Kebun Unit Toba Sari |
Peremajaan (replanting) Kebun Unit Toba Sari, Kabupaten Simalungun diduga kuat sarat penyelewengan. Bahkan pekerjaan replanting itu tak sesuai RKS dan juga ditemukan rentan terhadap manipulasi. Sementara upaya meningkatkan mutu dan kwalitas hasil daun teh produk perkebunan
di bawah naungan PTPN IV Medan dengan secara serentak semua kebun unit
melakukan penanaman ulang pokok teh pucuk hijau. Proyek itu sudah disetujui dan
disepakati bersama oleh struktur menegemen perusahaan raksasa tersebut.
Dengan diiterbitkanya Rencana Kerja dan Syarat (RKS) oleh kantor pusat
yang langsung ditanda tangani Direktur Utama PTPN IV Medan.
Dilihat dari hasil kegiatan replanting Kebun Unit TobaSari sangat banyak dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan karena banyak yang tidak sesuai dengan RKS namun pihak Kebun Unit tidak melakukan kinerjanya dengan baik.
Dilihat dari hasil kegiatan replanting Kebun Unit TobaSari sangat banyak dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan karena banyak yang tidak sesuai dengan RKS namun pihak Kebun Unit tidak melakukan kinerjanya dengan baik.
Tetapi sudah disinyalir kog kali kong dengan pihak rekanan pemenang
tender. Dalam pelaksanaan replanting mulai dari pelaksanaan penlukuan
sampai penanaman sangat asal-asalan. Para rekanan hanya melakukan proses
Penlukan cumin satu kali lintasan yang seharusnya 2 kali lintasan secara
silang sesuai dengan RKS.
Dilain sisi, dalam pelaksanaan hiro juga
sangat disayangkan karena ada lahan yang hanya dilakukan penghiroan
cumin sekali lintasan yang seharusnya 2 kali secara silang, adapun
lokasi yang di hiro 2 kali namun tidak seecara silang namun satu arah.
Dalam pelaksanaan pengukuran dan pemancangan menggunakan tenaga karyawan tetap dan dalam hal pengukuran untuk pemancangan dengan bambu sangat disayangkan hanya memiliki satu pasang tali saja.
Dalam pelaksanaan pengukuran dan pemancangan menggunakan tenaga karyawan tetap dan dalam hal pengukuran untuk pemancangan dengan bambu sangat disayangkan hanya memiliki satu pasang tali saja.
Tidak menggunakan
beberapa pasang tali guna mendapat titik awal sampai titik akhir
pancangan guna untuk di lubangi. Seperti yang terjadi di Afdeling I
Kresek kebun Unit Toba Sari. Sebagian sudah ditanami, susuai dengan
pengakuan salah seorang karyawan yang bekerja disalah satu blok.
Dia menjelaskan memang dari kantor kebun hanya dibekali 2 gulung tali sling
untuk pengukuran titik tanam dimana setiap 1 hektar area memiliki 162
tittik baris yang berjarak 100cm dalam 1 baris serta setiap baris
diharuskan selisi 140 cm. Jarak tanam pohon sepanjang 60cm yang
mengharuskan para pekerja harus melakukan ±20 kali pengukuran karena
hanya dibekali 1 pasang tali sling pengukur.
Serta dalam pengadaan
bamboo potong yang juga di kontrakan sangat restan banyak penyimpangan
anggaran yang dilakukan Meneger maupun Askep Kebun Unit Toba Sari.
Begitu juga dengan pelaksanaan penanaman dan pelubanga dilakukan
Karyawan lepas dan tetap walaupun pelaksanaan replanting sudah di
kontrakkan.
Asisten Kepala Berlindo ketika di sambangi dikantornya tidak
bersedia bertemu dan sangat arogan serta di nilai sangat mengandalkan
kinerja premanisme. Karena sampai berita ini diterbitkan tidak bersedia
untuk memberikan informasi baik di hubungi melalui telephone seluler
(HP).
Anehnya dalam hal ini Berlindo berlagak seperti tak punya
keesalahan sedikit pun dan sangat percaya diri bak seperti malaikat yang
tak berdosa. Begitu juga dengan Menejer kebun Toba Sari yang tidak
bersedia bertatap muka dan sangat disayangkan kinerja yang tidak
efgisien.
Replanting kebun unit Toba Sari yang sudah sebagian sampai
tahap penanaman sangat ddi sayangkan banyak hal yang mengarah bahwa
sudah adanya koorporasi penyelewengan antara Menejer, Askep kebun Toba
Sari dan Rekanan pemenang tender guna memperkaya diri pribadi tanpa
adanya perhitungan yang matang akan dampak yang dilakukan masing-masing
oknum.
Kinerja Menejer dan Askep Kebun Unit Toba sari sangat dipertanyakan karena sejak menjabat posisi yang strategis di perkebunan belum ada hasil yang akurat, ketika hal ini di pertanyakan kepada Andi Wibissono selaku Direktur SDM dan Syahrul Siregar selaku Humas PTPN IV Medan tidak memberikan respon yang baik.
Kinerja Menejer dan Askep Kebun Unit Toba sari sangat dipertanyakan karena sejak menjabat posisi yang strategis di perkebunan belum ada hasil yang akurat, ketika hal ini di pertanyakan kepada Andi Wibissono selaku Direktur SDM dan Syahrul Siregar selaku Humas PTPN IV Medan tidak memberikan respon yang baik.
Sangat disayangkan seharusnya
menegemen Kantor Pusat Medan harus memanggil Menejer dan Askep kebun
tersebut guna menghindari adanya permasalahan yang terjdi semakin sangat
rancu. (Syamp)
0 Comments