Kosdim
Saragih (48), tersangka yang diduga sebagai provokator utama
pengeroyokan Kapolsek Dolok Pardamean Andar Siahaan akhirnya menyerahkan
diri. Ia selama ini bersembunyi di perkebunan.
Bandar judi togel ini menyerahkan diri ke Polres Simalungun di Pematang
Raya, Simalungun, pada Jumat 29 Maret 2013.
Ia menyerahkan diri
didampingi keluarganya setelah buron sejak Rabu 27 Maret.
Kosdim hingga kini masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres
Simalungun, Sumatera Utara (Sumut).
SIMALUNGUN – Polres
Simalungun melakukan olah tempat kejadian perkara kasus pembunuhan
Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Siahaan, Senin (1/4) kemarin. Saat
olah TKP, Kapolsek kalah cepat dengan warga, sehingga dia ditangkap lalu
dipukuli hingga tewas.
Olah TKP digelar usai tatap muka dengan
seluruh warga di Nagori Dolok Saribu, jajaran kepolisian langsung
melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP), tempat di mana warga
mengeroyok Kapolsek Dolok Pardamean hingga tewas.
Untuk mempermudah, Kapolres juga
menurunkan tiga saksi, yakni Aiptu Armada Simbolon, Bripka Lamsar dan
Brigadir Leonardo Sidauruk, yang merupakan rekan almarhum AKP Andar
Siahaan saat melakukan penangkapan tersangka judi togel, Rabu (27/3).
Olah TKP tersebut dimulai dengan
dihadangnya mobil Kapolsek oleh gerobak pedati, sehinga terperosok ke
parit. “Saat itu mobil kami terperosok dan warga sudah banyak
mengerumuni kami,” ujar Brigadir Leonardo Sidauruh.
Ratusan warga yang mengerumuni mereka
tidak sedikit yang berteriak bakar, bunuh yang ditujukan kepada mereka.
Sedangkan warga yang lain, memaksa supaya Kosdin Sumbayak yang ditangkap
dari Dolok Saribu karena menulis togel dilepaskan oleh petugas. Bahkan
Kosdin sendiri meronta-ronta dari dalam mobil dan meminta agar
dilepaskan.
“Saat itu kami bingung Komandan, sebab
kami sudah diancam ratusan warga. Terpaksa kami serahkan Kosdin
Sumbayak, Komandan,” tambah Leonardo kepada Kapolres Simalungun AKBP
Andi S Taufik SIk, yang memimpin olah TKP tersebut.
Kemudian, saat mereka keluar dari dalam
mobil, sementara Kapolsek masih dalam mobil, ratusan warga kembali
datang dari arah Nagori Dolok Saribu menyerang mereka. Bahkan di
antaranya sudah ada melempar pakai batu ke arah kaca mobil.
“Ketika itu Kapolsek sudah berkata
sembari menunjukkan KTA-nya bahwa dia seorang polisi. Bahkan ada
beberapa warga juga berkata demikian kepada warga yang lain. Tapi mereka
tetap menyerang kami,” kata Aiptu Armada Simbolon.
Leonardo Sidauruk dan Lamsar Samosir
pelan-pelan menghindar dari kerumunan massa dan pergi ke arah Gereja
GKPS dan melarikandiri ke perladangan. Sembari para warga membabi buta
memecahkan kaca mobil, keduanya tidak mengetahui lagi bagaimana kondisi
AKP Andar Siahaan serta anggotanya, Aiptu Armada Simbolon.
Melihat para warga semakin beringas,
Aiptu Armada Simbolon pun mengajak AKP Andar Siahaan keluar dari mobil
dan mereka kemudian berlari ke arah jalan keluar. Namun warga tetap
mengejar mereka.
Karena Andar Siahaan lebih lambat lari,
diapun ditangkap warga hingga akhirnya dimassakan sampai tewas
mengenaskan. “Ketika itu saya tetap berlari saja dan tidak mengetahui
kalau Kapolsek berada di belakang saya. Karena jumlah massa banyak, saya
tetap berlari, Komandan,” kata Aiptu Armada Simbolon.
“Kamu bawa pistol?” tanya Kapolres.
“Bawa, Komandan,” jawab Simbolon. “Lalu kenapa tidak melakukan
penembakan?” tanya Kapolres lagi. “Siap, Komandan. Saya tidak ada
melakukan penembakan, Komandan,” jawab Armada Simbolon.
Berdasarkan keterangan para saksi,
termasuk tersangka pembunuh kapolsek, awalnya dia terjatuh dengan posisi
telungkup di badan jalan. Kemudian tersangka membalikkan dan
menelentangkan tubuhnya. Saat itulah sejumlah pukulan menggunakan kayu
diarahkan ke wajah korban.
Pelaksanaan olah TKP tersebut ramai
disaksikan warga. Menurut Kapolres, olah TKP tersebut dilakukan untuk
memperjelas duduk perkaranya serta mempermudah penyidik untuk membuat
adegan ketika dilakukan rekonstruksi ke depan.
Atas peristiwa tersebut, 19 warga
ditetapkan sebagai tersangka dengan peran masing-masing. Saat ini 17
orang berada di tahanan Poldasu, sedangkan dua lainnya masih di tahanan
Polres Simalungun.
Pada malam kejadian, kepolisian juga
langsung melakukan penangkapan kepada sejumlah warga yang mencapai 117
orang. Namun selain tersangka, yang lain akhirnya dipulangkan. Akan
tetapi para warga mengaku trauma dan ketakutan apabila melihat seragam
polisi datang ke kampung mereka.
Karena kampung tersebut tetap mencekam,
akhirnya Kapolres dan Bupati Simalungun melakukan pertemuan tatap muka
dengan warga, sehingga suasana kembali normal. (MSC)
0 Comments