SIDAMANIK – Sejak
tiga pekan terakhir, puluhan hektare persawahaan milik petani di Nagori
Tiga Bolon, Kecamatan Sidamanik, Simalungun, diserang hama tikus.
Akibatnya tanaman padi milik petani banyak yang rusak dan terancam gagal
panen.
Riduan Aruan (43), Silas br Parangin-angin (34), dan beberapa warga
ketika ditemui METRO, Jumat (19/10) menyebutkan, sebelumnya hama tikus
ini mulai menyerang tanaman padi yang masih berusia dua bulan. Kemudian
para petani langsung mengatasinya dengan cara menyemprotkan racun
pestisida di ujung daun padi ini. ”Padahal begitu tanaman muda, padi
kami sudah diserang hama tikus dan langsung kami semprotkan racun
pestisida ke ujung daunnya supaya tidak menyerang tanaman yang lain,”
katanya.
Namun, setelah disemprot dengan racun pestisida di ujung tanaman padi
ini, ancaman hama tikus tidak berkurang sama sekali. Bahkan populasinya
terus meningkat setiap hari. Padahal sebagian petani sudah memasang
jerat dan menabur racun tikus berbentuk kapsul ke sekitar benteng sawah
ini. ”Sudah banyak kami dengar di daerah lain terjadi serangan hama
tikus. Tetapi kali ini yang terjadi dikampung kami ini sudah menjadi
masalah yang sangat besar,” katanya.
Dia menjelaskan, sejak serangan hama tikus ini berlangsung, para
petani khawatir akan berdampak langsung pada menurunnya hasil panen.
Sebab sebagian padi milik petani yang masih terbungkus kulit arinya
sudah rusak, sementara di sisi betang tanaman padi warga terlihat banyak
lubang tikus Ketika digali para petani, lubang ini saling berhubungan
dengan lubang lainnnya.”Kami sudah takut sekali kalau nantinya hasil
panen kami akan turun drastic. Soalnya serangan hama tikus ini sudah
memprihatinkan sekali,” katanya.
Saat ini petani sekitar masih menggunakan racun pestisida untuk
mengurangi populasi hama tikus. Walau upaya itu tidak berpengaruh pada
populasi hama tikus, namun petani tetap melakukannya dengan harapan bisa
berkurang sedikit demi sedikit.
Mereka juga meminta agar Pemkab Simalungun melalui Dinas Partanian
memberikan solusi dan bantuan kepada para petani untuk menghindari
resiko gagal panen.(MSC)
0 Comments