
Sudah tentu, tujuannya agar identitasnya tak terendus aparat yang
memburunya. “Yang bersangkutan beberapa kali mengganti namanya. Ini
dilakukan sebagai upaya menghilangkan identitas diri,” ujar Kepala Pusat
Penerangan Umum (Kapuspenkum) Kejagung, M Adi Toegarisman, yang secara
khusus menggelar keterangan pers terkait penangkapan Kardius, di gedung
Kejagung, Jakarta Selatan, kemarin (25/6).
Meski berupaya menghilangkan identitas
diri, lanjut Adi, akhirnya Kardius yang saat proyek berlangsung menjabat
sebagai Direktur PT Kurnia Putra Mulia itu, bisa dibekuk setelah tim
intel kejaksaan mendapat informasi akurat dari masyarakat.
Begitu
informasi jejak Kardius diterima, tim melakukan penguntitat. “Hingga
akhirnya tim mendapatkan kepastian tersangka dan langsung ditangkap,”
beber Adi. Kardius dibekuk Minggu (24/6) petang di kamar 827 Hotel
Tunjungan, Surabaya, Jatim.
Sebelumnya, Kasi III Asintel Kejati
Sumut, Ronald Bakara yang ikut menangkap Kardius mengatakan Kardius
sudah sejak 2010 telah ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO).
Beberapa bulan ini, keberadaan Kardius memang sulit untuk di deteksi
oleh petugas. Ronald menambahkan jika, selama satu bulan akhir ini,
Kardius terlacak keberadaanya di Jakarta dan Surabaya. “Sehingga kami
meminta bantuan dari Intel Kejagung dan Kejati untuk menangkapnya,”
ujarnya.
Kardius dinyatakan sebagai buron setelah
tidak memenuhi panggilan kejaksaan, terkait kasus dugaan korupsi proyek
sebesar Rp 5,6 miliar. Dalam pengerjaannya, proyek ini tidak sesuai
dengan spesifikasi kontrak dan mengakibatkan kerugian negara sebesar
Rp1,7 miliar.
Dari Surabaya, Kardius dibawa ke Jakarta
dan tiba di gedung Kejagung kemarin menjelang pukul 11.00 Wib. Diangkut
mobil petugas kejaksaan, pria yang kemarin mengenakan baju putih celana
hitam, berupaya menutupi wajahnya. Tingkahnya mirip tatkala baru saja
dibekuk di Surabaya. Pakaian yang dikenakan pun tampaknya masih yang
dipakainya saat ditangkap.
Dia terus mengelak dari cercaan
pertanyaan wartawan, termasuk jepretan kamera wartawan foto, dengan cara
menutupkan koran ke wajahnya. Hanya sesaat mampir ke gedung Kejagung,
Kardius langsung dimasukkan lagi ke mobil, menuju bandara
Soekarno-Hatta, Cengkareng, untuk diterbangkan ke Polonia, Medan. (msc)
0 Comments