Kapal Sumber Jaya, Milik Jonly Purba warga Nagori Purba yang hingga kini masih bertahan. Foto Asenk Lee Saragih. |
HARANGGAOL-Puluhan pengusaha angkutan transportasi Danau Toba di Kabupaten Simalungun gulung tikar akibat penumpang dan hasil bumi yang minim. Jumlah penumpang yang terus berkurang membuat pengusaha tak mampu mempertahankan biaya operasional kapal mereka.
Kapal Motor Kayu yang dulunya masih bertahan untuk mengangkut penumpang yakni KM Demo, KM Lihardo milik warga Desa Hutaimbaru, Kecamatan Pamatang Silimakuta, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
Kini kedua kapal tersebut telah dijual pemiliknya akibat tak sanggub mencari biaya operasional. Sebelumnya kedua kapal itu melayani penumpang dari Desa Soping, Hutaimbaru, Nagori Purba, Gaol, Binangara, Sihalpe tujuan Haranggaol, Horisan setiap hari pekan (Senin, Rabu dan Kamis).
"Sekarang penumpang minim sekali akibat tak ada lagi hasil bumi yang mau dijual ke pekan. Dengan berat hati, terpaksa kami jual kapal tersebut ke Samosir, Tapanuli Utara," ujar Kenedy, pemilik KM Dame.
Hal senada juga dikatakan Armen Girsang pemilik KM Lihardo. Keluarganya terpaksa menjual kapal besar mereka karena tak sanggub untuk biaya operasional. "Kini sudah banyak warga kampung menggunakan kenderaan roda dua atau mobil untuk transportasi ke pekan, seperti ke Haranggaol, Tongging dan Saribudolok," kata Armen Girsang.
Namun demikian akses jalan sekitar sepuluh Desa di pesisir Danau Toba di Simalungun belum maksimal karena kondisi jalan masih seadanya. Akses jalan rusak itu seperti Jalan Simpang Bage hingga jalan keliling Danau Toba dari Tongging, Kabupaten Karo hingga Nagori, Kecamatan Horisan Haranggaol, Kabupaten Simalungun. (lee)
0 Comments