Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Sehari Pasca Kebakaran Kios di Jalan TB Simatupang Siantar Dibangun Kembali


BANGUN KIOS: Beberapa pekerja sedang membangun kios yang hangus terbakar di Jalan TB Simatupang Pematangsiantar, Selasa (5/6). (Foto: LAZUARDY FAHMI)BANGUN KIOS: Beberapa pekerja sedang membangun kios yang hangus terbakar di Jalan TB Simatupang Pematangsiantar, Selasa (5/6). (Foto: LAZUARDY FAHMI)SIANTAR– Para pedagang korban kebakaran kembali membangun kiosnya di Jalan TB Simatupang, tepatnya di samping loket Sejahtera, Senin (4/6), sekitar pukul 10.00 WIB. Sehari sebelumnya, 6 kios di lokasi itu hangus terbakar akibat kompor meledak.

 Di lokasi Selasa (5/6) sekitar pukul 11.00 WIB masih banyak terlihat sampah serta abu sisa kebakaran berserak di dekat eks Terminal Sukadame itu. 

Oleh para pedagang, mereka bahu membahu membersihkan puing-puing kebakaran itu, beberapa kayu yang sudah gosong dikumpulkan di tempat penampungan sampah.
Kemudian beberapa orang sibuk bertukang membangun kembali kios mereka pakai bahan kayu. Sementara untuk memperlancar tiketing, agen Bus Sejahtera yang juga korban musibah kebakaran kemarin terpaksa membuat meja darurat di halaman Gereja Bethel, tepatnya di samping kios-kios terbakar itu.

Beberapa agen bus mengatakan, arus transportasi tetap berjalan baik. Untuk sementara beberapa penumpang terpaksa berdiri menunggu bus berangkat. Meski begitu, mereka yakin cukup satu hari membangun kios sekaligus loket darurat di lokasi itu.

Salahseorang pemilik kios Boru Sumbayak, ketika itu sedang mengawasi tukang membangun kiosnya menerangkan, akibat kejadian itu ia mengalami kerugian mencapai Rp40 juta. Ia menyebutkan, seluruh barang-barang berharga miliknya antara lain; TV, kulkas, lemari serta barang dagangannya hangus terbakar. “Mau gimana lagi, mau tidak mau harus dibangun kembali walaupun tetap mengeluarkan biaya untuk tukang dan bahannya,” kata wanita ini memelas.

Dia menyebutkan, sudah 40 tahun berjualan di daerah tersebut. Ia dan seluruh anggota keluarganya menggantungkan hidup dengan berjualan di tempat itu. Pada kesempatan itu, tampak Lurah Kahean J Silitonga, sedang mengawasi pedagang yang membersihkan sisa-sisa kebakaran. 

Dia mengatakan, sebenarnya lokasi kios itu merupakan badan jalan sehingga tidak boleh ditempati untuk berjualan. Namun mempertimbangkan untuk mencari nafkah bagi keluarga pedagang sehingga pemerintah memakluminya. “Harapan kita supaya mereka selalu menjaga kebersihan dan ketertiban di wilayah ini. Supaya tatanan kota tidak tertanggu,” ucapnya.

Ia juga mengakui, nama-nama pemilik kios juga tidak terdaftar di data kelurahan. “Saya datang ke sini hanya dalam bentuk pengawasan saja,” katanya. Randi, pemilik kios paling ujung terlihat hanya duduk dan tidak berbuat-apa. “Mau gimana lagi, namanya juga peristiwa tak dapat diduga. Aku terpaksa meminjam dulu sama orang,” keluh lelaki yang ketika itu berhasil menyelamatkan anaknya dari amukan api.

Ditanya soal bahan bakar kompor korban yang diduga berbahan campuran minyak tanah dan solar, Randi mengaku tidak tahu menahu. Sebab kata dia, yang membeli minyak tanah adalah istrinya. Salahseorang pengecer minyak tanah mengaku Boru Siahaan, ditemui di Parluasan menyebutkan, tidak mengetahui bila ada minyak tanah bercampur solar. 

Menurut dia, minyak yang dijualnya diperolah dari seseorang yang datang dari Jalan Medan dan daerah lainnya. “Saat minyak datang aku langsung menjualnya dan tidak ada mencampurnya,” ujar wanita yang memiliki stok minyak tanah sekitar 4 drum berukuran 200 liter.

Berbeda dengan penjelasan pengecer minyak tanah lainnya. Perempuan yang tidak ingin disebutkan identitasnya mengaku bahwa minyak tanah yang diecernya sudah bercampur solar. “Memang jumlahnya tidak terlalu banyak. Tapi mau gimana lagi, itu yang datang dan mau tidak mau harus kujual. Kalau tidak dari mana dapat minyak bang,” ,” katanya enteng. (metrosiantar.com)

Berita Lainnya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

0 Comments