Desa Hutaimbaru, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun salah satu produsen mangga di Sumatera Utara. Namun desa tersebut hingga kini masih terisolir dari transportasi darat, khususnya dari Haranggaol dan Tongging sebagai pasar (pekan) komuditi hasil pertanian seperti bawang dan mangga. Foto Asenk Lee Saragih
Panen mangga di daerah pesisir Danau Toba, Desa Hutaimbaru, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalung tak menggemberikan bagi petani mangga desa tersebut. Harga mangga dipermainkan tengkulak hingga jauh merosot.
Lamhot Saragih (29) petani mangga Desa Hutaimbaru, mengatakan, kini harga mangga manis dari desa tersebut anjlok. Anjloknya harga tersebut akibat ulah tengkulak.
Menurutnya, awal panen mangga Maret lalu, harga berkisar Rp.6000/kg. Sementara awal April 2007 harga anjlok hingga Rp.3500/kg. Bahkan para tengkulak yang membeli mangga petani kini sudah banyak menunggak pembayaran mangga yang di jual.
“Para petani mangga hanya modal kepercayaan. Awalnya pembayaran lancar. Para tengkulak langsung datang kedesa-desa dengan menggunakan perahu kayu. Satu-dua kali pembayaran lancar, kemudian sepekan terakhir pembayaran sudah mandek,”katanya.
Pasrahnya para petani mangga kepada tengkulak, kata Lamhot, akibat biaya transportasi pengangkutan mangga ke-pekan sangat mahal, yakni mencapai Rp.7000/keranjang ukuran 50 kg.
“Biaya panen mangga ini sangat mahal. Biaya bongkar muat serta transportasi sangat mahal di kampung. Sehingga para petani mangga pasrah saja menjual mangganya kepada tengkulak. Selain harga sudah anjlok, timbangan keranjang mangga juga sering dimanipulasi,”katanya.
Para petani mangga di Desa Hutaimbaru, Nagori Purba, Soping, Bage, Soping Saba, Gaol, Kecamatan Silimakuta, Horisan Haranggaol, Kabupaten Simalungun meminta pemerintah untuk memperhatikan nasib petani mangga di desa tersebut.
Secara terpisah ketika dihubungi penulis, Pangulu (Kepala Desa) Hutaimbaru-Soping, Saudin Sidauruk mengakui kondisi harga mangga yang dipermainkan tengkulak tersebut.
Sulitnya akses transportasi dari dan kedesa itu, membuat para tengkulak semakin leluasa menentukan harga mangga. Dirinya juga mengaku tidak dapat berbuat banyak atas kondisi para petani mangga tersebut.
Mangga dari pesisir Danau Toba, Kecamatan Horisan dan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, terkenal manis dan buahnya tidak begitu besar. Pangsa pasar mangga tersebut paling banyak dipasarkan di Haranggaol, Tongging, Saribudolok, Pematang Siantar, Berastagi dan Kota Medan. Harga jual disana berkisar Rp.7000 hingga Rp.10.000/kg.Asenk Lee Saragih
Desa Hutaimbaru, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun salah satu produsen mangga di Sumatera Utara. Namun desa tersebut hingga kini masih terisolir dari transportasi darat, khususnya dari Haranggaol dan Tongging sebagai pasar (pekan) komuditi hasil pertanian seperti bawang dan mangga. Foto Asenk Lee Saragih
Mangga Hutaimbaru saat dikirim ke Jambi. Tampak istri dan anak saat hendak menyantap mangga Hutaimbaru Simalungun. Foto Asenk Lee Saragih
0 Comments