Info Terkini

10/recent/ticker-posts

LSM Pemborong Jalan Tutup Jalan Warga Karang Bangun

Proyek Belum Dikerjakan, Pemborong Ngaku LSM Tutup Jalan Warga Karang BangunSIMALUNGUN | Beginilah kalau pemborong tidak profesional. Proyek jalan rabat beton TA 2014 masih belum dikerjakan, tapi pemborongnya menutup jalan warga Dusun IV Nagori Karang Bangun Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun dengan bertruk-truk batu kerikil.

Warga yang setiap hari menggunakan jalan desa itu untuk beraktivitas, tentu saja berang. Warga bernama HM Sinaga, Kamis (20/3/2014) mendatangi pemborong yang kebetulan sedang menurunkan batu krikil dari truk berbadan besar.

Ketika ditanya kenapa jalan ditutup gundukan batu kerikil sehingga tidak dapat dilalui warga dan angkutan desa, padahal pembangunan belum dikerjakan? Pekerja yang menurunkan menjawab anteng; “Ini proyek pemerintah pak, itu pemborongnya,” tunjuk seorang yang menurunkan batu kerikil itu.

Mendapat pertanyaan dari warga, pemborong mengaku bermarga Nainggolan itu menjawab kalau batu kerikil itu untuk membangun jalan. Ketika ditanya kenapa harus ditumpuk di tengah ruas jalan dan tidak dipinggir karena angkutan desa dan becak barang warga tak bisa lintas? Marga Nainggolan itu malah berkelit, nanti akan dipinggirkan.
Tapi kenyataannya, hingga mereka meninggalkan lokasi, batu kerikil itu masih dibiarkan menumpuk di tengah ruas jalan Dusun IV Nagori Karang Bangun itu.

Lebih menjengkelkan lagi, pemborong itu malah mengaku kalau dirinya anggota salah satu LSM. Hal ini terucap ketika warga yang memprotes tersebut memperkenalkan diri sebagai wartawan. “Sama-sama orang pasarannya kita lae, saya juga LSM,” ujar marga Nainggolan itu.

HM Sinaga sengaja mendatangi pemborong di lokasi karena warga lainnya keberatan batu kerikil diletakkan menggunung di tengah jalan.

“Saya tadi ditelepon warga yang juga kesal melihat ulah pemborong tadi. Kok tak pakai akal sehat, batu diletakkan hingga menututp ruas jalan. Padahal proyek ini belum dikerjakan. Ditaruh dipinggir jalan kan lebih baik, agar warga tidak terganggung lewat. Kami di desa ini juga cari makan, butuh jalan ini untuk dilalui. Kecuali kalau jalan sudah mulai dikerjakan, mungkin tak ada masalah. Kami juga maklum,” tegas HM Sinaga.

Sementara Ketua Umum DPP LSM Macan Habonaron Jansen Napitu dan Direktur Eksekutif LSM Toppan RI menyesalkan sikap pemborong yang dianggap tak tahu peraturan itu.

Kedua aktivis yang dikenal vokal itu mengatakan, setiap proyek yang didanai pemerintah tidak boleh dikerjakan asal-asal, semua ada peraturannnya atau juklak dan juknisnya.

Seperti yang di Dusun IV Karang Bangun itu misalnya, kalau pekerjaan belum dimulai, maka sangat salah kalau material bangunan seperti batu kerikil diletakkan di tengah ruas jalan yang dilalui warga, sehingga jalan sulit dilalui.

“Jalan warga sampai-sampai tertutup dan tak dapat dilalui kenderaan roda empat. Ini seharusnya tak perlu terjadi kalau pemborongnya profesional. Yang dirugikan di sini adalah masyarakat, kecuali kalau pekerjaan sudah dimulai, pasang papan proyek dan buat pengumuman perihak adanya gangguan jalan, ini baru sah,” tandas Jansen senada dengan Jamansen.(DNA | herman maris)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments