SIANTAR- Sekretaris
Yayasan Universitas Simalungun Herawati br Girsang mengakui menambah
gaji Ponijo Rp200 ribu per bulan di luar gaji yang telah diberikan
yayasan. Tambahan gaji ini diberikan karena Ponijo bertugas mengantar
putri semata wayangnya ke Yayasan Metodis setiap dibutuhkan.
Ditemui di rumahnya di Jalan Danau Kerinci sekira pukul 17.30 WIB, Kamis
(10/5), wanita berusia sekitar 60 tahun ini hanya mempersilahkan METRO
melakukan wawancara dari luar pagar. Saat itu, Herawati sedang duduk di
teras rumah ditemani putri semata wayangnya br Saragih.
“Anak saya, boru Saragih, tamat dari
Unimed dan sekarang mengajar Bahasa Inggris di Yayasan Metodis. Saya
dari dulu memang tidak bisa menyupir, makanya saya suruh Ponijo ngantar
dia ke Metodis kalau dia mau ngajar. Memang Ponijo itu supir yayasan,
tapi tidak salah kan kalau dia saya suruh ngantar putri saya. Saya kasih
tambahan Rp200 ribu setiap bulan sama dia,” ungkap Herawati.
Seingatnya, sebagai supir yayasan,
Ponijo baru bertugas selama setahun. Sebelum supir yayasan, dia tidak
mengetahui latar belakang kehidupan yang bersangkutan. Selama setahun
bertugas, Ponijo datang ke rumahnya saat mengantar dia dan juga
mengantar anaknya.
“Kalau dia datang ke rumah, dia biasanya
sampai halaman depan saja, tidak saya kasih masuk ke dalam rumah. Saya
juga menjaga perasaan tetangga,” jelasnya. Terkait isu perselingkuhan
dan berbagai permasalahan lain antara dia dengan Ponijo yang sudah
terpublikasi di media massa, menurut Herawati, hal itu dilontarkan
orang-orang yang tidak senang kepadanya.
“Saya menganggap itu perbuatan orang
yang tidak senang kepada saya. Dulu sewaktu saya menjabat sebagai Kabag
Umum di Pemkab, banyak juga yang tidak senang sama saya,” jelasnya. Saat
Herawati wawancara dengan METRO, beberapa kali putrinya memanggil
Herawati agar kembali ke rumah. Putrinya ini juga meminta agar Herawati
jangan terlalu banyak bicara kepada METRO. “Sudahlah Ma, suruh saja ke
kantor polisi,” teriak putri Herawati.
Inung Jarang Keluar
Sementara, para tetangga Nurhaisa Purnama alias Inung (18) di Batu V, mengaku sejak dulu Inung, calon istri Erwin Siahaan, memang jarang keluar rumah. Inung lebih dikenal sebagai anak rumahan yang memang sedikit jarang bergaul dengan teman seusianya.
Salah seorang tetangga Inung warga Jalan
Sehati, Kamis (10/5) mengatakan, kalau di lokasi itu, Inung dikenal
sebagai remaja yang jarang keluar rumah. “Ya memang dari dulu, Inung itu
jarang keluar rumah. Hal itu masih berlangsung sampai sekarang. Ia
tahan seharian saja di rumah. Memang sudah kebiasaan dia sejak kecil,”
terangnya.
Lebih lanjut wanita berambut pendek itu
menerangkan, dulu biasanya sepulang sekolah, Inung selalu di rumah.
Kalau kelua, itu hanya ke rumah saudaranya yang tidak jauh dari
kediamannya. Meski rumah mereka masih satu gang dengan rumah Inung, tapi
untuk berteman dengan anak seusianya di sana juga jarang.
Sama halnya dengan warga lain yang minta
namanya dirahasiakan, mengaku setelah kejadian itu, sikap keluarga itu
biasa saja. “Sikap mereka biasa saja terhadap tetangga di sini. Kalau
kita lihat mereka itu keluarga yang tegar. Meski bukan mereka yang
melakukan perbuatan sadis itu, ya tetap pasti adalah imbasnya sama
keluarga. Sebab Erwin itu kan bakal calon menantunya,” ungkapnya.
Saat ditanya apakah Erwin sering datang
ke kampung tersebut, wanita itu mengatakan, mereka tidak begitu
memperhatikannya. Memang ia pernah ke kampung sini tapi tidak begitu
diperhatikan. Keluarga Inung juga pernah mengundangnya untuk makan-makan
saat lamaran itu. Sementara di rumah Inung, keluarga itu masih tetap
kelihatan syok.
Bahkan saat awak koran ini mencoba
kembali melakukan wawancara, ibunya Inung mengaku bahwa tidak ada lagi
yang perlu dipertanyakan.
“Sudahlah, ga ada lagi yang perlu
ditanya-tanya. Keluarga kami sudah capek, nggak ada urusan kami. Kalau
mau menanya, langsung saja sama keluarganya di sana, jangan sama kami.
Kami tidak tahu apa-apa,” terang ibu Inung. (metrosiantar.com)
0 Comments