Tugu Adipura Siantar. Foto Asenk Lee Saragih.
SIANTAR- Walikota
Siantar Hulman Sitorus dan Wakilnya Koni Ismail Siregar diduga pecah
kongsi karena pengaruh pembisik-pembisik di sekitar walikota, salah
satunya staf khusus walikota Eliakim Simanjuntak. Pecah kongsi diduga
telah terjadi beberapa bulan belakangan ini.
Anggota Komisi III DPRD Siantar M Rivai Siregar dihubungi, Minggu (20/5)
menyebutkan, indikasi Hulman dan Koni pecah kongsi sudah terlihat dalam
beberapa bulan belakangan. Keduanya sudah jarang tampil bersama di
depan publik.
Dia mengingat, momen yang diikuti
walikota saja, antara lain acara Pemuda Pancasila, Bank Sumut dan KNPI
di Siantar Hotel hingga peresmian tugu Radjamin Purba di Universitas
Simalungun. Paling terlihat bahwa diantara keduanya pecah kongsi, saat
rapat paripurna DPRD beberapa hari lalu.
“Saya menduga pecah kongsi antara Hulman
dan Koni disebabkan adanya pembisik di sekitar walikota, bisa saja itu
staf khusus atau yang lain. Mungkin saja selama ini wakil walikota sudah
tidak dilibatkan lagi dalam setiap pengambilan keputusan di Pemko
Siantar. Bisa saja walikota lebih percaya kepada pembisik itu daripada
wakil walikota,” jelasnya.
Ditambahkan, bukan rahasia umum lagi di
Kota Siantar, kalau staf khusus walikota memiliki peran penting dalam
menjalankan roda pemerintahan di Siantar. Bahkan ada istilah di tengah
masyarakat Siantar ini ada ‘Walikota Bayangan’.
Senada, anggota Komisi I DPRD Aulul
Imran juga menyebutkan hal sama. Dia menduga Hulman-Koni pecah kongsi
karena adanya pembisik-pembisik di sekitar walikota. Dia berharap
Walikota Siantar Hulman Sitorus tidak terlalu percaya kepada pembisik
ini.
Wakil Ketua Partai Demokrat Kota Siantar
Rocki Marbun menyebutkan, dugaan pecah kongsi Hulman dan Koni diduga
sudah terjadi pada pemberian kewenangan kepada wakil walikota. Selama
ini walikota diduga sudah tidak memberikan hak dan wewenang Koni Ismail
Siregar sebagai Wakil Walikota Siantar.
Selain itu, menurut Marbun, benih-benih
pecah kongsi antara Hulman dan Koni disinyalir mulai terjadi saat proses
pencalonan Hulman Sitorus sebagai Ketua Partai Demokrat Kota Siantar.
Diduga kuat saat itu, beberapa kalangan dari dalam dan luar Partai
Demokrat menginginkan Koni Ismail Siregar sebagai Ketua Partai Demokrat
Kota Siantar.
Staf Khusus Walikota Eliakim Simanjuntak
dihubungi melalui telepon selulernya tidak mau memberikan komentar.
Eliakim sempat melakukan wawancara beberapa detik dengan METRO. Namun
saat disinggung ingin melakukan konfirmasi terkait masalah ini, Eliakim
langsung mematikan telepon selulernya. “Ya, apa itu,” kata Eliakim
singkat.
Eliakim juga tidak memberikan balasan
saat dikirimi pesan pendek terkait pernyataan salah satu penyebab Hulman
dan Koni pecah kongsi karena pembisik, salah satu pembisik itu, Eliakim
Simanjuntak.
Wakil Walikota Siantar Koni Ismail Siregar belum bisa ditemui. Mulai pagi hingga sore, kediaman pribadi Koni di Jalan SM Raja terlihat kosong. Begitu juga di rumah dinas wakil walikota di Jalan KSAD, Koni Ismail tidak terlihat. Pengakuan salah satu personel Satpol PP, Koni Ismail mulai Sabtu pagi sudah meninggalkan rumah dinas.
Sebelumnya, dalam seminar KNPI Kota
Siantar di Convention Hall, Siantar Hotel, Jumat (11/5) lalu, Hulman
mengatakan, dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, satu-satunya yang
berpeluang menggantikan walikota adalah wakil walikota. Adanya peluang
itu, kata Hulman, membuat wakil walikota melakukan manuver politik untuk
mendapatkan jabatan itu.
“Sesuai Undang-Undang 32 tahun 2004,
satu-satunya yang bisa menjadi walikota adalah wakil walikota. Satu hari
dilantik dia sudah ingin jadi walikota. Yang tinggi kepentingan
politiknya adalah wakil walikota. Untung Pak Koni baik,” kata Hulman
saat itu. Sementara, Kabag Humas Pemko Siantar Daniel Siregar dihubungi
melalui telepon selulernya, membantah walikota dan wakil pecah kongsi.
Menurutnya, ketidakhadiran wakil pada
rapat paripurna Senin dan Rabu disebabkan wakil walikota sedang tugas
luar dan tugas luar itu sepengetahuan walikota. “Wakil walikota tugas
luar mulai Senin hingga Kamis, surat tugasnya ada dan itu sepengetahuan
walikota,” jelasnya.
Dia juga menepis informasi dari Satpol
PP penjaga rumah dinas wakil walikota yang menyebutkan Koni Ismail pada
dua hari itu berada di rumah dinas dan menerima tamu. (metrosiantar.com)
0 Comments