Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Selamat Jalan Inang Berti br Girsang (Ny Pdt Kitaman Manihuruk, STh)



Tanggal 17 April 21014 Kami tumpuan Dorkas mengunjungi rumah Pdt..Kitaman selesai acara ibadah di Raya GKPS Pdt.J.Wismar Saragih,begitu senangnya bertemu dengan keluarga itu,Inang yang ramah menyambut kami,kunjungan adalah untuk melihat keadaan Pdt.Kitaman dalam kesaksian Pdt.dengan penuh haru dia mengatakan " banyak perkara yang tidak kumengerti ",lalu kami nyanyikan bersama sama yang tidak dimenegerti itu ternyata Inang Berti br.Girsang kembali kepada Tuhan pemilikNya.
BANYAK PERKARA YANG TAK DAPAT KUMENGERTI

Selamat Jalan Inang Berti br Girsang (Ny Pdt Kitaman Manihuruk, STh)
Kecelakaan maut itu terjadi di depan Terminal Parluasan (persis di depan Alfamart), Pematangsiantar. Tak masuk akal, kalau sebuah kecelakaan maut terjadi di sana. Kenderaan umumnya berjalan lambat, karena lalu lintas padat, dekat terminal.

Tapi justru di tempat itulah maut itu datang!
Pasir penutup bekas darah korban masih terlihat menumpuk ketika kami melintasi lokasi itu saat mengantar jenazah ke acara pemberangkatan di GKPS Jalan Sisingamangaraja, Pematangsiantar Senin sore, 5 Mei 2014.

Dua hari sebelumnya, wanita malang yang kami kasihi itu, baru saja membeli sarapan tak jauh dari lokasi itu, hendak pulang ke rumahnya di Rambung Merah dengan mengendarai sepeda motor.

Di titik itu, beliau mendahului truk yang berada di depannya (demikian menurut pemberitaan Pos Metro Siantar). Tiba-tiba dari arah berlawanan muncul truk lain. Pengemudi sepeda motor gugup, stang tidak stabil dan menyambar truk. Sepeda motor oleng. Sepeda motor dan pengendaranya masuk ke kolong truk. Ban belakang truk yang tak punya perikemanusiaan itu menggilas punggung ibu dari Vento (tinggal di Depok) dan Septa (tinggal di Pontianak).

Semuanya berlangsung dalam hitungan detik, tanpa ada kekuatan yang mampu mencegahnya.
(Foto di Pos Metro Minggu, menyajikan korban dengan posisi telungkup dan kepala ditutupi helm, celana panjang warna hitam dan baju panjang tangan berwarna merah. Darah berserakan di sekitarnya).
Riwayat putri pensiunan pendeta tentara di Bandung itu, berakhir di tempat itu. Tragis dan sulit dimengerti!

Keluarga yang menunggu di rumah gelisah dan mulai lapar. Sarapan yang dibelinya, serta orang yang membelinya tak kunjung tiba.

Sejak keluarga menyaksikannya berangkat dari rumah hingga peristiwa tragis itu, hanya berselang sekitar 50 menit.

Jawaban dari harapan sungguh di luar dugaan!. Keluarga di rumah mendengar berita yang mengejutkan. Kabar pertama: kecelakan dan kritis, kabar berikutnya: meninggal dunia.

Kabar duka itupun kemudian sampai ke telinga keluarga yang lain dan meledaklah tangis di segala penjuru.
Vento, anak tertuanya, yang seyogianya sore itu akan pulang ke Jakarta, terpaksa menunda keberangkatannya. Wanita yang begitu mengasihinya, sudah pergi menghadap yang kuasa, tanpa pesan apapun. Dia tak menyangka pagi itu akan menjadi pertemuannya yang terakhir. Membeli sarapan, itulah kebaikan terakhir yang dialaminya dari ibunya yang sangat dihasihi itu. Lalu pergi begitu saja!.

Di Medan kabar duka ini kami terima dari adik istriku Dr Ratna, sekitar pukul 08.30 pagi Sabtu, 3 Mei 2014.

Beberapa jam kemudian Pdt Enida Girsang (Sekum PGI Wilayah Sumut) memberitahu kejadian itu dan menjelaskan melalui telepon tentang peristiwa itu secara detil. Beliau saat itu kebetulan sedang berada di Siantar. "Sedih sekali boto" katanya. Enida selama kuliah di STT Jakarta, sering berkunjung ke rumah almarhum, ketika suaminya menjadi Pendeta GKPS Resort Cikoko, Jakarta . Sebuah sms saya terima kemudian dari Jadasri Saragih.
Sebuah peristiwa yang kalau ditanya mengapa, sampai kapanpun tidak akan ada jawabnya.

"Banyak perkara yang tak dapat kumengerti......Mengapakah harus terjadi di dalam kehidupan ini. Tiada sesuatu kan terjadi, Tanpa Allah Peduli", kata Ephorus GKPS Pdt Dr Jaharianson Saragih mengutip syair lagu "Allah Peduli" dalam pengantar khotbahnya, saat upacara pemberangkatan jenazah.

Selamat jalan inang Berti br Girsang (istri Pdt Kitaman Saragih Manihuruk, STh). Nanturang yang baik itu mengakhiri perbuatan baiknya di usia 61 tahun.

Istriku tidak akan pernah lagi menerima teleponmu, nasehatmu serta kata-katamu yang memberi semangat. Tidak akan pernah lagi dia mendengar sapaanmu setiap minggu yang menyenangkan, membuat istriku dan membuatku tetap bersemangat, meski sesulit apapun situasi yang kami hadapi. Berti adalah seorang pelipur di kala duka, sahabat sejati! :

"Apa kabar kalian di Medan inang. Bagaimana Bapak Clara. Salam ya sama bapak Clara, Nanturang dan tulang sehat-sehat saja".

Suara itu hanya ada dalam kenangan. Tidak akan mungkin terdengar lagi, setelah jasadmu kaku, mulutmu tertutup rapat, karena peristiwa maut itu.

Nanturang Berti memberi kesan terakhir yang sangat indah saat martumpol pahompunya (cucu), putriku Patricia Girsang dan Frederick Simanjuntak, di Gedung Sekolah Minggu HKBP Simalingkar, Oktober, 2013 lalu. Salah seorang cucunya yang dibangga-banggakannya.

"Bagaimana Clara?". Saat itu Clara, putri tertuaku tidak bisa hadir karena bayinya baru berusia tiga bulan. .
Itulah saat terakhir, aku menyaksikan kelincahanmu, keramahanmu, kepedulianmu kepada kami, kepada semua orang di sekelilingmu.

Inang yang cantik dan hangat ini selalu memanggil aku "boto bapak Clara", (meski tutur dari istriku aku memanggilnya nanturang). Beliau salah seorang boru Girsang terbaik dan sangat berkesan, sejak kukenal 30 tahun yang lalu.

Nanturang tidak akan pernah lagi mengatakan: "Pak Clara, saya mau mampir ke rumah ya Pa!" Kita tidak akan pernah lagi ngobrol tentang cucu-cucumu, tentang Septa, tentang Vento, tentang Tulang, tentang Kita.
Oh sedihnya!. Ribuan orang mengalami hal serupa, ini terlihat dari ribuan pelayat yang memenuhi rumahnya di Jalan Haji Ulakma Saragih Pematangsiantar, saat acara adat dan pemberangkatan ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Terlihat hadir dalam acara di rumah duka, tokoh-tokoh penting di Siantar Simalungun. Hadir juga dari Jakarta, Dr Junimart Girsang, SH pengacara dan bakal anggota DPR-RI periode 2014-2019. Beliau, yang semasa kuliah di Bandung sering berkunjung ke rumah almarhum mengungkapkan rasa dukanya dalam sambutan mewakili keluarga Girsang.

Inang Berti adalah teladan seorang istri pendeta. Beliau peduli keluarga, peduli sesama, tak peduli apakah orang lain memperdulikannya. Kebaikannya akan kekal selamanya.

Ephorus GKPS, Pdt Dr Jaharianson Saragih, yang mengaku pernah satu tahun menumpang di rumahnya saat masih studi, menggambarkan inang ini sebagai seorang yang ramah, peduli, mengorbankan dirinya untuk pelayanan suaminya dengan meninggalkan pekerjaannya sebagai apoteker. Bahkan beliau menyebut inang Berti adalah orang sangat banyak berperan dalam pernikahannya di GKPS teladan beberapa tahun yang lalu,

"Para istri pendeta harus banyak belajar dari kakakku yang baik ini," ujar Pendeta Jaharianson mengakhiri khotbahnya.

Semoga adik kami Septa dan Vento memahami peristiwa ini sebagai rancangan Tuhan yang terindah, walau beberapa saat ke depan memang masih sangat pahit.

Kami semua yakin, demikian pula kedua adik kami dan tulang Kitaman
"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Mazmur 23:4" (Khotbah Pdt Jaharianson Saragih).
Pagi ini saya menulis kisah sedih ini dari meja tempat mendengar kabar duka, Hari Sabtu, 3 Mei 2014, pukul 08.30.
Medan, 6 Mei 2014. (Sumber FB: Jannerson Girsang)

  • Djasamen Saragih Kami sekeluarga mengucapkan Berduka Cita. Kiranya keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan olehnya didalam menghadapai cobaaan ini........

  • Jannerson Girsang Cukup tragis dan susah dimengerti lae. Tetapi syukurlah tulang Kitaman begitu tegar dan anak-anak juga demikian. Kita jangan lupa mendoakan mereka.

  • Dakka Hutagalung Turut prihatin...

  • Damertina Saragih Kiranya kluarga yg ditinggal dpt Cepat memahami Rencana Tuhan yg Indah bg mreka

  • Eddy Sahat Manurung rahasia Tuhan lae.....secara daging kita sngt lemah dan ttp siap-sedia menjalani hari2 yg mmng jahat itu...kiranya keluarga yg ditinggal semakin dikuatkan..ikut berduka.

  • Rosarin Sipayung Yah kami mendeengar berita itu hari sabtu,, seakan tak percaya,,tapi itulah ke nyataan yg harus kitaterima, terutama buat kel besar Pdt Kitaman, semoga Tuhan memberi penghiburan buat kel besar,,,

  • Eni Ramayanti JAwak Roh kudus akan mnjdi penghibur bgi keluarga. Smga keluarga yg dtinggal cepat tarapoh n bjuang mlanjutkan hidup yg pnuh berkat tanpa mama

  • Johnson Simamora Turut berduka, Tuhanlah Sang Penghibur Sejati bagi keluarga yg ditinggalkan.

  • Devee Girsang Selamat jalan opung, kemarin beritanya diumumkan di tingting GKPS Depok, karna uda advento jemaat GKPS Depok, sedih mendengarnya, smoga opung ditempatkan di tempat terbaik disisi Tuhan Yesus...

  • Lasriana Megawaty Sinaga Sungguh tragis dan menyedihkan. Tp Tuhan pasti memberkati keluarga yg ditinggalkan.

  • Parluhutan Simarmata Turut berduka lae...

  • Sarmantina Sinaga Turut berduka cita boto.... Semoga keluarga cepat terhibur, Tuhan Yesus memberkati....

  • Eva Kristiaman Duka cita yang dalam, Bapa Jannerson Girsang, takkan ada jawaban bagi "mengapa" namun selalu ada jawaban tepat dan menguatkan bagi pertanyaan "siapa". Terima kasih untuk berbagi melalui kisah yang membuat kita bertanya "apa yang akan kita wariskan kala kita meninggal?" ... harumnya dampak dan pengaruh baik semasa kita masih hidup, ya.

  • Debora 'deboy' Girsang Itu namboru kami tersayang panggiiii, hiikkss:-(

  • Debora Ang Tulisan ini membuat airmata saya mengalir,mengingatkan kejadian 17 tahun lalu saat bapak saya mengalami kejadian yg mirip,,lokasi di jalan sriwijaya bawah kira2 500 m dr rumah kami d jln patuananggi siantar..sampai sekarang setiap melihat/mendengar sirene ambulan membawa jenazah ke rmh duka sedih itu masih tetap terasa..semoga Ibu berti dan bapak saya berada di firdaus bersama Tuhan Yesus yg dicintai mereka...

  • Frans Toegimin Hmmmmmmm....... Rest In Peace.....

  • Jaripen Saragih Jadi terbayang kembali kenangan bersama almarhumah saat pdt Kitaman S tugas di Resort Cempaka Putih Jkt Thn 80 an

  • Eva Girsang Selamat jalan bou,,kami tak akan melupakan kebaikanmu,,keramahanmu,,kelincahanmu,,seperti yg diceritakan abg....karna kami pun merasakan nya semasa hidupmu...Tuhan pasti sangat menyayangi bou,,,...

  • Marim Purba Saat kuliah di Bandung tahun 82-an dan Penelaahan Alkitab di salah satu rumah jemaat GKPS, nyonya rumah seorang Ibu sederhana menyapaku ramah, 'Apa kabar Bapamu?' Begitulah rumah itu jadi teduh serasa di rumah sendiri. Karena beliau adalah Ibu alm Pdt Girsang, pelayan pendeta di TNI Angkatan Darat Bandung di tahun 60-an, yang pernah sama-sama melayani dengan Bapa saya Alm Mansen Purba, ketika menjadi Vorhanger pertama di Gkps Bandung. Begitulah kami sebagai generasi kedua anak-anaknya saling akrab dengan keluarga besar alm Pdt Girsang ini, termasuk dengan botou Berti Girsang yang pergi dengan 'perkara yang tak kumengerti.' Tabahlah Pdt Kitaman Saragih. Selamat jalan botou ...

  • Sortha Situmorang Tanggal 17 April 21014 Kami tumpuan Dorkas mengunjungi rumah Pdt..Kitaman selesai acara ibadah di Raya GKPS Pdt.J.Wismar Saragih,begitu senangnya bertemu dengan keluarga itu,Inang yang ramah menyambut kami,kunjungan adalah untuk melihat keadaan Pdt.Kitaman dalam kesaksian Pdt.dengan penuh haru dia mengatakan " banyak perkara yang tidak kumengerti ",lalu kami nyanyikan bersama sama yang tidak dimenegerti itu ternyata Inang Berti br.Girsang kembali kepada Tuhan pemilikNya.

  • Jannerson Girsang 3-5 Mei 2014, lokasi ini menjadi tempat persemayaman terakhir inang Berti. Di ruangan inilah kami semua menumpahkan rasa duka, sebelum diberangkatkan ke peristirahatannya yang terakhir. Disinilah dia berbaring dua hari tanpa suara, tanpa kata-kata. Dia tidak mengerti bahasa kita, dan kita juga tidak mengerti mengapa dia tidak mau bersuara lagi, mengapa secepat itu dia menghentikan kebaikannya kepada kita. Terima kasih fotonya inang Sortha Situmorang. Nanti akan saya pakai sebagai foto in memoriam orang yang sangat baik itu.Terlihat beliau tersenyum diapit suaminya dan inang Sorta.berada di sebelah kiri suaminya (tulang Kitaman, pakai T Shirt). Berti, (baju kuning di tengah) tersenyum mengucapkan selamat tinggal, meinggalkan sejuta kenangan. Tak seorangpun mengerti, mengapa beliau pergi secepat itu. Tapi : "Allah Peduli". Semua ada dalam tangganNya, dalam RancanganNya.

  • Dearliany Purba Hi botoku mmng sangat tragis sekali boto dan tdk tega saya menyaksikan di kmr jenazah rs Djasamen Saragih boto mmng kita tdk dpt mengerti rahasia Tuhan boto ku

  • Tiarmaita Saragih Byk perkara yg tak dapat dimengerti tp ada satu perkara yg terindak yg kita pasti mengert

  • Ritha Silitonga Turut berduka cita.

  • Ahmad Hilmi Turut Berduka Cita yang sedalamnya...Abang & keluarga,,diberi ketabahan ..Aamiin

  • Patricia Girsang Aku baru membacanya, haru menyelimutiku di meja kerja di kantor. Opung baik selamat jalan ya, tenang di surga. Dan Tuhan yang berikan ketabahan dan penghiburan buat keluarga Opung.

  • Afrina Rohliharni Purba Dasuha Ketika mendengar berita kepergiaannya terbayang senyumnya dan suaranya tg ramah memanggil namaku....RIP inang Berti br Girsang...Tuhan Yesus pasti menguatkan keluarga yg di tinggal....

  • Deacy Maria Lumbanraja Banyak perkara yg tak dapat ku mengerti..., lagu ini selalu menjadi pujian ku krn memang banyak perkara yg tdk dapat kita mengerti..., Selamat Jalan Inang Berti br Girsang, Ny Pendeta Kitaman Manihuruk, selamat di tangan Yesus aman pelukan Nya...,

  • Asenk Lee Saragih Dihut Marpusokni Uhur. (Santabi Tulang Tulisan On Hu Kutip Bani Blog BS). Diatetupama

  • Jannerson Girsang Silakan Asenk Lee Saragih. Semoga bermanfaat dan menjadi pelajaran bagi kita semua!

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments