Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Pembunuh Siti Nurcayaha Siagian Ditangkap di Perawang, Riau


Ponijo Kemungkinan Terlibat
SIANTAR–Titik terang pengusutan kasus pembunuhan ibu hamil enam bulan, Siti Nurcayaha Siagian (38), mulai menemui titik terang. Pria berinisial ES yang dicurigai sebagai pelaku, ditangkap di sebuah tempat di Perawang, Riau, Kamis (4/5) sore. Saat berita ini diturunkan, petugas masih dalam perjalanan memboyong ES ke Siantar. 

Sementara, berdasarkan pantauan koran ini hingga pukul 02.00 WIB dinihari, Ponijo masih berada di ruang penyidik Reskrim Polresta. Ponijo tampak dijaga ketat oleh petugas jaga dan penyidik sembari menunggu ES tiba di Siantar. Di lingkungan Mapolresta, beredar isu bahwa Ponijo kemungkinan terlibat dan berpeluang ditetapkan sebagai tersangka. 

Diduga, ES merupakan suruhan Ponijo atau sebaliknya, ES membunuh Siti akibat suatu kesepakatan dengan Ponijo. Hanya saja, isu ini belum bisa dikonfirmasi baik kepada pihak kepolisian maupun yang bersangkutan.

Sumber terpercaya di kepolisian menyebutkan, petugas dari Polres Pematangsiantar yang membawa ES diperkirakan tiba di Siantar pada Jumat (4/5) subuh atau pagi. Menurut sumber, penangkapan dilakukan berdasarkan bantuan pacar ES yang beralamat di Batu Lima Jalan Asahan. Polisi berhasil menyelidiki bahwa ES sering berkunjung ke salah satu rumah di Batu 5 Jalan Asahan Pematangsiantar.

Setelah diselidiki, rumah tersebut ternyata rumah pacar ES. Dengan putri pemilik rumah itu, ES bahkan sudah berencana menikah tanggal 15 Mei mendatang. Masih berdasarkan penyelidikan, ES sudah sering tidur dan menginap di rumah tersebut. Saat ditanya siapa nama pemilik rumah dan putrinya yang menjadi pacar ES, sumber enggan memberitahu.

Namun, katanya, di rumah pacar ES itu ditemukan barang-barang milik ES, yaitu ikat pinggang satpam, pakaian satpam dengan nama ES, serta berkas kartu keluarga dan KTP milik Ponijo. Berkas itu diminta ES kepada almarhum istri Ponijo untuk keperluan administrasi melamar satpam. 

Kemudian barang-barang itu dibawa dan diamankan polisi sebagai barang bukti. Kemudian karena pacar ES sudah mendengar bahwa ES terkait dalam kasus pembunuhan Siti Nurcahaya, ia kemudian bersedia bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mencari keberadaan ES.

Pacar ES itu lalu bertanya di mana keberadaan ES dan kenapa pergi tanpa permisi, padahal rencananya mereka akan menikah pada tanggal 15 Mei 2012. ES tak memberikan alasan yang jelas, tapi malah menyuruh pacarnya datang ke Pekanbaru untuk menemuinya. Bersama polisi, pacar ES berangkat ke Riau hingga akhirnya ES ditangkap.

Kepada METRO, sumber tersebut mengatakan bahwa ES adalah warga Silulu, Kecamatan Bandar Malela, Simalungun dan sudah pernah menikah namun bercerai. Dan pada Rabu (18/4) sekitar pukul 20.00 WIB, pihak keluarga ES sudah datang ke rumah pacarnya untuk pinangan (lamar). Dengan demikian, ES melamar pacarnya pada malam setelah kejadian. Pembunuhan itu sendiri terjadi pada Rabu (18/4) sekitar pukul 08.45–09.45 WIB. “Memang, ES belum ditetapkan sebagai tersangka. Dia masih akan diperiksa terlebih dahulu,” ujar sumber.

Informasi yang disampaikan sumber kepada METRO diperkuat amatan METRO di ruang penyidik Reskrim Polres Pematangsiantar. Kamis (3/5) sekitar pukul 13.00 WIB, beberapa perempuan tampak berada di ruangan tersebut. 

Saat keluar dari ruangan, salah seorang perempuan paruh baya bertubuh kurus mengaku sedang diperiksa. Ia mengaku orangtua ES. Saat ditanya keberadaan ES, ia menjawab sedang berada di jalan. Selain itu, juga tampak dua perempuan terlihat sedang dimintai keterangan.

Tak ketinggalan, di ruang Reskrim tampak Ponijo (suami korban) dan suhartati (kakak ipar korban).
Kepada METRO, Suhartati menyebutkan bahwa kedatangannya ke Polresta hanya untuk mengantar Ponijo karena Ponijo diminta polisi datang karena menunggu ES. 


Ditanya dari mana ES datang, ia enggan memberitahu. Suhartati terlebih dahulu pulang, sementara Ponijo masih berada di ruang Reskrim.
Kasat Reskrim Polres Pematangsiantar AKP Azharuddin saat dikonfirmasi soal penangkapan ES, lewat pesan singkat Azharuddin membenarkan adanya penangkapan tersebut.

Sekedar mengingatkan, Siti Nurcahaya (38) yang sedang mengadung 6 bulan tewas dibantai pada Rabu (18/4) sekitar pukul 09.00 WIB di rumahnya di Jalan Aman, Kelurahan Siopat suhu, Siantar Timur.
Peristiwa pembunuhan itu membuat komplek Jalan Aman Gempar, sebab identitas pelaku tidak diketahui. Bahkan barang bukti pelaku pembunuhan tidak berhasil ditemukan di lokasi kejadian. Akibatnya, kepolisian sulit melacak pelaku.

Namun salah satu orang yang dicurigai sebagai pelaku ialah pria inisal ES yang sebelum kejadian, sedikitnya 4 kali pernah datang ke rumah korban. ES selalu datang pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB ketika Ponijo bekerja sebagai supir di Yayasan USI.

Kedatangan ES selalu diceritakan korban kepada suaminya. ES mengaku bekerja sebagai satpam di Megaland dan datang untuk mencari rumah kontrakan. ES sekaligus menawarkan kepada suami korban pekerjaan sebagai satpam.

Kepada istrinya, Ponijo tetap menganjurkan hati-hati bila ada tamu yang tidak dikenal berkunjung ke rumah. Suatu hari, Ponijo tidak kerja karena sakit, dan kebetulan ES datang. Di situlah ES bertemu dengan Ponijo setelah sedikitnya 3 kali datang sebelumnya saat Ponijo tidak berada di rumah.

ES pada saat itu tetap menyampaikan alasan untuk mencari tempat kontrakan dan menawarkan pekerjaan kepada Ponijo sebagai satpam. Namun saat itu Ponijo belum memutuskan menerima tawaran ES karena masih bekerja sebagai supir di Yayasan USI.

Lalu pada Selasa (17/4), satu hari sebelum kejadian, ES kembali bertamu. Namun ia tidak bertemu dengan Ponijo karena sedang bekerja. Dalam perbincangan antara Siti dan ES, ES tetap berjanji mencarikan kerja sebagai satpam untuk Ponijo. ES kemudan meminta KTP, Kartu keluarga milik Ponijo. Korban memberikan hal itu dengan harapan suaminya mendapat pekerjaan yang lebih baik.

Kedatangan ES tersebut tetap diberitahukan kepada Ponijo termasuk juga data pribadinya yang diberikan ES. Namun Ponijo hanya bisa pasrah. Lalu Rabu (18/4) sekitar pukul 10.30 WIB, korban ditemukan tewas bersimbah darah. Sejak kejadian itu, ES tidak pernah lagi datang ke rumah Ponijo. (metrosiantar)

Berita Lainnya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

0 Comments