Soal Dugaan Kecurangan Penjualan Bobot Gas
KERASAAN- Dugaan
kecurangan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) milik PT Nusa
Indah Alam Lestari, dengan menjual gas elpiji tak sesuai bobot membuat
warga marah. Mereka meinta agar pihak terkait, khususnya Pertamina turun
langsung untuk memeriksa perusahaan yang terletak di Nagori Pematang
Kerasaan, Kecamatan Bandar, Simalungun ini.
Hariyani (34) pemilik warung di sekitar SPBE tersebut, Senin (7/5)
mengaku, bobot gas yang berasal dari perusahaan tersebut tak sesuai
bobot. Katanya, dalam sehari dua tabung gas 15 kg pasti habis digunakan
untuk jualan goreng. Tetapi saat dia menimbang beratnya, sering lebih
ringan dan bobot yang benar dan gas lebih cepat habis dari biasanya.
“Saat saya timbang, berat gas elpiji itu
hanya 2 kg. Padahal seharusnya beratnya 3 kg. Harusnya Pertamina
melakukan sidak,” kesalnya. Neni, warga Pematang Kerasaan juga
mengatakan hal yang sama. Katanya, seharusnya pihak Pertamina melakukan
pemeriksaan rutin ke beberapa SPBE agar kecurangan-kecurangan yang
mungkin dilakukan pihak SPBE bisa segera ketahuan.
“Kalau SPBE dibiarkan beroperasi sendiri
tanpa pengawasan, bisa saja mereka akan bertindak sesukanya dan malah
masyarakat yang dirugikan,” ujarnya. Sonti Manurung (43), salah seorang
penjual gas elpiji di Nagori Pematang Kerasaan mengatakan, selama ini
dirinya membeli gas elpiji dari PT Nusa Indah Alam Lestari dalam jumlah
besar.
Diakuinya, banyak warga yang protes ke
warungnya karena berat gas elpiji yang dibeli tidak sesuai bobot yang
sebenarnya. “Mereka sering datang kemari dan protes. Kalau memang
begitu, pertamina harus turun langsung kemari dan melakukan
pemeriksaaan,” ujarnya.
Terpisah, Humas SPBE PT Nusa Indah Alam
Lestari Joni Tampubolon mengatakan, selama ini pihaknya tidak pernah
mengurangi bobot gas elpiji. ”Kita tidak pernah mengurangi bobot gas
elpiji yang kita jual. Saya pun tak pernah dengar ada warga yang
protes,” ujarnya. Katanya, gas yang mereka jual merupakan gas subsidi
untuk rakyat. (metrosiantar.com)
0 Comments