BANDAR- Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) milik PT Prima Sauhur Lestari di Huta III, Nagori Pematang
Kerasaan, Kecamatan Bandar, Simalungun membuang limbah ke Sungai
Bahbolon melalui parit limbah yang terhubung langsung ke sungai.
Akibatnya, air yang digunakan warga untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK)
kini tercemar.
Suratman (42), warga Nagori Pematang Kerasaan, ketika ditemui METRO
Jumat (18/5) mengatakan, warga sangat mengeluhkan sikap pengusaha PKS
tersebut yang sembarangan membuang limbah ke Sungai Bahbolon. ”Selama
ini kami sudah resah dengan sikap pengusaha pabrik kelapa sawit itu.
Soalnya mereka secara terang-terangan membuang limbah ke sungai.
Akibatnya air sungai menjadi bau dan gatal,” jelasnya.
Katanya, warga yang keberatan pernah
mendatangi kawasan pabrik kelapa sawit tersebut, namun pimpinan pabrik
ini justru mengabaikan keluhan warga ini. Bahkan warga justru diusir
oleh pengusaha pabrik ini.
”Kami sudah pernah mendatangi pabrik itu
beramai-ramai, tetapi manajernya justru marah-marah pada kami. Padahal
apa yang kami sampaikan sudah kami rasakan, termasuk rasa gatal dan
corong parit pembuangan limbah tersebut,” jelasnya.
Dia menjelaskan, pabrik yang mengolah
buah kelapa sawit sekitar tiga puluh ton per jam ini tidak memiliki
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) industri hingga mereka membuang
limbah langsung ke Sungai Bahbolon yang berada sekitar dua ratus meter
dari kawasan pabrik ini.
Marfin (34), salah seorang mantan
pekerja PT Prima Sahur Lestari mengatakan, pabrik ini memiliki kapasitas
pengolahan tiga puluh ton per jam. Sementara pasokan buah sawit yang
diolah pabrik ini sebagian besar berasal dari Tebing tinggi dan kawasan
Ujung Padang.
”Selama satu tahun bekerja di pabrik itu, setahu saya
pabrik itu mengolah tiga puluh ton per jam dan kebanyakan buah sawit
yang diolah mereka berasal dari perkebunan warga di Tebing tinggi dan
sisaya dari Ujung Padang,” ujarnya.
Amatan METRO, di lokasi pembuangan
limbah pabrik kelapa sawit ini hanya berjarak sekitar dua ratus meter
dari gerbang pintu depan pabrik. Cerobong parit aliran limbah industri
ini terlihat jelas mengucur ke Sungai Bahbolon. Akibat dari penyebaran
limbah industri ini, air sungai menjadi berwarna kehitam-hitaman.
Bahkan, warga mengatakan, ikan pun tak ada di sungai tersebut akibat
limbah pabrik itu.
Sementara, manajer perusahaan yang
hendak dikonfirmasi tidak berada di tempat. P Sinaga, satpam pabrik
tersebut mengatakan bahwa manajer pabrik sedang berada di Medan. ”Besok
saja datang kembali. Soalnya manajer lagi ke Medan. Soal limbah saya
tidak tahu masalah itu,” jelasnya. (metrojambi.com)
0 Comments