Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Tujuh Bupati Se Danau Toba Tandatangani Kesepakatan Dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Bangkitkan Kejayaan Danau Toba
JAKARTA- Tujuh bupati di seputar kawasan pesisir Danau Toba, baru-baru ini dipastikan telah menandatangani kesepakatan bersama dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparenkraf) Mari Elka Pangestu.

Langkah tersebut dilakukan sebagai wujud komitmen bersama menata kembali Danau Toba, sehingga dapat kembali menjadi objek pariwisata yang menjanjikan. Informasi ini diperoleh saat METRO berbincang-bincang dengan anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Saidi Butarbutar, kemarin. Bahkan menurutnya, Menparenkraf mengajaknya secara khusus untuk bersama-sama membangun kembali masa-masa kejayaan Danau Toba yang sempat menggema hingga seluruh penjuru dunia.

“Jadi Menteri Pariwisata sudah bicara dan bersama-sama dengan tujuh bupati di pesisir Danau Toba, telah menandatangani kesepakatan untuk mengelola dan menata kembali Danau Toba. Jadi akan ada langkah-langkah khusus yang akan segera dilakukan dan ada pembangunan khusus di beberapa tempat, supaya Danau Toba bisa dipasarkan,” ungkapnya.

Langkah ini ditempuh setelah sebelumnya saat duduk di Komisi X, sebagai putra asli kelahiran Parapat, Saidi secara terang-terangan menyampaikan gagasannya di hadapan Mari Elka Pangestu. Ia mengkritisi mengapa anggaran pariwisata yang begitu besar, namun pengembangan pariwisata di Danau Toba tidak bisa ditingkatkan.
Padahal sebelumnya, Danau Toba sangat ramai dikunjungi baik turis mancanegara maupun wisatawan dari dalam negeri sendiri.“Jadi mengembangkan kembali Danau Toba ini, menjadi cita-cita saya. Karena pariwisata merupakan tambang yang tidak pernah habis. Coba lihat seperti Kanada, untuk masuk ke Niagara saja, itu harus bayar 14 dollar. Tapi tetap saja orang sangat ramai berkunjung. Bahkan hingga jutaan orang setiap tahunnya. Nah mengapa kita tidak bisa?”

Menanggapi hal ini, Menparenkraf menurut Saidi, benar-benar sangat antusias. Dan menyatakan komitmennya. Makanya tidak heran jika kemudian Mari Elka secara khusus mengajak Saidi bersama-sama, termasuk ketujuh pemerintahan daerah yang ada, mewujudkan komitmen tersebut. Sebab jika hanya dilakukan pemerintah pusat, maka hasilnya tentu tidak akan maksimal. Karena dalam hal ini, dibutuhkan adanya sinergitas dan kepedulian menyeluruh segenap elemen yang ada. Oleh sebab itu, sebagai langkah awal, Saidi menilai penting mencari tahu terlebih dahulu apa yang menjadi kendala utama.

“Harus kita cari tahu mengapa Parapat dan Danau Toba tidak bisa maju? Apakah karena kita orang batak ini dinilai tidak bisa melayani orang? Atau karena pembangunan dan infrastrukturnya yang memang tidak diperhatikan? Karena memang untuk mencapai Parapat saja, dari Medan itu membutuhkan waktu paling tidak 5-6 jam.”

Artinya dalam hal ini menurut anggota DPR yang baru sebulan terakhir dilantik menggantikan Amrun Daulay ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempercepat pembangunan infrastruktur. “Kalau di Niagara itu, mereka buat transportasinya sangat bagus. Selain itu, masyarakatnya juga bekerjasama dengan pemerintah. Sehingga lahir kebijakan-kebijakan yang memang sangat mendukung bagi pariwisata. Dan itu merupakan salah satu daya tarik tersendiri. Jadi mengapa kita disini tidak bisa? Padahal Danau Toba ini kan danau vulkanik terbesar kedua di dunia?”

Saidi yakin, ketika Danau Toba diciptakan sebagai tambang pariwisata, maka tidak saja pendapatan masyarakat dipastikan meningkat, namun sekaligus kondisi alam juga tetap terpelihara dengan baik. “Karena seingat saya dulu waktu kecil, di Parapat itu kita bisa mencari uang. Bayangkan, dengan memancing ikan yang begitu banyak, saya bisa membeli baju dan bisa bersekolah. Tapi sekarang kemana semua ikan-ikan itu. Apakah mati, habis atau karena karena polusi?”ungkapnya. (msc)

Berita Lainnya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

0 Comments