HATONDUHAN- Sejak
merdeka, jalan ke Huta Siloubosar, Nagori Bosar Nauli, Kecamatan
Hatonduhan, Simalungun, tak pernah disentuh pembangunan. Selain jalan
rusak, signal telepon selular yang tak bisa diakses menunjukkan bahwa
daerah ini benar-benar terisolir.
Amatan METRO, Jumat (20/7), jalan raya
sepanjang 4 km mulai dari Simpang Pekan Titi Beton hingga ujung jalan
Huta Siloubosar kondisinya rusak parah. Batu padas yang besar berserakan
di badan jalan hingga menyulitkan pengendara, baik mobil maupun
sepedamotor. Pengendara sepedamotor harus hati-hati mengelakkan lubang
dan tumpukan batu padas.
Tukimar (45) warga Bosar Nauli
mengatakan, sepertinya Pemkab Simalungun sengaja membiarkan proses
kemiskinan terjadi di Huta Siloubosar. Kerusakan jalan sudah berlangsung
selama puluhan tahun namun tak pernah ada perbaikan. Huta Bosar Nauli
yang persis berada di perbatasan Hutan Sibatuloting Register II semakin
terisolir dengan karena singal telepon selular sama sekali tidak bisa
diakses. Padahal daerah tersebut cukup ramai dengan 300 kepala keluarga
(KK) dan 35 KK di Huta Sinono.
Tukimar menambahkan, yang paling
menderita adalah siswa SMP dan SMA yang sekolah di Balimbingan Tanah
Jawa. Setiap pukul 05.00 WIB mereka harus berjalan kaki 3 km menuju
Simpang Jambi atau simpang Titi Beton. Sebab angkutan pedesaan biasanya
mangkal di tempat tersebut.
Sementara Anggota DPRD Simalungun Mukkin
Nainggolan mengakui kerusakan jalan di Siloubosar sudah cukup lama.
Namun, katanya, dalam waktu dekat kerusakan jalan akan diper baiki
dengan membuat aspal hotmix sepanjang 10 km mulai dari Simpang Buntu
Bayu hingga Simpang Titi Beton, Nagori Buntu Turunan. Jalan yang
berlubang akan disisip.
0 Comments