[JAMBI]
“Siapa yang harus dipilih ya? Bingung juga. Tidak ada calon legislatif (caleg) yang
saya kenal dekat.” Demikianlah komentar, John Siregar (20), seorang warga Paal V,
Kotabaru Jamb ketika ditanya Warta Nasrani mengenai kesiapan menggunakan hak
pilih pada Pemilu Legislatif (Pileg), Rabu, 9 April 2014.
Kebingungan
serupa juga dialami banyak warga Kristen/Nasrani (umat Kristen) di Kota Jambi.
Banyak warga Kristen di Kota Jambi bingung menentukan pilihan pada Pileg 2014
karena mereka tidak mengenal lebih dekat para caleg, termasuk caleg-caleg dari
kalangan Kristen.
Warga
Kristen kurang mengenal lebih dekat para caleg beragama Kristen karena
sosialisasi para caleg ke kalangan warga Kristen sangat kurang. Para caleg juga
tidak melakukan kampanye yang lebih baik dan serius dengan cara mengunjungi
rumah warga Kristen secara door to door
(dari pintu ke pintu).
Para
caleg hanya terfokus menghadiri pesta-pesta orang Batak, kejadian keluarga yang
kemalangan dan membagi-bagi atribut atau tanda gambar, kalender dan kartu nama
kepada umat Kristen di lingkungan Gereja dan acara keluarga.
“Saya
belum memiliki caleg pilihan untuk dicoblos pada Pileg, Rabu, 9 April 2014
nanti. Saya tidak mengenal lebih dekat satu pun caleg Kristen yang maju
mencalonkan diri menjadi anggota dewan pada Pileg nanti,”kata John.
Menurut
John, seharusnya para caleg Kristen lebih serius dan intensif melakukan
pendekatan kepada warga Kristen melalui kunjunganke rumah-rumah. Namun di
lapangan, para caleg Kristen di Kota Jambi lebih tertarikmelakukan kampanye
pada pesta-pesta awal tahun (Bona Taon) orang Batak.
Gaya
kampanye seperti itu membuat caleg kurang dikenal warga Kristen, sehingga
kemungkinan banyak warga Kristen yang memilih caleg non-Kristen atau malahan
menjadi golongan putih (golput) alias tidak memilih.
Pesimistis
Sementara
itu warga Kristen di Kota Jambi banyak merasa pesimis terhadap perjuangan para
caleg Kristen. Sikap tersebut muncul karena selama ini, anggota DPRD dari
kalangan Kristen di Jambi kurang memperjuangkan aspirasi umat Kristen. Selama
periode 2009 – 2014, ada lima anggota DPRD Kota Jambi dari kalangan Kristen.
Namun mereka tak pernah bersuara vocal memperjuangkan aspirasi umat Kristen
Jambi, terutama aspirasi mengenai kesulitan membangun rumah ibadah.
“Ketika
bangunan Gereja di Kota Jambi disegel warga dan dilarang dibangun beberapa
tahun lalu, para anggota DPRD Kota Jambi dari kalangan Kristen tidak bersuara.
Mereka diam saja. Padahal dalam periode 2009 – 2014 ada anggota DPRD Kota Jambi
dari Partai Damai Sejahtera (PDS) yang notabene partai berbasis Kristen. Nah,
sekarang, para caleg Kristen semuanya dari partai nasional. Tipis harapan kita
bahwa mereka bisa memperjuangkan harapan kita umat Kristen di Jambi ini,”kata
seorang rohaniawan Kristen Jambi yang enggan ditulis namanya.
Menurut
rohaniawan tersebut, sikap pesimis umat Kristen di Kota Jambi terhadap para
caleg Kristen berpotensi mengurangi dukungan untuk para caleg Kristen tersebut.
Kurangnya rasa simpatik umat Kristen terhadap para caleg Kristen bisa saja
membuat para pemilih dari warga Kristen mengalihkan pilihan mereka kepada para
caleg non-Kristen yang lebih peduli pada nasib mereka.
“Bila
hal ini sampai terjadi, jumlah caleg Kristen yang bakal bisa duduk di kursi
dewan di Jambi, khususnya di Kota Jambi bakal berkurang. Kalau hal ini terjadi,
berarti sia-sialah usaha-usaha puluhan caleg Kristen di Jambi untuk merebut
kursi dewan,”katanya.
Persaingan
Ketat
Di
tengah merebaknya sikap pesimis dan kurang simpatik terhadap caleg Kristen di
Jambi, persaingan para caleg Kristen di Jambi juga cukup ketat. Ketatnya
persaingan tersebut karena jumlah caleg Kristen di Kota Jambi pada Pileg 2014
cukup banyak. Banyaknya caleg Kristen tersebut membuat suara umat Kristen di
Jambi terpecah. Kondisi tersebut bisa menyebabkan suara umat Kristen banyak
terbuang percuma dan caleg Kristen gagal meraih kursi dewan.
Berdasarkan
data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jambi, jumlah caleg beragama Kristen
di Jambi pada Pileg 2014 mencapai 30 orang. Caleg DPR RI satu orang, yakni
Tigor Sinaga dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Kemudian caleg Kristen
yang membidik kursi DPRD Provinsi Jambi dari daerah pemilihan Kota Jambi ada lima
orang dan caleg Kristen untuk DPRD Kota Jambi mencapai puluhan
orang.
Jatah
kursi DPRD Provinsi Jambi dari Daerah Pemilihan (Dapil) 1 Kota Jambi hanya 10
kursi dari 55 kursi DPRD Provinsi Jambi. Kursi DPRD Provinsi Jambi itu
diperebutukan sekitar 624 caleg dari berbagai parpol dari enam daerah pemilihan
se-Provinsi Jambi. Untuk merebut kursi DPRD Provinsi Jambi tersebut tentunya
sangat sulit bagi caleg Kristen dari Kota Jambi. Masalahnya dukungan terhadap
caleg kurang dan jumlah caleg Dapil Kota Jambi untuk DPRD Provinsi Jambi mencapai
119 orang.
“Peluang
caleg Kristen Kota Jambi merebut kursi DPRD Provinsi Jambi cukup berat.
Mereka
harus mampu meraih minimal sekitar 65.000 suara agar dapat jatah satu kursi.
Namun hal itu cukup sulit, karena jumlah warga Kristen di Kota Jambi hanya
sekitar 85.000 orang. Seluruh suara warga Kristen tersebut akan terbagi karena
caleg Kristen di Kota Jambi yang mencadi caleg DPRD Provinsi Jambi ada lima
orang,”kata seorang warga Kristen Kota Jambi.
Kemudian
peluang caleg Kristen di Kota Jambi untuk merebut kursi DPRD Kota Jambi juga
tergolong sulit. Masalahnya, jumlah caleg Kristen yang membidik kursi DPRD Kota
Jambi juga banyak, mencapai belasan orang. Sedangkan kursi DPRD Kota Jambi yang
diduduki anggota dewan dari warga Kristen hanya lima. Jadi, perjuangan para
caleg Kristen di Jambi untuk merebut kursi dewan di tingkat kota, kabupaten,
provinsi dan pusat pada akhirnya tergantung kepada hati nurani umat Kristen di
Jambi menentukan pilihan mereka pada Pileg nanti. (Warna/Rds).
0 Comments