Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Pondok Mesum di Karang Anyer Dibongkar Paksa

KARANG ANYER–Sejumlah pondok esek-esek di lokasi wisata Karang Anyer, dibongkar paksa petugas Satpol PP Simalungun bersama petugas di Kecamatan Gunung Maligas, Rabu (28/3) sekira pukul 12.00 WIB.

Aksi pembongkaran disaksikan Kapolsek Bangun AKP Hitler Sihombing dan beberapa anggota Babinkamtibmas. Pihak kecamatan menyatakan, puluhan pengelola pondok tersebut tidak memiliki surat izin, sehingga harus ditertibkan dan dibongkar.

Camat Gunung Maligas Jawansen Damanik mengaku, tindakan bongkar-paksa sengaja dilakukan karena sebelumnya sejumlah pedagang yang menggelar pondok di tepi aliran sungai, telah diperingati agar membongkar lapak mereka.

”Para pedagang ini sudah kita peringati agar mereka membongkar lapak dagangnya, terutama pondok–pondok tertutup,” ujarnya.

Sementara, sepuluh personel Satpol PP yang membawa linggis dan besi panjang langsung membongkar bangunan yang terbuat dari bahan bambu dan beratap tenda biru. Puing–puing kayu pondok tampak berserakan di tepi sungai.

Pembongkaran dimulai dari warung milik Heni (34), warga Nagori Karang sari, Kecamatan Gunung Maligas Simalungun yang membangun Pondok – pondok di atas kawasan objek wisata Karang anyer ini, lalu petugas kembali membongkar 15 unit pondok esek–esek lain milik PakMin hingga ke kawasan objek wisata. Dalam pembongkaran kemarin, tercatat 24 pondok yang berhasil dibongkar petugas, namun beberapa pondok milik Nelman Damanik tidak dibongkar.

Menurut petugas Satpol PP, larangan pembongkaran pondok milik Nelman berasal dari camat. ”Kami hanya diperintah dan pondok ini jangan dibongkar dulu,” ujar petugas.

Camat Jawansen Damanik tampak menemui pemilik warung terlebih dahulu, sementara puluhan petugas Satpol PP tampak bersiap membongkar bangunan yang disinyalir warga kerap dijadikan tempat mesum.

Setelah bicara dengan pemilik, Camat menemui petugas Satpol PP dan petugas kepolisian dan mengatakan pembongaran selesai. Ditanya kenapa tidak dibongkar, Jawansen Damanik mengaku pihaknya memberikan tenggat waktu satu minggu untuk pengusaha membongkar sendiri bangunannya.

“Pondok ini tidak saya bongkar dulu karena kita tunggu dulu satu minggu agar mereka membongkar sendiri bangunannya,” ujar Jawansen tersenyum menuju mobilnya.

Pedagang Menangis Sejumlah pedagang yang tidak terima warungnya dibongkar, tampak menangis histeris sambil membenahi puing–puing bangunan pondoknya. Darni (35), salah seorang pemilik warung, mengaku sangat kecewa dengan sikap petugas Satpol PP ini.

 ”Kami jelas kecewa sekali mereka membongkar warung kami, tidak pakai perasaan. Padahal yang menyediakan layanan esek–esek itu, justru hotel-hotel itu,” katanya sembari menangis.

 Sejumlah pedagang juga menyampaikan kekecewaan karena beberapa pondok milik Nelman Damanik tidak dibongkar, padahal pondok itu lebih terpencil dari kerumunan pengunjung.

”Kami kecewa kenapa pondoknya Nelman Damanik tidak dibongkar. Padahal pondok miliknya itu lokasinya lebih jauh dari kerumunan pengunjung. Jadi kalau pengunjung mau berbuat mesum, jelas akan lebih mudah. Harusnya pondoknya itu juga dibongkar, kenapa hanya pondok kami?” ujar pedagang. (mag–02)

Berita Lainnya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

0 Comments