
Sebelum kejadian, Daniel bersama salah seorang perempuan bernama Endang
(18) warga Marihat Andarsi, Kecamatan Siantar, Simalungun mengggunakan
sepedamotor honda Revo BK 5161 TAJ datang ke salah satu warnet di Jalan
Kartini. Tiba di warnet itu, Daniel masuk ke kamar 4 dan mengajak Endang
melihat internet.
Sekitar 40 menit kemudian, salah seorang
warga memberitahukan kepada warga lain termasuk orangtua Kiki, orang
yang dicarinya sedang berada di warnet. Tidak beberpa lama, warga pun
datang ke warnet tersebut, setelah dipastikan Daniel pun langsung
digebukin warga tanpa perlawanan. Akibatnya korban babak belur.
Sementara Endang yang tidak mengerti persoalan langsung menangis.
Alhasil peristiwa tersebut, mengundang
perhatian warga setempat begitu juga yang melintas, turut serta
menyaksikan Daniel dihajar. Lalu-lintas pun sempat macet. Beruntung
polisi langsung datang ke TKP, dan Daniel langung dimasukkan ke mobil
dan dan dibawa ke Polres Siantar.
“Semalam (Minggu 3/6) dia membawa
putriku keliling Siantar yang mengaku bahwa ia seorang dokter dan
membawa putriku ke warnet.
Beruntung putriku langsung melarikan
diri saat Daneil membayar tagihan internetnya,” ucap Hendrianto. Ia
menjelaskan, ketika itu Minggu (3/6) pukul 10.00 WIB saat putrinya
bernama Kiki (13) sedang Jalan kaki di Jalan Jawa tiba-tiba dihampiri
Daniel. Kemudian Daniel mengatakan, ia adalah teman ayahnya dan mengaku
sebagai dokter.
Daniel juga mengatakan kepada Kiki,
ayahnya memiliki utang Rp50 juta untuk perobatan Kakek Kiki. Daniel juga
mengatakan, ia hendak menitipkan roti kepada ayahnya, namun sebelumnya
dia pergi dulu ke RS.
Karena masih kelas 1 SMP, Kiki percaya ucapan Daneil. Dia pun menuruti ajakan untuk naik sepedamotornya.

Di warnet tersebut, Kiki diperlihatkan
cara dokter membedah manusia termasuk bagaimana cara menjahitnya. Kiki
yang merasa tidak bercita-cita sebagai dokter sudah mulai curiga
terhadap tingkah Daniel. Tidak beberapa lama, Daniel pergi ke depan
untuk membayar tagian internetnya, saat itu dimanfaatkan Kiki untuk
melarikan diri.
“Aku langsung pulang dan memberitahukan
kepada Bapak, tapi setelah kami mencari lagi, dia sudah tidak ada,” ucap
Kiki kepada METRO saat bersama ayahnya di Mapolresta Siantar.
Endang Korban Kedua
Daniel yang gagal pada Minggu (3/5) karena Kiki berhasil melarikan diri, ternyata tidak membuatnya jera. Besoknya Senin (4/6) dia mengajak Endang (18) yang bekerja di toko kain lantai 2 gedung dua Pasar Horas. Lewat telepon, Daniel memberitahukan bahwa ia adalah tukang jualan di gedung 1 lantai 1 Pasar Horas. Dia menawarkan Endang untuk berjualan sepatu di lantai 1, karena gajinya lebih besar.
“Aku tidak tidak tau dari mana dia tau
nomorku. Memang pada hari Sabtu semalam sewaktu aku ke kios untuk isi
pulsa, sepertinya ada seseorang mengikuti aku. Mungkin ia meminta
nomorku sama penjaga kios itu,” sebutnya.
Pada saat itu, Daniel langsung mengirim
sms dan mengajak Endang untuk bekerja berjual sepatu dan gajinya lebih
besar. Mendapat tawaran itu, Endang mengaku akan memikirkannya.
Seninnya, Daniel mengajak Endang ketemuan di Ramayana untuk membicarakan
soal pekerjaan tersebut. Sekitar pukul 09.00 WIB, mereka akhirnya
bertemu di salah satu warung di depan Ramayan.
Seperti biasanya Daniel yang menggunakan
sepedamotor Revonya dan membawa Endang keliling kota. Di atas
sepedamotor Daniel mengaku sebagai pedagang kain butik dan hendak
menunjukkan contoh butik di internet.
Kemudian mereka singgah di warnet
Ramothy Jalan Kartini tempat sebelumnya Kiki dibawa Daniel.
Lalu tersangka memesan kamar 4 dan
mengajak Endang ikut melihat butik-butik di internet. Ternyata
keberadaan Daniel diketahui warga. Namun Daniel tidak menyadari, dia
sedang dicari-cari orangtua Kiki karena satu hari sebelumnya membawa
anaknya.
Tidak beberapa lama, puluhan warga
mendatangi Daniel dan langsung menggebukuinya hingga wajahnya
lebam-lebam. “Aku sama sekali tidak mengenal dia, aku mau diajak dia
karena dia menawarkan kerja jual sepatu di Pasar Horas. Katanya gajinya
lebih besar dari tempat aku berkerja sekarang,” ucap Endang ditemui di
Mapolresta Siantar.
Daniel Bebas
Daniel
yang saat itu diperiksa oleh kepolisian belum dapat diwawancarai untuk
menannyakan motif membawa Kiki dan Endang keliling kota, padahal ia
tidak mengenalnya. Termasuk juga orangtua Kiki dan orangtua Endang juga
berada di Mapolres Siantar. Sementara itu Endang dan Kiki terlihat shock
dan sekali-kali menagis, karena menyadari bahwa mereka nyaris saja
dibawa Daniel.
“Dia harus dihukum,” ucap Syahrul ayah
Endang saat diminta tanggapannya. Sementara itu salah seorang perempuan
berperawakan gemuk yang disebut sebagai istri Daneil, terlihat hanya
terdiam dan tidak mau berkomentar apa pun saat wartawan bertanya. Ketika
itu, saat ditanya polisi, wanita itu mengaku sebagai istri Daniel dan
menjelaskan mereka bekerja sebagai pedagang di Pasar Horas.
Hingga pukul 18.00 WIB, Daniel terlihat masih berada di ruang SPKT termasuk orangtua Kiki dan Endang.
Kasat Reskrim Polres Siantar, AKP Azharuddin saat di METRO mengatakan, pihak Daniel dengan keluraga Kiki dan Endang telah membuat kesepakatan untuk berdamai.
Kasat Reskrim Polres Siantar, AKP Azharuddin saat di METRO mengatakan, pihak Daniel dengan keluraga Kiki dan Endang telah membuat kesepakatan untuk berdamai.
0 Comments