Kepala Cabang Jasa Raharja Pematangsiantar, Safa, Jumat (29/6)
mengatakan, bus itu tidak terdaftar, sebab menggunakan plat hitam yang
merupakan plat untuk kendaraan pribadi. Padahal, katanya, mobil itu
membawa penumpang atau sewa dan seharusnya menggunakan plat berwarna
kuning. “Kita belum bisa memastikan apakah korban mendapat bantuan atau
tidak. Saya harus berkoordinasi dulu dengan pimpinan. Jadi kita tunggu
dululah,” tambahnya.
Dia mengatakan, bus yang fungsinya
membawa penumpang umum harus menggunakan plat kuning dan membayar iuran.
Jika semua administrasi itu dijalankan, barulah taksi itu terdaftar di
Jasaraharja.
Sementara Kasubdid Gakkum Poldasu AKBP N Sitepu yang terjun ke lokasi kejadian megatakan, minibus yang digunakan sebagai taksi dan menggunakan plat hitam itu merupakan sebuah bentuk pelanggaran hukum. Sehingga apabila terjadi kecelakaan, maka kendalanya akan berdampak pada klaim Jasaraharja.
“Makanya mobil-mobil penumpang berplat hitam harus ditangkap dan jangan dibiarkan beroperasi,” tegasnya.
“Ini kan kasus menonjol, sebab korban
yang tewas di atas lima orang. Makanya kita dari Poldasu turun ke lokasi
guna mengetahui lebih jelas motif jatuhnya bus tersebut,” ungkap
perwira yang dulu pernah menjabat sebagai Kasatlantas Polres Simalungun
ini. Disinggung soal gundukan tanah yang berada di badan jalan sebagai
salah satu penyebab kecelakaan, Sitepu mengungkapkan jika memang benar
itu salah satu penyebabnya, pihak pelaksana proyek harus
bertanggungjawab.
“Jika memang gundukan tanah dan
batu-batu itu salah satu penyebabnya, pihak pelaksana proyek pembangunan
jalan harus ikut bertanggungjawab dong,” tukasnya. Sementara dari hasil
olah TKP yang dilakukan oleh Unit Laka Satlantas Polres Simalungun,
kecelakaan maut itu terjadi bukan hanya karena supir kurang hati-hati,
tapi juga karena ada gundukan tanah dan bebatuan di badan jalan sehingga
ban depan mobil melayang.
Sebelum kejadian, diduga supir melajukan
mobil dengang kecepatan tinggi. Namun saat di tikungan, supir tidak
dapat mengendalikan kecepatan. Sedangkan di sisi kiri jalan terdapat
gundukan tanah dan batu-batu material proyek pembangunan jalan yang
mengenai ban depan bus. Akibatnya ban depan mobil melayang dan
menghantam pembatas jalan yang mengakibatkan mobil terjun ke jurang.
Sedangkan empat korban tewas, termasuk
WN Malaysia yang sudah divisum di instalasi jenazah dan kedokteran
forensik RSUD dr Djasamen Saragih, kini dibawa ke Medan. Empat jenazah
lainnya, dibawa ke Sunggal, dan tiga lainnya dibawa ke Natal, Kabupaten
Madina.
0 Comments