Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Pembunuh Ibu Hamil di Siantar Masih Misterius


Ponijo Curigai Satpam, Warga Curigai Ponijo
PonijoPonijoSIANTAR– Hingga Kamis (19/4) malam, kasus pembunuhan ibu yang tengah hamil 6 bulan, Siti Nurcayaha Siagian alias Ester (38) yang tewas dibacok, Rabu (18/4) kemarin di rumahnya Jalan Aman, Kelurahan Siopat Suhu, Siantar Timur belum terungkap.

 Ponijo mencurigai pelakunya satpam, tapi sebagian warga justru mencurigai Ponijo. Alhasil, pelaku masih misterius. Kasat Reskrim Polres Siantar AKP Azharuddin kepada METRO menyebutkan, dalam penyelidikan kasus tersebut, pihaknya sudah memeriksa 7 saksi, yaitu Ponijo (suami korban), Suhartati (kakak Ponijo), Ateng (abang Ponijo), Cinta (anak Ponijo), Andi Siahaan (tetangga Ponijo), Mak Kulkul (ibu Ponijo) dan Rangga (anak Ponijo).
Dalam pemeriksaan tersebut, Azharuddin mengatakan sudah mulai menemui titik terang, yang mana ES yang disebutkan Ponijo, sedikitnya perrnah tiga kali berkunjung ke rumahnya dan berbicara dengan istrinya di rumah yang dicurigai sebagai pelaku.

Akan tetapi keberadaan ES belum ditemukan sebab Ponijo tidak mengetahui persis sosok atau alamat pasti ES. Saat disinggung kemungkinan Ponijo diduga sebagai tersangka, AKP Azharuddin menegaskan, untuk suami sangat tipis kemungkinan sebagai tersangka. Begitu juga terkait kecemburuan atau perselingkuhan, ia menyebutkan belum mengarah ke sana.

Terkait barang bukti satu buah pisau dan sapu tangan yang ditemukan di lokasi kejadian, Azharuddin mengatakan, pisau tersebut belum bisa dijadikan barang bukti. Sebab pisau tersebut, walaupun sudah dicuci, harusnya meninggalkan bau amis, namun hal itu tidak ada.

Pada kesempatan yang sama, Ponijo yang masih berada di Polres Siantar saat ditemui menyebutkan, seminggu terakhir rumahnya sering didatangi seorang yang mengaku bekerja sebagai satpam di Megaland Jalan Asahan, Siantar Timur.

Ponijo yang saat itu menggunakan jaket warna biru menyebutkan, istrinya selalu terbuka dan menceritakan kalau ada tamu. Sekitar awal bulan 4, istrinya menceritakan seseorang dengan menggunakan pakaian satpam datang ke rumah sendiri.

Saat tiba, satpam tersebut mengaku hendak mencari rumah kontrakan. Saat itu, satpam tersebut menawarkan pekerjaan sebagai seorang satpam untuk Ponijo. “Saat itu, aku nasehati istriku supaya hati-hati, karena tidak mengenal ES itu dengan jelas,” katanya.

Kemudian, Ponijo mengatakan, hari Selasa minggu lalu kebetulan ia sedang tidak bekerja dan berada di rumah. Saat itu, satpam yang dimaksud istrinya datang kembali ke rumahnya menggunakan sepedamotor mio warna merah tanpa nomor polisi.

Menurut keterangan Ponijo, saat ES melihat Ponijo berada di rumah, ES terlihat gugup dan terkejut. Namun selanjutnya ES masuk dan memperkenalkan diri. ES menerangkan bahwa maksud kedatangannya bertujuan mencari rumah kontrakan biar lebih dekat dengan Megaland tempat ia bekerja sebagai Satpam.

Saat itu, ES mengatakan bahwa ia masih lajang dan masih kos di daerah Rambung Merah, sedangkan ia berasal dari Medan. Pada perbincangan tersebut, ES juga menawarkan kepada Ponijo pekerjaan sebagai Satpam di Megaland. Kemudian Ponijo mengatakan tidak mengetahui adanya tempat kontrakan. Ia mengaku belum bisa memutuskan keluar dari USI tempat kerjanya sebagai supir.

“Saat itu juga, ia mengatakan memiliki susuk sebagai penjaga badan. Yang pasti agak banyaklah cakapnya,” ucap Ponijo dengan suara gemetar dengan wajah kusam karena tidak tidur.

Disinggung soal ciri-ciri ES, Ponijo menyebutkan ES memiliki tubuh sedikit kurus, warna kulit hitam manis, rambut pendek, tidak pakai kumis dan tidak menggunakan kaca mata.

Hal ini juga sama persis yang diucapkan Cinta anak korban yang melihat seorang laki-laki yang datang bertamu ke rumahnya saat sebelum kejadian.

Rumah Korban Masih Di Police Line


Hingga Kamis (19/4), di rumah korban masih terpasang police line (garis polisi) sehingga masih terlihat dikunjungi beberapa warga.

Kapolsek Siantar Timur AKP M Haloho beserta anggotanya mendatangi kembali rumah korban dan tetap melakukan pencarian barang bukti di rumah korban. Terlihat darah korban masih menempel di lantai dan masih utuh dan belum ada dibersihkan, sebab belum ada petunjuk dari kepolisian untuk dibersihkan.

METRO yang berupaya menemui petugas satpam Megaland bernama Irawan mengaku, tidak ada satpam di Megaland berinisial ES. Bahkan dari daftar petugas berjumlah 21 orang, tidak ada. Begitu juga perusahaan lain yang menggunakan satpam khusus seperti sejumlah BANK di Megaland tidak ada mengetahui satpam berinisial ES. Demikian sejumlah warga Rambung Merah juga mengatakan, tidak mengenal ES.
Hingga saat ini ES yang disebut Ponijo masih misterius, baik sosok maupun keberadaannya. Begitu juga pelaku pembunuh Siti Nurcayaha tersebut belum tertangkap.

Empat Anak Korban Dibawa ke Kisaran Ari Zendrato suami Lena (adik korban) mengatakan, pasca persitiwa tersebut, untuk sementara empat orang anak Ponijo dibawa orangtua korban ke Kisaran, Kabupaten Asahan. Sementara anaknya yang paling kecil bernama Cindy tetap tinggal di Siantar bersama Suhartati kakak Ponijo.

Pihak keluarga korban serta empat orang anak korban pulang ke Kisaran dari Mapolresta Siantar Rabu malam.  Sebelum berangkat, Tumiar Hutagaol ibu korban kepada METRO mengatakan, harus segera pulang karena suaminya kurang sehat. Sementara itu, ia berharap agar kepolisian secepatnya dapat menangkap pelakunya, agar jiwa serta pikiran bisa tenang. Sebab bila pelakunya belum ditangkap maka pikiran selalu gelisah. “Aku tidak akan memaafkan pelakunya dan akan memenjarakan dia, terlepas siapa orangnya,” katanya.

Namun sebelum pergi, Cinta anak korban terlebih dulu melakukan sidik jari di ruang Unit PPA. Saat itu ia sedang tertidur pada gendongan keluarganya. Namun saat mau sidik jari, ia bangun dan menangis, menolak disidik jari karena dilihatnya sesuatu hal yang baru. Namun setelah dibujuk, akhirnya Cinta mau sidik jari. (mag-1)(metrosiantar.com)

Berita Lainnya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

0 Comments