PEMATANG BANDAR- Petani
di Kecamatan Pematang Bandar mengeluhkan kelangkaan puypuk subsidi di
daerah mereka. Sejumlah petani tidak mendapatkan jatah pupuk sejak
seminggu terakhir karena di Koprasi Unit Desa (KUD) dan kios pertanian
pupuk bersubsidi kosong pasokan.
Warga menduga, pupuk subsidi telah dijual kepada pengusaha. Kondisi ini
pun mengakibatkan petani mengurungkan niat memupuk lahan pertanian
mereka. Riswan Efendi (48), petani cabai dan kacang panjang, warga
Nagori Suka Rakyat, Kecamatan Pematang Bandar mengatakan, sejak seminggu
terakhir dirinya dan sejumlah petani tidak dapat memupuk lahan
pertanian mereka karena kekosongan pupuk di sejumlah kios dan KUD di
kawasan Pematang Bandar.
”Kami sendiri heran kenapa pupuk ini
menjadi langka sejak seminggu terakhir. Padahal kami sudah saatnya
melakukan pemupukan rutin. Akibatnya terpaksa kami undurkan karena
pupuknya yang langka,” ungkapnya. Akibat kelangkaan tersebut, para
petani pun curiga pupuk bersubsidi ini telah dijual ke pihak pengusaha
yang memiliki lahan pertanian ratusan haktare.
Akibatnya warga yang memiliki lahan
kecil jadi kekurangan pasokan pupuk. ”Menurut kami langkanya pupuk ini
disebabkan karena banyak pupuk bersubsidi dijual ke pengusaha kelapa
sawit di kawasan Perdagangan, Ujung Padang dan Bosar Maligas dengan
harga tinggi, makanya mereka mau saja memberikannya.
Soalnya saya sering melihat pupuk
bersubsidi dibawa pakai coltdiesel dari KUD Kandangan menuju arah
Perdagangan,” jelasnya. Katanya, pupuk NPK subsidi dijual Rp90.000 per
zak, sementara pupuk non subsidi dijual sekitar Rp180.000 per zak..
Sementara, Ketua Gapoktan Gunung
Maligas, Sahrul mengatakan, seharusnya, pupuk subsidi tersebut dijual
kepada kelompok tani yang luas lahannya tidak di atas dua hectare. Jika
lebih dari dua hectare, mereka harus membeli pupuk non subsidi.
Sementara pemilik Koprasi Unit Desa
(KUD) Kadangan di Nagori Wonosari Kecamatan Pematang Bandar yang hendak
dikonfirmasi tidak berada di tempat. Salah seorang pekerjanya mengaku
bahwa pemiliknya sedang berada di Perdagangan. (metrojambi.com)
0 Comments