SIMALUNGUN- Perampok
komputer alat berat kembali beraksi di Simalungun. Setelah sebelumnya,
komputer alat berat di Dolok Ilir Serbelawan dirampok dan membacok
polisi, kini komputer alat berat milik H Samsul warga Sei Rempah yang
dirampok.
Komputer alat berat eskavator ciping merk HI-Tachi zaxis tipe 210F
atau sering disebut beko itu di lokasi kebun Bah Lias tepatnya di Devisi
Sugaran, Kecamatan Bandar, Simalungun, Selasa (27/8) dini hari sekira
pukul 02.00 WIB.
Namun korban tidak membuat pengaduan kepada polisi,
sementara kerugian ditaksir mencapai Rp70 juta. Sebelum kejadian, beko
yang pakir di Jalan Replanting sekitar aliran Sungai Bah Bolon, Senin
(27/8) petang masih dioperasikan operatornya bernama Ari warga Indra
Pura sore harinya Beko sengaja diparkir di kebun, karena setiap malam
dijaga oleh Swandi.
Tak lama beko diparkir, Ari kembali ke tempat kediamanya di Indra
Pura, Kabupaten Batubara setelah memastikan beko sudah dijaga Swandi.
Esok harinya, Selasa sekira pukul 01.00 WIB cuaca di lokasi hujan lebat,
saat itu Swandi pergi meninggalkan beko untuk berteduh di perkampungan
yang berjarak lumayan jauh dari lokasi.
Pukul 02.00 WIB setelah hujan reda, Swandi kembali ke lokasi tempat
parkir beko. Sampai di sana, Swandi sontak terkejut melihat beberapa
kunci-kunci berserakan di sekitar beko . setelah dicek, ternyata selama
satu jam beko ditinggal, ada orang mencuri peralatan beko itu.
Mengetahui hal tersebut, Swandi langsung menghubungi Rijal, pengawas
alat berat, guna memberitahu bahwasannya beberapa peralatan beko telah
dicuri. Kerena Sudah malam, Rijal tidak langsung menuju TKP melainkan
dia datang esoknya. Pagi itu, Rijal langsung menuju lokasi kejadian guna
memastikan laporan penjaga malam soal hilangannya paralatan beko.
Berselang beberapa saat, Ari yang belum mengetahui kajadian tersebut
datang seperti hari-hari biasanya. Sampai di lokasi, dia juga terkejut
setelah mengetahui pencurian itu. Saat diwawancara METRO, Ari
mangatakan, setelah mengetahui kronologis kejadian pencurian itu, diduga
pelakunya sindikat kelompok perampok bersenpi atau spesialis pencuri
alat berat.
Melihat bekas bongkaran yang dilakuakn pelaku, mereka sudah sering
melakukannya hal yang sama, karena beko ditinggal hanya satu jam mereka
sudah berhasil membuka empat peralatan beko, antara lain, elektrik atau
kontroler otak berfungsi sebagai penggerak beko dengan harga berkisar
Rp40 juta, panel yang berfungsi sebagai kontrol operasi harga berkisar
Rp15-20 juta begitu juga dengan regulator yang berfungsi sebagai
penggarak pompa harganya berkisar Rp15-20 juta dan yang terakhir handel
tangan.
“Dugaan saya, pelaku pencurian itu adalah sindikat kelompok
perampok yang baru saja beroperasi di Seberlawan yang menganiaya seorang
oknum polisi. Melihat kerja cepat pencuri itu, mereka adalah spesialis
pencuri alat berat,” kata Ari.
Masih kata Ari, setelah diselidiki, pelaku pencurian berkisar tiga
sampai empat orang, dan semua mereka sudah propesional dalam bidang
mencuri alat berat. Di mana saat melacak jejak kaki mereka, terdapat
jejak kaki yang membingungkan, mereka berputar mengelilingi sekitar
lokasi kejadian, dengan maksud menghilangkan jejak.
“Setelah saya
selidiki lebih dalam, mereka masuk dan keluar dari arah aliran Sungai
Bah Bolon. Pelaku pencuri pasti sudah sering melakukannya hal serupa
Bang. Mereka juga ada punya ilmu mistik. Terbukti, mereka meninggalkan
satu buah kunci di sekitar lokasi kejadian dan kunci itu sengaja mereka
bawa, saat pencurian mereka meninggalkan satu buah tang merk GS warna
biru kuning. Itu dilakukan mereka supaya para normal tidak mengetahui ke
mana alat-alat yang dicuri itu dibawa dan siapa pelakunya, karena itu
termasuk penangkal bagi pencuri-pencuri yang berbau mistis,” terang Ari.
Sementara Rijal, pengawas alat berat yang juga adik kandung Samsul
pemilik beko saat diwawancarai, tidak begitu respon dengan kajadian itu.
Karena mereka juga tidak membuat laporan pengaduan kepada polisi.
“Udalah Bang tidak perlu kali di ekpos, yang saya pikirkan bagaimana
caranya alat berat yang hilang dapat segera dibeli kembali. Karena
biasanya untuk pemesanan peralatan beko itu sampai ke Jakarta, itu pun
makan waktu lama. Padahal kontrak kerja dengan pihak Kebun Bah Lias ini
sudah hampir habis,” ujar Rijal.
Saat konfirmasi dengan personel polisi
Polsek Perdagangan, mereka mengaku korban pencurian beko tidak membuat
laporan pengaduan. “Kemungkinan hilangnya alat-alat beko itu tidak
seberapa bagi korban. Karena diketahui korban salah satu pengusaha besar
di Sumut,” ujarnya salah seorang anggota Polsek Perdagangan.
Warga Sudah Tidur
Rani (28) warga yang tinggal di sekitar aliran Sungai Bah Bolon ketika wawancara METRO soal pencurian beko di Devisi Sugaran, mengaku malam saat kejadian dia sudah tidur, karena cuaca saat itu hujan. “Kalau kejadiannya jam 02.00 WIB aku sudah tidur Bang. Tadi malam pun aku tidak ada dengar suara orang di sekitar rumah,” kata Rani.
Senada dikatakan temanya Siska (24). Katanya malam hari warga yang
tinggal di sekitar aliran sungai Bah Bolon terlihat sepi, apalagi pukul
02.00 WIB. “Kalau pukul 02.00 WIB, paling-paling yang ada hanya orang
melintas itu satu dua dan jarang-jarang Bang. Kalau tadi malam aku tidak
tau karena hujan deras, orang yang keluar rumah pun engga ada aku lihat
Bang,” kata Siska. (MSC)
0 Comments