Pasalnya, setelah dimekarkan menjadi dua kecamatan, yakni Kecamatan
Panei dan Panombean Panei, daerah Kecamatan Panei tidak memiliki
fasilitas sekolah menengah atas (SMA) sederajat.
Karani Lubis (70) yang lebih dikenal
dengan panggilan Oppung Eva Lubis, Oppung Josua Sitorus, Oppung Brian
Manurung, Oppung Indah Manullang, A Lumbangaol dan R Sormin, warga
Kelurahan Panei Tongah, kepada METRO, Rabu (23/5) menjelaskan, niat
orangtua di Kecamatan Panei untuk menyekolahkan anak-anaknya sangat
besar. Terbukti rata-rata anak-anaknya disekolahkan ke Pematangsiantar
untuk tingkat SMA sederajat, atau sebagian melanjut di SMAN 1 Panombean
Panei.
”Dari sisi ekonomi, masyarakat harus
mengeluarkan biaya tambahan untuk anak-anak jika sekolah di Siantar,
yakni biaya ongkos pergi-pulang atau biaya biaya makan dan perumahan
jika menumpang tinggal di Siantar,” kata Oppung Eva Lubis.dia
menambahkan, sangat wajar Pemkab Simalungun menyediakan fasilitas
sekolah di sekitar Panei, terutama SMK karena sekolah kejuruan dapat
menciptakan sumber daya terampil yang dapat langsung bekerja.
“Sekolah pertanian memang yang paling
cocok, karena masyarakat di sini sebagian besar adalah petani. Tetapi
jika sekolah menengah kejuruan dengan berbagai jurusan juga akan lebih
baik,” kata Lubis.
Lubis menerangkan, usulan pembangunan sekolah kejuruan telah beberapa dicetuskan oleh masyarakat, baik dalam pertemuan-pertemuan maupun dalam musyawarah rencana pembangunan kecamatan.
Persoalan selama ini yang menjadi
ganjalan, menyangkut penyediaan lahan. “Sebenarnya, jika pemerintah mau,
ada lahan milik pemerintah di samping kantor Badan Penyuluhan
Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) di Jalan
Siantar-Saribudolok, yang selama ini terkesan ditelantarkan,” katanya.
Dia menambahkan, akan menjadi kemajuan besar bagi Panei dan sekitarnya jika memiliki sekolah kejuruan. Bagi orangtua, tugas pengawasan kepada anak akan lebih maksimal karena mudah dijangkau.
Sementara bagi anak-anak, suasana yang
masih sejuk dan aman di sekitar Panei akan mendukung konsentrasi
belajar. Terpisah, Anggota DPRD Simalungun yang juga putra Kecamatan
Panei, Pantas Sitanggang mengaku telah mengetahui adanya aspirasi dari
masyarakat Panei dan sekitarnya, termasuk Kecamatan Panombean Panei,
tentang adanya keinginan masyarakat akan adanya fasilitas SMK.
Bahkan, ketika dirinya masih berada di
Komisi IV DPRD Simalungun yang menangani masalah pendidikan, usulah
tersebut telah disampaikan dan diperjuangkan. “Pemikiran masyarakat
melanjutkan pendidikan SMK merupakan salah satu cara untuk mengurangi
pengangguran, karena selama ini lulusan SMA jika tidak melanjutkan
pendidikan sulit mendapatkan pekerjaan,” kata Pantas Sitanggang.
Ditambahkannya, Pemkab Simalungun pada
prinsipnya setuju, tetapi dalam program pembangunannya, terganjal soal
penyediaan lahan. Pemkab Simalungun memberikan opsi untuk lokasi SMK
tersebut di Nagori Batu XX, di atas lahan eks PTPN IV Unit Kebun
Marjandi yang habis masa hak guna usahanya.
“Sebagai putra Panei Tongah dan sebagai
Anggota DPRD Simalungun, saya akan tetap mengawal usulan tersebut. Hal
itu telah saya tegaskan dalam pandangan akhir Fraksi Golkar pada
pengesahan APBD tahun 2011,” terang Pantas. (METROSIANTAR.COM)
0 Comments