Sejak Alih Kebun Teh Jadi Sawit

PANEI- Untuk
menyelamatkan Kota Siantar dari bahaya banjir, Sahabat Lingkungan
(Saling) meminta PTPN IV Unit Marjandi Kecamatan Panei Tongah
mengembalikan tanaman sawit menjadi teh.
Ketua Saling Rado Damanik kepada METRO,
Senin (9/7) mengatakan, banjir di Kota Pematangsiantar akibat meluapnya
Bah Bolon hampir sama dengan kasus banjir yang melanda sebagian wilayah
di Jakarta. Dikatakan Rado, kalau di Jakarta banjir akibat kiriman dari
Kabupaten Bogor karena banyaknya bangunan tanpa diimbangi reboisasi.
Sementara banjir di Kota Pematangsiantar adalah banjir kiriman dari dari
hulu sungai di daerah Simalungun.
Menurut Rado ada dua faktor penyebab
banjirnya Siantar, yakni yang pertama akibat maraknya penebangan pohon
dan gundulnya hutan-hutan di Simalungun. Kedua akibat adanya konversi
teh ke kelapa sawit di Panei Tongah.
Menurut dia, satu tanaman sawit bisa
menghisap 15 liter air per hari. Selain itu tanaman sawit bukanlah
tanaman yang bisa menyimpan air atau menahan, sehingga jika hujan turun
akar sawit biasanya membuang air. “Jadi jika kita cermati, jika ingin
menyelamatkan Siantar dari kebanjiran saat musim hujan, maka hanya satu
solusi yakni mengembalikan tanaman sawit yang ada sekarang di kebun
Marjandi dikembalikan menjadi teh,” kata Rado.
Sekretaris Himapsi DPC Siantar Dian G
Tambak SE, mengancam akan melakukan demo bersama masyarakat Siantar agar
Kebun Marjandi ditutup. Menurut Dian, keberadaan kebun seharusnya
memberikan kesejahteraan bagi masyarakat bukan malah sebaliknya membuat
kesengsaraan.
“Belum pernah ada banjir akibat
meluapnya Sungai Bah Bolon separah ini terjadi di Siantar. Bagaimana
nasib ratusan warga Siantar yang bermukim di bantaran sungai jika terus
terkena banjir jika musim hujan tiba.
Hal ini tidak bisa dibiarkan, Himapsi Siantar akan berada di barisan depan agar kebun Marjandi ditutup jika tidak bersedia mengembalikan tanaman sawit ke teh,” kata Mahasiswa Pasca Sarjana ini. (MSC)
Hal ini tidak bisa dibiarkan, Himapsi Siantar akan berada di barisan depan agar kebun Marjandi ditutup jika tidak bersedia mengembalikan tanaman sawit ke teh,” kata Mahasiswa Pasca Sarjana ini. (MSC)
0 Comments