
Menurut sang eksekutif produser Anna Sinaga, Iwan Fals sangat antusias
menggarap lagu tersebut. Iwan tertarik karena film itu mengangkat budaya
Batak dan keindahan panorama Kabupaten Tapanuli Tengah.
“Waktu saya berikan script ‘Mursala’ ke
mas Iwan Fals, beliau tertarik untuk membuatkan soundtrack-nya. Makanya
dia ciptakan lagu yang judulnya sama dengan filmnya,” ungkapnya saat
dihubungi via telepon, Minggu (24/6). Kata Anna, lagu ‘Mursala’ digarap
Iwan bersama arranger musik Iwang Noorsaid. Lagu tersebut telah selesai
digarap dan sedang dalam proses penyempurnaan di Kuala Lumpur, Malaysia.
“Lagu ‘Mursala’ sudah jadi, tapi mau
di-mix sedikit di KL (Kuala Lumpur), sekalian menunggu video klip dan
jumpa press. Rencananya Juli nanti, setelah proses mix dan video klip
selesai,” jelasnya.
Film yang disutradarai Viva Westi itu dibintangi
sejumlah aktris dan aktor ternama. Di antaranya Rio Dewanto, Titi
Sjuman, Mongol, Tio pakusadewo, Rudy Salam, Roy Ricardo, Elsa Syarief,
Bonaran Situmeang, dan juga Anna Sinaga.
“Film ini mengangkat budaya Batak
tentang 70 marga yang berbeda dan tidak boleh nikah sampai sekarang. Dan
ketika mas Iwan Fals menciptakan lagu ‘Mursala’, buat saya lagu itu
sempurna banget,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, film Mursala,
Cinta Versus Adat berdurasi sekitar 100 menit ini menurut rencana akan
digarap tidak hanya bertujuan mempromosikan pariwisata Tapteng semata.
Namun juga melestarikan budaya adat Batak yang ada. Shootingnya sebagian
besarnya akan dilakukan di Pulau Mursala. Dan, tentunya mengutamakan
para pemain yang berasal dari Tapteng. Hanya empat pemain utama yang
dibawa dari Jakarta.
Film ‘Mursala’ diawali dengan cerita
tekad seorang pemuda Batak bernama Anggiat Saragi yang diperankan Rio
Dewanto, merantau dari kampungnya Sorkam Tapteng ke Jakarta. Dia sukses
menjadi pengacara dan dibanggakan orangtua, namun itu belum sempurna
karena ibunya Inang Romauli dan ayahnya Amung Hotman mengharapkan
Anggiat menikah dengan paribannya (sodara sepupu).
Hal itu tidak mudah, karena di Jakarta
Anggiat telah memilih wanita Batak lain yang dicintainya yakni Clarisa
Turnip seorang presenter televisi. Persoalan muncul karena marga
keduanya, ternyata masuk ke dalam larangan adat yang tidak memungkinkan
keduanya untuk menikah kecuali keluar dari adat marganya masing-masing.
Meskipun Anggiat bertekad untuk mempertahankan hubungan mereka.
Di tengah kegalauan, Anggiat bertemu
kembali dengan Bonatiur Sinaga yang diperankan oleh Titi Sjuman, pariban
yang ternyata adalah teman masa kecilnya di Pulau Mursala, dulu. Tiur
gadis yang diceritakan sebagai pecinta alam biota laut ini juga beberapa
kali gagal menjalin cinta.
“Saya pecinta film. Makanya terhadap
sutradara saya akan kritis. Agar film ini benar-benar nantinya memiliki
skenario kuat. Demikian juga ceritnya harus dalam. Makanya saya akan
turun langsung,” ungkap Bupati Tapteng Bonaran Situmeang di Jakarta,
Sabtu (4/2) lalu.
Eksekutif Produser Anna Sinaga
menuturkan, pembuatan film tersebut karena kekaguman akan keindahan
Pulau Mursala. “Kebetulan saya bekerja di kantor pengacara Bonaran
Situmeang sebelum beliau menjadi Bupati Tapteng. Keterharuan saya muncul
waktu kampanye, Bonaran bilang apa yang mau kita buat untuk kampung
halaman? Makanya kita tergerak untuk buat film, apalagi Pulau Mursala
itu benar-benar indah.
Letaknya di tengah laut, di Samudera
Hindia. Bahkan di atas ada pulau itu juga terdapat danau,” ungkap Anna
yang juga berprofesi sebagai seorang advocate ini.(MSC)
0 Comments