Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Pembangunan Gorong-gorong di Seribudolok, 2 Bulan Dikerjakan, Sudah Ambruk



[Foto: Purba]
AMBRUK – Gorong-gorong yang menghubungkan Jalan Merdeka dengan Jalan Kesehatan Seribudolok yang baru dua bulan selesai dikerjakan, sudah ambruk.

SIMALUNGUN – Gorong-gorong yang menghubungkan Jalan Merdeka dengan Jalan Kesehatan Seribudolok tepatnya di Gang Setan di depan GKPS Imanuel yang baru dua bulan selesai dikerjakan, sudah ambruk.

Kuat dugaan, pemborong (rekanan, red) yang mengerjakannya asal jadi dan tak sesuai aturan. Gorong-gorong ini ambruk sampai dua kali dan sekrang sudah tidak bisa dilakui kendaraan roda empat ke atas lagi, dan kendaraan roda dua yang melintaspun harus hati-hati agar tidak terjatuh.

Seorang penduduk setempat J Saragih mengatakan, dulu sebelum gorong-gorong yang baru dibangun ambruk, gorong-gorong yang ada juga sudah ambruk duluan. Ketika itu, gorong-gorongnya baru dua minggu selesai dikerjakan dan sudah ambruk.

Sekarang, setelah gorong-gorong  yang ambruk itu diperbaiki , ehh ambruk lagi. Kasusnyapun sama, yakni baru dua bulan selesai dikerjakan sudah ambruk lagi. Dijelaskan Saragih, ketika gorong-gorong yang pertama ambruk, ketika itu pemborongnya beralibi, ambruknya gorong-gorong dikarenakan kesalahan pengguna jalan.

“Pemborong ketika itu mengatakan beton gorong-gorong belum kering sudah dilalui sehingga ambruk,” kata Saragih menirukan ucapan pemborong. Selanjutnya Gorong-gorong tersebut diperbaiki, selama lebih kurang 3 minggu jalan itu dipagar dan tak bisa dilalui karena alasan yang pertama.

Tapi setelah coran kering dan gorong-gorong layak dilalui, ternyata ambruk lagi  “Seminggu lalu gorong-gorong yang baru berumur 2 bulan itu kembali ambruk. Kuat dugaan, memang pemborong tak memenuhi juknis dalam mengerjakannya dan tereksan asal jadi, dan sampai sekarang jalan itu tidak bisa dilalui,” kata Saragih.

Pantau METRO di lapangan, jarak antar besi yang disusun bertikar diperkirakan mencapai 25 cm, dan besi yang di gunakan besi 14 ml. Informasi dari seorang konsultan pekerjaan yang menolak namanya disebut mengatakan, seharusnya jarak besi itu, harus maximal 10 cm, dan disusun bertikar dan dua lapis.

Terkait ukuran besi untuk gorong-gorong, seharusnya bukan besi 14 ml tidak bisa besi seperti itu, tapi harus lebih besar, selain itu jaraknya juga harus rapat,” kata konsultan lulusan Teknik Sipil ini.

Katany, sebelum pekerjaan itu disusun, sudah ada konsultan tim perencana, dan tim itu sudah bisa mengantisipasi mobil apa yang melintasi jalan itu sehingga jalan itu ditetapkan di kelas berapa dan kesanggupan jalan berapa puluh ton. Karena jalan masih dalam masa pemeliharaan, perbaikannya adalah tanggung jawab pemborong.

Wakil Direktur Eksekutif Ja ringan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia Region Sumatera, SW Purba mengatakan, kasus gorong-gorong dan paret ini menunjukkan kalau kinerja Dinas PU Bina Marga Simalu ngun tidak becus dan kuat dugaan sudah terjadi korupsi.

Dalam teknik kerjaan, seharusnya diawasi konsultan pengawas dan tidak boleh seenaknya pemborong melakukan pekerjaan sesuka hati. “Pekerjaan sudah salah kenapa dinas terkait secara khusus Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) diam saja dan terkesan tutup mata,” kata SW Purba.

Pekerjaan paret jalan di Seribudolok dari APBD 2012 memang banyak masalah. Selain pekerjaannya terlambat, tidak ada sanksi yang jelas yang diberikan kepada pemborong. Bahkan sampai saat ini Jalan Merdeka atau Jalan Sarangpadang sangat jorok dan kumuh, disebabkan pemborong paret membiarkan sisa-sisa material bangunan di badan aspal tanpa diangkut.

“Tahun lalu Jalan Merdeka baru ada peningkatan. Karena ulah pemborong pengerjaan paret, jalan ini nampak rusak berat karena materian berserakan di badan aspal jalan dan menyebabkan Jalan Merdeka menyempit,” tegas Purba.

Kadis PU Bina Marga Topot Saragih, sampai berita ini diturunkan belum berhasil dihubungi untuk dikonfirmasi. PPK yang menjadi panitia juga sulit dihubungi.(MSC)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments