PURBA- Penggunaan
instalasi limbah yang dibangun untuk menetralisir kandungan racun limbah
ternak sebelum dibuang ke alam membutuhkan waktu yang lama dan biaya
yang tinggi. Ata dasar inilah PT Alegrindo lebih sering membuang limbah
itu langsung ke saluran khusus yang mengarah ke Danau Toba. Demikian
pengakuan salah seorang mantan karyawan PT Alegrindo bermarga Saragih,
Minggu (15/6).
Saragih mengatakan, kalau limbah yang
ada di lokasi instalasi pengelolaan limbah itu hanya untuk mengelabui
petugas Bapedalda. “Kalau ada pemeriksaan limbah, dibawa ke lokasi
instalasi itu. Namun sebenarnya itu tak pernah difungsikan,” katanya.
Lebih lanjut Saragih menjelaskan, instalasi pengabuan atau ruang
pembakaran bangkai-bangkai babi yang mati di perusahaan ini pun hampir
tak pernah difungsikan.
“Ruang pembakaran itu juga hanya topeng.
Babi yang mati hampir tak pernah dibakar di sana, tapi bangkai babi
dibuang ke rawa dekat saluran pembuangan limbah itu,” ujarnya lagi.
Senada disampaikan T Malau, warga Nagori Tigaras. Malau mengatakan, di
kampung itu ada saluran sungai yang bersumber air dari hutan di atas
kampung itu. Dia menjelaskan, bagian hulu sungai itu berada tepat di
bawah lokasi peternakan babi milik Alegrindo.Menurutnya, dulu sebelum
Alegrindo ada, masyarakat kampung Tigaras masih sering menggunakan air
sungai itu untuk konsumsi dan pertanian.
Namun seiring dengan kehadiran
perusahaan itu, air sungai itu berubah aroma jadi bau busuk dan gatal,
sehingga tak mungkin lagi dikonsumsi. Malau menambahkan, bukan hanya
limbah cair yang dibuang, namun bangkai babi pernah ditemukan di sungai
itu. Menurutnya, untuk melihat ulah Alegrindo membuang limbah ke sungai
yang mengarah ke Danau Toba, lebih baik dipantau pada malam hari antara
pukul 8 malam ke atas, terlebih pada musim hujan.
0 Comments