan berbuat baik meskipun orang tak baik. Karena kita diciptakan Tuhan baik adanya. Oleh sebab itu: #TutupTPL,” kata Oni.
Potret perjalanan Tim 11 dari perbatasan Sumatera Utara dengan Sumatera Barat, mulai dari Hari Ke 8 di Rao, Sumbar-Sungai Batang Gadis-Perbatasan Sumut-Sumbar-Senin 21 Juni 2021 hingga Bukit Tinggi Jumat 25 Juni 2021 ada dalam videoklip diatas.
Lagu pengisi Potret AJAK TUTUP TPL Hari Ke 8 Hingga Hari Ke 12 Melintasi Perbatasan Sumut-Sumbar Lagu Batak berjudul “GARA” Ciptaan Tongam Sirait yang dikutip dari Channel YouTube RSTH.
Lirik Lagu "GARA" TONGAM SIRAIT
Dung kudalani do dalan
Sipata marrimas tu rohaku
Mangalului na asing di au
Sipata ro tu rohakku
Na hubereng i torang
Gabe naeng tadingkonong ku
Dalan naung hubolus hian
Marhusori di bagasan rohakkon
Laho pajonokkon gara i
Hape naung adong do
Najumolo sian au
Lao pajonokkon lao tu si
Reff.
Alai salpu ma gara
Tinggal orbuk nama
Jala salpu ma na tiur
Na holom nama ro
Eie...ie...ie..eeeo
La..la..la.la..lala..lala...
Eie...ie...ie..eeeo
La..la..la.la..lala..lala...
Sipata ro tu rohakku
Na hubereng i torang
Gabe naeng tadingkonokku
Dalan naung hubolus hian
Marhusori di bagasan rohakkon
Laho pajonokon gara i
Hape naung adong do
Najumolo sian au
Lao pajonokkon lao tu si
Reff.
Alai salpu ma gara
Tinggal orbuk nama
Jala salpu ma na tiur
Na holom nama ro
Alai salpu ma gara
Tinggal orbuk nama
Jala salpu ma na tiur
Na holom nama ro
Eie...ie...ie..eeeo
La..la..la.la..lala..lala...
Eie...ie...ie..eeeo
La..la..la.la..lala..lala...
(Asenk Lee Saragih)
0 Comments