Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Erwin dan Ponijo Ribut Soal Emas Hasil Rampokan

Kasus Pembunuhan Siti Nurcahya

SIANTAR- Informasi terbaru berkembang di tengah warga di Jalan Aman Kelurahan Siopat Suhu, Kecataman Siantar Timur. Beberapa warga menyebutkan, Erwin Siahaan tega menghabisi Siti Nurcahaya yang sedang hamil 6 bulan, karena kesal tidak dapat bagian emas hasil rampokan dengan Ponijo.
“Banyak warga mengatakan itu. Informasinya memang begitu yang berkembang di tengah masyarakat di Jalan  Aman sekitarnya ini. Erwin meminta bagian emas hasil rampokan mereka,” ujar seorang ibu rumah tangga yang minta namanya dirahasiakan. 

Dia mengatakan, berdasarkan isu yang berkembang tersebut, sebelumnya Ewrin Siahaan dan Ponijo diduga ikut bersama-sama dalam satu perampokan toko emas di sekitar Tebing Tinggi. Namun usai beraksi, Erwin disebut-sebut belum mengambil bagiannya.

Dia kemudian meminta kepada Ponijo. Namun menurut informasi lagi, Ponijo tidak memberikan dan mengatakan emas itu ada pada istrinya. “Kurasa karena emosi tak mendapat bagian dan mungkin Erwin Siahaan curiga istri Ponijo yang menyimpan emas tersebut, makanya dia sampai tega menghabisi nyawanya. Ya mungkin sajalah, kan butuh dana untuk buat pesta pernikahan,” kata beberapa warga yang turut bercerita kepada METRO kemarin.

Sebelumnya, Erwin Siahaan, tersangka pelaku pembunuh Siti Nurcahaya yang ditangkap pada Rabu (2/5) di Riau, disebut-sebut sebagai perampok kambuhan. Namun Erwin dikenal para kalangan pelaku perampokan sebagai anak cabang dari anggota U Cobra yang bermukim di Pekanbaru.

Menurut sumber yang layak dipercaya, Erwin lebih dikenal sebagai pelaku spesialis pembobol rumah kosong dan toko. Hanya saja, Erwin sering juga bergabung dengan kelompok lain untuk merampok mobil kanpas (mobil sales rokok) dan truk pengangkut sawit.

Itu dikatakan sumber yang memohon namanya tidak dimuat di koran. Menurut sumber, ia mengenal Erwin sebagai pemain kecil dan belum punya nama di kalangan perampok. Sebab pimpinan Erwin sendiri masih anggota U Cobra yang dikenal sebagai pelaku perampokan truk pengangkut sawit dan getah serta sales rokok.

Masih dari sumber, jika Erwin ‘main’ mobil kanpas atau truk pengangkut sawit dan karet, biasanya kelompok Erwin selalu beraksi di Jalinsum mulai dari Lubuk Pakam hingga perbatasan Labuhanbatu. Dalam setiap aksinya, kelompok ini menggunakan 1 unit senjata api rakitan yang dipegang ketua kelompok mereka.

Jadi menurut sumber, bisa saja Ponijo merupakan teman Erwin yang bertemu di suatu tempat dan diajak Erwin melakukan aksi perampokan.

Biasanya sehabis melakukan aksi, kelompok Erwin langsung berpencar untuk mengelabui petugas. Biasanya uang hasil kejahatan mereka dibagi 2 hari setelah mereka beraksi. Setelah seluruh uang hasil kejahatan mereka dibagi, sisanya akan distorkan oleh pimpinan kelompok mereka U Cobra. Beberapa sumber lainnya mengatakan, Erwin Siahaan baru beraksi merampok toko emas di sekitar Tebing Tinggi.

Warga Temukan Belati di Sungai

Salah seorang pria bermarga Panjaitan di Jalan Aman Siantar menyebutkan, pasca pembunuhan Siti Nurcahaya dan sebelum Erwin Siahaan ditangkap, warga berinisiatif bertanya kepaada paranormal soal kasus tersebut. Atas kesepakatan, warga pergi ke darerah Sinaksak menemui paranormal.

Dari hasil pertemuan dengan paranormal, warga disarankan untuk menyisir sungai yang berada di Jalan Aman. Sebab di sungai tersebut, barang bukti berupa pisau dibuang pelaku. Juga disbutkan, jumlah orang yang melakukan pembunuhan itu ada tiga orang.

Selajutnya Minggu (29/4) pagi, sejumlah warga pergi ke sungai dimaksud. Masyarakat menyebar ke aliran sunga. Beberapa saat kemudian, Panjaitan dan temannya menemukan pisau belati di dasar sungai. Pisau warna putih jenis stainless biasa digunakan di dapur itu akhirnya diserahkan kepada Tati, warga setempat.

Kemudian Tati dan warga lain kembali menemui paranormal tersebut dan menyerahkan pisau itu. Setelah para normal mengatakan pisau yang ditemukan warga adalah pisau yang dimaksud, warga disuruh pulang dan membawa pisau itu. Kemudian warga memanggil polisi untuk menginformasikan bahwa pisau belati ditemukan di aliran sungai.

Tidak beberapa lama, pihak kepolisian datang dan akhirnya membawa pisau itu. Namun saat Erwin Siahaan ditangkap pada Rabu (2/5) dan pihak kepolisian menunjukkan barang bukti, pisau belati yang ditemukan warga tidak diperlihatkan.

Warga Masih Khawatir

Pembahasan kasus pembunuhan Siti Nurcahaya (38) pada Rabu (18/4) lalu di rumahnya Jalan Aman, Kelurahan Siopat Suhu, Siantar Timur, belum habis. Walau Erwin Siahaan disebut pelaku tunggal sudah ditangkap petugas Polresta Siantar, warga setempat sangat penasaran terhadap motif pemnuhuhan itu. Menurut mereka, motif yang diungkapkan polisi sangat diragukan.

Saat warga berbincang dengan METRO, seorang ibu dan serta anak perempuannya melintas mengangkat perlengkapan tidur, seperti tikar, selimut dan bantal. Saat ditanya ke mana tujuan ibu tersebut, warga mengatakan, ibu serta anaknya itu warga yang tinggal di belakang rumah korban. “Mereka tinggal di dekat rumah korban itu, di bagian belakang,” ucap salah seorang warga marga Purba.

Mereka mengatakan, di sekitar rumah korban masih ada beberapa yang pindah tidur ke rumah keluarganya setiap malam. Alasan mereka pindah tidur karena dihantui rasa takut. Rasa takut yang mereka maksud, curiga pelakunya masih ada selain Erwin Siahaan.

Khususnya para perempuan langsung cepat-cepat menutup pintunya dari dalam. Walaupun suami masih di luar, tapi para istri sudah mengunci rumah dari dalam. “Seperti istriku, masih setengah sembilan malam, rumah sudah dikunci. Katanya kalau mau ke rumah ditelepon saja dulu, biar dibuka,” sebut salah seorang warga.

Para warga menceritakan bahwa rasa khawatir masih tinggi. “Bagaimana pula kami bisa mempercayai motif seperti itu. Jangankan kami, orang luar saja tak percaya,” ucap warga marga Tarigan.

Ponijo: Aku Berserah pada Yang Kuasa

Banyaknya tudingan warga bahwa Ponijo (suami korban) terlibat dalam pembunuhan tersebut, saat ditemui METRO Kamis (10/5), Ponijo mengatakan, apa yang disampaikan warga selalu diserahkan kepada Yang Kuasa. “Mau apalah kubilang Bang, aku tidak bisa melarang mereka karena itu haknya. Yang pasti, aku hanya bisa berserah kepada Yang Kuasa,” ucapnya.

Ponijo yang saat itu berada di rumah kakaknya Suhartati mengatakan, kasus ini sudah berada di tangan berwajib, sehinga hasil penyidikan diserahkan kepada pihak kepolisian. Disinggung soal pengalamannya dalam hal tindak kriminal, Ponijo mengaku selama ini berusaha mengerjakan pekerjaan halal. “Baik supir, buruh, jadi pembersih kuburan pun aku kerjakan.

Asalkan halal, tetap aku kerjakan. Sebab aku harus membutuhi anak-anakku,” ucapnya. Ia mengaku tidak hobi main judi atau mabuk-mabukan, sebab dari kecil ia hanya diajarkan untuk kerja. Pada kesempatan yang sama, Suhartati mengaku mendengar banyaknya tudingan-tudingan warga terhadap keluarganya.

Walau merasa sedih, ia mengatakan tetap sabar dan selalu menyerahkan semua kepada kepolisian. “Bahkan ada yang bilang saya menyembunyikan Ponijo. Padahal pintu rumah terbuka terus. Terkadang Ponijo keluar bawa anak-anaknya main-main. Tapi ya sudahlah, kami keluarga tetap bersabar dan yang kuasa memberikan ketabahan,” ucapnya.

Sedangkan menurut Ponijo, hingga saat ini ia belum bekerja dan masih menjaga anak-anaknya. Sebab dari tempat kerjanya, ia masih cuti menunggu kasus tersebut sudah selesai. Ia mengatakan untuk makan anak-anaknya masih dibantu Suhartati. “Dulu juga kami sering meminta bantuan kepada Kak Suhartati. Ya gimanalah, gajiku terkadang tidak cukup membutuhi keluarga,” ucapnya.

“Sebenarnya hingga saat ini aku masih sedih, tapi apa yang bisa diperbuat kalau sudah terjadi. Semoga Allah tetap memberikan jalan yang terbaik bagi kami sekeluarga,” ucapnya. (metrosiantar.com)

Berita Lainnya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

0 Comments