Jangan Percaya Jawaban yang Beredar
SIMALUNGUN- Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Simalungun Resman Saragih meminta siswa SMA sederajat tidak mempercayai kunci jawaban UN yang beredar baik melalui internet, pesan pendek atau SMS maupun melalui media lainnya. “Jangan mempercayai informasi yang beredar, itu pekerjaan orang yang tidak bertanggung jawab.
Siswa jangan terjebak pada informasi
yang merugikan itu. Hadapi UN dengan percaya diri, jujur dan cermat,
sehingga tidak menjadi korban bocoran jawaban murahan,” ungkap Resman,
Minggu (15/4).
Resman mengatakan, jika ada bocoran jawaban UN beredar,
maka hal itu bermaksud menghancurkan nilai siswa peserta UN pada daerah
yang bersangkutan. Resman tidak yakin, kunci jawaban UN ini bisa beredar
disebabkan pengawasan ketat yang diterapkan mulai pusat hingga ke
sekolah-sekolah.
“Jawablah soal dengan kemampuan sendiri.
Tidak ada gunanya mempercayai kunci jawaban yang diberikan orang lain.
Mencontek juga tidak bisa, dalam satu ruangan terdapat lima paket soal.
Meja yang bersebelahan diberikan soal yang berbeda,” jelasnya.
Dikatakan, soal UN telah disimpan di polsek-polsek yang ada di
kecaamatan. Saat pelaksanaan UN, soal ini akan dibawa ke lokasi ujian.
Jumlah peserta UN di Kabupaten Simalungun sebanyak 9.236 siswa. Data
validasi terakhir, SMA berjumlah 5.111 siswa, Madrasah Aliyah (MA) 841
siswa dan SMK 3.284 siswa. “UN SMA diselenggarakan pada 47 sekolah dan 2
sekolah bergabung. Sedangkan di SMK penyelenggara 28 sekolah dan
bergabung 8 sekolah.
Sementara di MA diselenggarakan pada 8
sekolah. UN akan berlangsung hingga 19 April mendatang,” ungkapnya.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Simalungun Truly Anto Sinaga meminta
pelaksanaan UN tahun ini dilakukan dengan jujur. Karenanya siswa tidak
boleh percaya dengan iming-iming atau tawaran kunci jawaban soal UN dari
pihak tertentu. “Dengan menjunjung tinggi kejujuran diharapkan dapat
terwujud hasil UN yang kredibel dan objektif. Siswa harus percaya diri,
belajar dan berdoa. Ini sangat diperlukan dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan kita di Simalungun,” tegasnya. Mewakili Komisi IV, dia
mengharapkan pihak penyelenggara UN agar menjamin bahwa soal UN akan
aman dari kebocoran dengan menerapkan prosedur pengamanan soal.
Sementara dalam penyelenggaraan UN,
diharapkan semua pihak menjunjung tinggi kejujuran. Dia meminta kepala
sekolah dan guru pengawas memiliki itikad baik untuk UN jujur dan
berprestasi. “Kalau ada kunci jawaban beredar, jangan dipercaya. Itu
membahayakan Anda.
Saya mengimbau adik-adik peserta UN supaya percaya
diri dengan kemampuan sendiri. Sebab pelajar sudah dilatih mengerjakan
soal UN melalui try out dan jam tambahan belajar. Jadi tidak ada alasan
bagi para siswa untuk membuang waktu mempercayai kebenaran kunci jawaban
UN tersebut,” jelasnya. (ral)(metrosiantar.com)
0 Comments