Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Pasca Kebakaran di Karang Bangun Korban Butuh Tempat Tinggal



[Foto: Syawal]
Dua hari pasca kebakaran di Kampung Samosir, Dusun V, Nagori Karang Bangun, korban kebakaran mulai membersihkan puing-puing rumahnya dibantu tetangga, Kamis (21/3).

SIMALUNGUN – Dua hari pasca terbakarnya 5 unit rumah di Kampung Samosir, Dusun V, Nagori Karang Bangun, Kecamatan Siantar, korban kebakaran masih tinggal di tenda darurat. Mereka sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah agar bisa merehab rumahnya walau sederhana.

Para korban yang rumah terbakarnya adalah Poltak Ambarita (42), Parulian Haloho (46), Rolli br Sinaga (60), Efendi Sidauruk (54), Kortina br Purba (64). Dengan keorihatinan, kaum lakilaki masih tidur di tenda yang didirikan masyarakat dan kaum perempuan mesih tidur menumpang di rumah warga.

Atas peristiwa kebakaran pada Selasa (19/3) tersebut, pihak kepolisian memasang garis polisi untuk olah tempat kejadian perkara (TKP). Setelah 2 hari, garis polisi dilepas dan korban kebakaran mulai membersihkan puing-puing sisa kebakaran dan mencari benda-benda berharga yang kemungkinan masih terselamatkan.

Pengusaha ketering di Perumnas Batu VI, Tumpak Silitonga (50) mengaku sengaja datang ke lokasi karena dia merasa simpati dengan nasib para korban. “Saya sengaja datang dan memberika sedikit rezeki saya kepada mereka, karena mereka sangat membutuhkan bantuan khususnya tempat tinggal,” terangnya.

Masih kata Tumpak, dia berharap agar banyak orang mampu untuk memberikan bantuan kepada korban, dan pemerintah diharapkan segera mendahulukan proyek bedah rumah kepada mereka.

Kerugian yang dialami para warga mencapai ratusan juta rupiah, dan sampai kini masih banyak pihak yang memberikan bantuan kepada mereka.

Bantuan berupa sembako, pakaian, dan uang datang dari berbagai pihak, mulai pengusaha ketering, warga sekitar, sanak saudara. Warga sekitar juga membuat posko bantuan dan rencananya akan diadakan sampai sepekan.

“Bila hal ini dibiarkan tersus, kasihan mereka, karena udara malam sangat dingin. Jadi pemerintah harus segera membantu para korban,” tambahnya. Informasi dan pantau METRO, bila ada musibah, biasanya adat di kampung ini, salah satu anggota keluarga yang kamalangan harus menginap di tenda atau di rumah tersebut.

Terkait adat tersebut, Kepala Dusun Piter Manik (51) menerangkan, asalan salah satu anggota keluarga harus menginap, untuk menjaga agar tidak ada pihak luar yang mengambil sisa-sisa puing, seperti seng, besi dan juga masih ada kemungkinan benda-benda berharga yang terselamatkan.
“Dan alasan kenapa warga harus menginap, karena mamang itu kebijakan yang sudah turun temurun dari pendiri kampung tersebut,” kata Manik. (Copas : MSC)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments