Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Kisah Siti Nurcahya Dengan Problem Ekonomi Hingga Maut Menjemputnya


Siti Nurcahaya (38), korban pembunuhan tragis dikenal sebagai tukang cuci pakaian warga. Restu (75), warga Jalan Sinar Tani, Kelurahan Asuhan, Siantar Timur yang mengaku pernah menjadi majikan cucinya selama hampir setahun. Dia mengenal Siti sebagai pribadi orang yang baik. Karena selama menjadi majikannya, Restu tidak pernah merasa dirugikan.

Ketika Siti bekerja bersamanya, Ponijo diketahuinya pekerja bangunan. Melihat keadaan keluarga Siti yang memiliki banyak anak, Restu merasa iba, kemudian menyuruh Siti bekerja di rumahnya sebagai tukang cuci pakaian. Tawaran itu diterima Siti dengan senang hati. Penghasilan dari mencuci pakaian itu bisa untuk membantu perekonomian keluarga. 

Setiap kali mencuci, malamnya pakaian terlebih dahulu direndam, sehingga paginya, Siti tinggal mencuci tanpa harus merendam. Sesekali usai mencuci, Siti curhat kepada Restu. Cerita mereka lebih sering membahas masalah ekonomi keluarganya. Di mana dalam rumah itu terdapat 8 orang anggota keluarga, Ponijo, Siti, mertuanya dan 5 orang anaknya. Sementara penghasilan Ponijo sebagai pekerja bangunan hanya sedikit. Keluhan ini sering diungkapkan Siti kepada majikannya.

Tingkah laku Siti yang baik, akhirnya berhasil mendekatkan diri kepada keluarga Restu. Sehingga Restu tidak lagi menganggap Siti sebagai tukang cuci di rumah itu, melainkan sebagai saudara. Ketika Restu berbelanja ke pasar, dia selalu ingat Siti. Kadang dia membelikan ikan basah, cabai, bawang atau yang lainnya dari pasar dan memberikannya kepada Siti.

“Ti, ini ada Ibu belikan sedikit ikan buat kamu,” kata Restu setiap kali membawa belanjaan untuk Siti. “Makasih banyak ya Bu,” jawab Siti, ditirukan Restu. Restu mengaku, dia sering lupa kalau Siti sudah meninggal dunia. Setiap kali pulang dari pasar, saat melintas dari depan rumah Siti, rasanya Restu ingin memberi ikan yang dia beli.

Hampir satu tahun Siti bekerja di rumah Restu. Selanjutnya, Ponijo mendapat kerja sebagai supir di Uneversitas Siamalungun (USI). Tak lama setelah Ponijo bekerja, Restu kemudian berencana mencuci baju sendiri. “Ti, suamimu kan sudah dapat kerjaan tetap, jadi mulai sekarang ibu mau cuci baju sendiri saja,” kata Restu saat itu.

Enam bulan Siti berhenti bekerja dari rumah Restu, kemudian mereka mendapat kabar dari tetangga bahwa Siti telah dibunuh. Mendapat informasi itu, Restu langsung menuju rumah Siti. Namun terlihat di sana polisi sudah berjaga di lokasi kejadian. “Saya saat itu sangat memohon kepada polisi untuk melihat Siti. Akhirnya polisi memperbolehkan masuk ke rumah. Sembari menangis, saya melihat Ponijo suami korban hanya muka sedih, namun tidak menangis,” katanya. (metrosiantar.com)

Berita Lainnya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

0 Comments