Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Di Jalan Asahan Disambar Petir 3 Rumah Hangus

(Foto: DHEV FRETES BAKKARA) SIRAM AIR- Petugas pemadam kebakaran menyiramkan air ke tiga rumah yang terbakar.
(Foto: DHEV FRETES BAKKARA)
SIRAM AIR- Petugas pemadam kebakaran menyiramkan air ke tiga rumah yang terbakar.


SIMALUNGUN–  Tiga unit rumah hangus terbakar di Jalan Asahan Km 4 Nagori Pantoan Maju Kecamatan Siantar, Kamis (2/8) pukul 16.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam persitiwa itu. Namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupaih. Informasi dari keluarga korban, awalnya rumah tersebut disambar petir.

Informasi yang dihimpun METRO, api pertama kali berasal dari rumah Gabe Sinurat (40). Kata putrinya, Elfrida Sinurat (14) saat itu dia berada di sungai belakang rumahnya dan tiba-tiba melihat kepulan asap dan api. Sementara ibunya Rotua Br Hutabarat sedang di depan rumah. Selanjutnya Elfrida terkejut melihat api membesar dari dapur. Langsung saja Elfrida yang masih kelas satu SMP itu, berteriak kebakaran hingga mengundang perhatian warga sekitar.

Karena api cepat membesar, masyarakat panik. Sebagian langsung begotong royong berusaha memadamkan api dengan ember dan mengangkut air dari sungai tepat di belakang rumah korban. Akan tetapi usaha warga tidak berhasil dikarenakan api cukup besar, sehingga merembes ke rumah kiri kanannya, yakni rumah Romauli Napitupulu dan rumah Krisman Hutabarat.  Sedangkan barang yang berada di dalam rumah juga tak berhasil diselamatkan warga, disebabkan api yang sudah melalap bagian dalam ketiga rumah tersebut. Walau demikian, warga tetap berusaha dengan menyiramkan air, hingga sekitar 30 menit kemudian pemadam kebakaran datang.

Para tetangga rumah yang terbakar terpaksa harus mengevakuasi barang-barangnya, seperti rumah Sabar Sihombing tepat di samping rumah Romauli Napitupul dan juga rumah marga Manik di sebelah rumah marga Hutabarat.  Petugas pemadam kebakaran sedikit kesulitan, karena tiga rumah terbakar sekaligus. Sehingga membutuhkan waktu sektitar 1,5 jam api baru berhasil dipadamkan.

Tidak ada korban dalam peristiwa ini, akan tetapi diperkirakan kerugian materil yang dialami tiga keluarga tersebut mencapai ratusan juta rupiah. Saat petugas berupaya memadamkan api, Elfrida yang masih sekolah menangisi rumahnya yang sedang dilalap api. Dipelukan ibunya Rotua br Hutabarat Elfrida meratapi pakaian sekolahnya yang tidak bisa diselamat.

“Tadi pas aku di belakang, aku lihat petir menyambar ke dapur dan kemudian langsung ada api,” sebut Elfrida yang mengaku saat itu sedang berad di sungai.  Anak pertama dari empat bersaudara ini, menangis sembari meratapi perlengkapan sekolahnya telah menjadi abu. “Baju sekolahku, baju sekilahku,” teriaknya.  Sementara itu ibunya Rotua, mengaku tidak mengetahui bagaiaman awalnya api menghanguskan rumah mereka.

“Saat itu aku di dalam rumah, tidak tahu persis awalnya api, tapi karena apinya besar aku tidak bisa lagi menyelamatkan apa-apa,” aku Rotua sembari menangis.  Hampir seluruh warga sektitar berkumpul di lokasi kejadian dan di antaranya ada hanya bisa menonton dan melihat aktivitas petugas pemadam kebakaran termasuk juga warga yang lain, sedang menyiram dengan menggunakan ember.

Sabar Sihombing tetangga Romauli Napitupulu saat sedang membersihkan rumahnya mengatakan, api tidak sempat mengenai rumahnya. Walau pun demikian, dia sudah mengeluarkan barang-barang ke tempat yang aman. Salah satu penyebab api tidak sempat mengenai rumah Sabar Sihombing, dikarenakan dinding rumahnya berpisah dengan rumah Romauli Napitulu. “Tapi dinding rumahku sudah sempat berasap dan beruntung pemadam kebakaran berhasil memadamkan apinya,” katanya.

Untuk sementara waktu para korban kebakaran terpaksa harus tinggal di rumah warga. Kapolsek Bangun AKP Hitler Sihombing, yang sedang berada di lokasi menyebutkan belum bisa memastikan apa penyebab sumber api. Namun dari olah TKP sementara diduga api berasal karena arus pendek. 

Pangulu di Nagori Pantoan Maju Heberson Paranginangin menjelaskan, bahwa ketiga pemilik  rumah tersebut yakni Romauli Napitupulu (35) yang memiliki dua orang anak yang memiliku usaha salon serta berjualan pakaian ulos. Selanjutnya rumah Rotua Br Hutabarat yang memiliki 4 orang anak dan suaminya Gabe Tua Sinurat. Kemudian rumah Krisman Hutabarat. Krisman Hutabarat dan Romali merupakan saudara sebab orangtuanya abang beradik.

Romauli terlihat shok atas peristiwa tersebut. Ia mengatakan saat kejadian dia sedang berada di rumah dan menemani kedua anaknya yang masih SD sedang belajar. Namun saat ke belakang, dia melihat ada api yang berasal dari dapur. “Aku kira masih bisa dipadamkan, jadi aku coba menyiramkan pakai air dengan ember. Tapi ternyata apinya sudah besar dan akupun lari keluar membawa anak-anakku,” sebut wanita yang mengaku bahwa rumah tersebut adalah milik mertuanya bermarga Siregar yang sudah meninggal.

Romauli yang juga memiliki usaha salon kecantikan dengan nama Naomi Salon, mengaku tidak ada merasakan firasat apa-apa. Namun sekitar 1 jam sebelumnya dia mendapat telepon dari  keluarganya di Bali dengan menanyakan kabar mereka. “Haha doli ku (abang ipar) menelepon dari Bali dan menanyakan kabar kami, termasuk juga ibu mertua yang sudah dua bulan di Nagojor, Simalungun. Padahal ia jarang sekali menelepon,” sebutnya.

Ia juga mengatakan, tidak sempat mengambil barang-barang berharga serta surat-surat penting lainnya karena api sudah besar.  “Kami para korban ini sangat berharap supaya pemerintah dapat membantu kami untuk mengurangi penderitaan kami,” pintanya. (pra)

Berita Lainnya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

0 Comments