Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Golput Pilkada Gubernur Sumut Capai 50 Persen


Hampir di semua TPS tingkat golongan putih (golput) sangat tinggi. Bahkan, di beberapa tempat pemungutan suara (TPS) tingkat golpit di atas 50 persen. Di Kota Siantar misalnya, beberapa petugas KPPS yang ditemui, mengaku sangat banyak kertas suara yang tidak digunaan oleh pemilik hak suara.

Perbandingannya, dari rata-rata 400 kertas suara, pemilih hanya 100-an lebih yang menggunakan hak suaranya. Sementara sisanya tidak menggunakan hak pilihnya alias golput.
Selain ketidak hadiran Bupati dan Sekda, ternyata angka golput di TPS VI, gedung SMA Plus Nagori Sondi Raya, Kecamatan Raya, mencapai 50 persen lebih.

Dari 504 orang yang terdaftar untuk memilih, hanya 238 orang yang datang ke TPS. Sehingga yang tidak datang ke TPS sebanyak 266 orang. Bahkan bukan hanya di TPS VI, TPS disekitarnya juga mengalami hal yang sama.

Tak Diliburkan Pekerja Pilih Golput

Banyak warga Sumatera Utara yang memutuskan untuk tidak menggunakan hak pilih pada Pilkada Sumut, termasuk yang merantau ke Kota Siantar, karena tidak mendapat libur pada hari pemungutan suara, Kamis (7/3).
”Ya, terpaksa saya golput karena saya tidak libur, padahal ada satu calon yang saya yakin pantas untuk memimpin Sumut lima tahun ke depan,” kata Rivay, seorang pekerja di Siantar.

Hal sama dialami seorang karyawan sebuah toko ponsel di Siantar bernama Rini. Dia juga tidak bisa memilih pada Pilgub Sumut.

”Saya tinggal di Stabat dan baru bekerja di sini. Jadi, ya kalau mau pulang tanggung, Bang. Jadi saya memilih untuk kerja aja. Siapa yang terpilih nanti itulah yang terbaik untuk Sumut lima tahun ke depan,” ujarnya.

Seharusnya, kata Rini, pemerintah membuat suatu kebijakan agar masyarakat perantauan bisa ikut memilih walau dia tidak berada di kota tempat dia berdomisili.

”Kalau kebijakan itu ada, pasti tidak ada yang golput dalam Pilgub Sumut ini. Jadi, ke depannya, dalam pesta demokrasi diharapkan pemerintah memikirkan untuk membuat kebijakan ini,” katanya. 

Golput 43 Persen di Tarutung


[Foto: Bernad L Gaol]
SEPI: Salah satu Tempat Pemungutan Suara di tarutung sepi. Hingga siang, TPS ini selalu sepi karena minimnya masyarakat menyoblos.

TARUTUNG – Golput atau masyarakat yang tidak mencoblos cukup tinggi di Pemilihan Gubernus Sumatera Utara, Kamis (7/3). Walau berjalan lancar namun dinilai kualitas partisipasi masyarakat di Tapanuli Utara jauh menurun, jika dibandingkan Pemilu lima tahun sebelumnya.
 ”Hal ini dilihat dari sepinya TPS (tempat pemungutan suara) sejak pagi hingga siang. Pengolahan data di lapangan Golput mencapai 43 persen atau tingkat partisipasi pemilih hanya 57 persen,” kata Ketua KPUD Taput Lamtagon Manalu, Kamis (7/3).

KPU mensinyalir, rendahnya minat masyarakat untuk memilih pada pemilu kali ini karena kurang dikenalnya figur-figur calon. “Berdasarkan data yang kita terima dari Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS), hanya 57 persen masyarakat yang menggunakan hak pilihnya.

Selebihnya, masyarakat memilih golput. Dengan arti, dari 205.746 pemilih yang terdaftar di DPT hanya 104.873 yang menggunakan hak pilih,” jelas Lamtagon. Minimnya masyarakat yang menggunakan hak suara, menurut Lamtagon disebabkan tiga hal.

Yakni, banyaknya warga yang terdata tinggal di luar daerah, masyarkat kurang kenal dengan figure calon dan masyarakat tidak mau tahu (apatis) dikarenakan figur calon yang tidak menarik.

Akan tetapi saat ditanya berapa banyak jumlah masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya, Lamtagon belum dapat merincinya.

“Saat ini kita masih kumpulkan suara dari PPK, beberapa hari ke depan baru bisa diketahui secara jelas, namun dari laporan dari KPPS kehadiran pemilih hanya sebatas 57 persen,” tandasnya.
Dia menepis tudingan bahwa upaya sosialisasi yang dilakukan KPU kurang. Menurut dia, berbagai cara dan upaya terbaik telah dilakukan pihaknya agar tingkat partisipasi pemilih tinggi.

“Siapa bilang sosialisasi minim, kami sudah melakukan sosialisasi pilkada ini hampir ke seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, sosialisasi juga dilaksanakan melalui pemasangan spanduk di sejumlah lokasi strategis. Bahkan seluruh masyarakat yang masuk dalam DPT telah mendapat undangan,” ucapnya.
Pantauan METRO di beberapa TPS di Kecamatan Tarutung, tingkat partisipasi rendah pemilih sangat jelas. Di TPS IV Kelurahan Hutatoruan X, misalnya.

Pemilik suara yang menggunakan hak pilihnya hanya 284 orang dari 535 pemilih sesuai salinan DPT. Berbagai TPS-TPS yang berada di pusat Tarutung itu juga tampak lengang.
Pemilih di TPS-TPS yang berada di inti kota itu umumnya tidak begitu antusias menyambut hari pemilihan gubernur yang akan memimpin Sumut 2013-2018.

Masyarakat sepertinya sudah apatis terhadap pemilihan-pemilihan apa pun namanya
Netti (32) salah seorang warga Tarutung secara terang-terangan mengaku tidak mau tahu perihal pemilihan tersebut.

“Saya datang ke TPS ini karena diajak suami. Jujur saja, saya tidak begitu peduli siapa yang menjadi pemenang di pemilihan ini,” tandasnya. Sebab, kata Netti, setelah melihat kampanye yang dimulai 18 Februari hingga 3 Maret lalu, kelima pasangan calon tersebut tidak memiliki keistimewaan khusus.
“Sejak kampanye itu, saya melihat kelimanya gagal menarik daya tarik publik. Inilah yang membuat saya malas datang ke TPS,” tandasnya.
 52% Warga Di Simalungun Golput


SIMALUNGUN-Sebanyak 48 persen yakni sekira 317.701 orang warga Kabupaten Simalungun tidak memilih alias Golongan Putih (Golput) dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu), Kamis (7/3).

Hal ini diketahui bersumber dari data kantor pemenangan Cagubsu pasangan Amri Tambunan- RE Nainggolan di Jalan Asahan KM 3,5 Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.

Tampak dari data tersebut hanya 302.349 warga yang melakukan pemilihan dalam pilgubsu tersebut atau sama dengan 48%. Namun, dari 48 persen 2475 suara dari pemilih dinyatakan batal. Jadi, suara yang dinyatakan sah sebanyak 299.874 suara.

Adapun yang unggul di Kabupaten Simalungun ini adalah Pasangan No 2, yakni Efendi Simbolon-Jumiran (Esja) yang memperoleh 98.941 suara, pada urutan dua adalah pasangan No 5 Gatot Pujo Nugroho-Tenku Hery (Ganteng) dengan 85.000 suara.

Selanjutnya, pasangan Gus Irawan Pasaribu dan Soekirman (Gusman) dengan 48.657 suara, Amri-Re sebanyak 39.411 suara, dan Chairudman Harahap-Fadly (Charly) sebnyak 27.865 suara.

60 Persen Warga Golput di Tanjung Balai

Minat masyarakat pada pelaksanaan Pilgubsu digelar, Kamis (7/3) cukup minim. Menurut data yang diperoleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), warga yang menggunakan hak pilih hanya 40 persen, sementara 60 persen warga memilih tidak menggunakan hak pilihnya (golput).

Ketua KPUD Tanjungbalai Drs Firmansyah mengataka,n untuk sementara hasil perolehan suara sementara di lapangan pasangan nomor urut 5 Gatot Pujo Nugroho yang berpasangan dengan Tengku Erry Nuradi unggul di setiap TPS.

Firmansyah menambahkan, dari data yang diperoleh KPUD, minat masyarakat pada Pilgubsu tahun ini sangat minim. Ada indikasi minimnya minat masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya karena sudah bosan dan jenuh dengan janji-janji politik. Lanjut Firman Jumlah pemilih di Tanjungbalai 1011.966 jiwa. (Berbagai Sumber)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments