Obyek Agro Wisata Mangga di Pesisir Danau Toba, Kabupaten Simalungun. Foto Asenk Lee Saragih. |
BERITASIMALUNGUN.COM, Simalungun-Kabupaten Simalungun yang memiliki 57 titik lokasi objek wisata, terdiri atas 30 lokasi wisata alam, 14 lokasi wisata agro, 4 lokasi wisata budaya. Namun hingga kini semuanya kurang ditata dengan baik atau bahkan diabaikan. Simalungun memang sebuah daerah yang memiliki potensial pariwisata yang sangat baik sekali, namun kurang penataan dan publikasi.
Tetapi keindahan daerah tanoh Habonaron Do Bona itu tidak sejalan dengan motivasi Pemerintah Kabupaten Simalungun untuk kemajuan pendidikan, karena jumlah 31 kecamatan yang terdapat di kabupaten Simalungun masih banyak Kecamatan yang tidak terdapat sekolah untuk tingkat pendidikan SMU Negeri dan SMK Negeri walaupun anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan jumlahnya ratusan milyar rupiah.
Tentu saja, hal ini sangat menyedihkan bagi masyarakat yang berada didaerah yang tidak terdapat lembaga pendidikan SMU Negeri dan SMK Negeri tersebut, karena para siswa yang ingin melanjutkan pendidkan kejenjang SMU dan SMK dengan terpaksa harus bersekolah diluar daerah dengan biaya yang jauh lebih tinggi.
Tetapi, kalau dikilas balik visi- misi Dr JR Saragih SH MM saat pencalonan Bupati Simalungun beberapa waktu yang lalu beliau berjanji akan memajukan pendidikan di daerah yang memiliki penduduk miskin sebanyak 81.000 jiwa (sensus 2012) ini dengan memberikan pelayanan pendidikan prima kepada tiap anak didik yang ingin bersekolah.
Alhasil, setelah berhasil memenangkan Pemilukada tahun 2010 lalu dan berhasil menduduki “ Tahta Kerjaan “ selama 4 tahun lamanya kinerja bupati belum tampak memiliki arah untuk peningkatan pendidikan di daerah bermotto Simalungun MANTAB ini, tetapi Bupati Simalungun hanya asyik membenahi lembaga pendidikan Universitas Efarina yang merupakan universitas miliknya sendiri tanpa peduli kepentingan pendidikan yang dibutuhkan rakyatnya.
Selain ketidakpedulian tehadap kemajuan pendidikan di kabupaten Simalungun, kinerja kepala daerah, pensiunan Militer ini hanya terlihat sebatas “ Utak-Atik” jabatan di jajaran SKPD Pemkab Simalungun untuk kepentingan pribadi semata.
Tetapi meskipun rakyat sudah jenuh untuk menanti, tetapi rakyat masih mengharapkan secercah harapan kiranya kepala daerah yang memimpin 386 Nagori dan 27 kelurahan ini mampu untuk memiliki kinerja mengedepankan pendidikan dari kepentingan pribadi lainnya. (www.penarakyat.com)
Tetapi keindahan daerah tanoh Habonaron Do Bona itu tidak sejalan dengan motivasi Pemerintah Kabupaten Simalungun untuk kemajuan pendidikan, karena jumlah 31 kecamatan yang terdapat di kabupaten Simalungun masih banyak Kecamatan yang tidak terdapat sekolah untuk tingkat pendidikan SMU Negeri dan SMK Negeri walaupun anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan jumlahnya ratusan milyar rupiah.
Tentu saja, hal ini sangat menyedihkan bagi masyarakat yang berada didaerah yang tidak terdapat lembaga pendidikan SMU Negeri dan SMK Negeri tersebut, karena para siswa yang ingin melanjutkan pendidkan kejenjang SMU dan SMK dengan terpaksa harus bersekolah diluar daerah dengan biaya yang jauh lebih tinggi.
Tetapi, kalau dikilas balik visi- misi Dr JR Saragih SH MM saat pencalonan Bupati Simalungun beberapa waktu yang lalu beliau berjanji akan memajukan pendidikan di daerah yang memiliki penduduk miskin sebanyak 81.000 jiwa (sensus 2012) ini dengan memberikan pelayanan pendidikan prima kepada tiap anak didik yang ingin bersekolah.
Alhasil, setelah berhasil memenangkan Pemilukada tahun 2010 lalu dan berhasil menduduki “ Tahta Kerjaan “ selama 4 tahun lamanya kinerja bupati belum tampak memiliki arah untuk peningkatan pendidikan di daerah bermotto Simalungun MANTAB ini, tetapi Bupati Simalungun hanya asyik membenahi lembaga pendidikan Universitas Efarina yang merupakan universitas miliknya sendiri tanpa peduli kepentingan pendidikan yang dibutuhkan rakyatnya.
Selain ketidakpedulian tehadap kemajuan pendidikan di kabupaten Simalungun, kinerja kepala daerah, pensiunan Militer ini hanya terlihat sebatas “ Utak-Atik” jabatan di jajaran SKPD Pemkab Simalungun untuk kepentingan pribadi semata.
Tetapi meskipun rakyat sudah jenuh untuk menanti, tetapi rakyat masih mengharapkan secercah harapan kiranya kepala daerah yang memimpin 386 Nagori dan 27 kelurahan ini mampu untuk memiliki kinerja mengedepankan pendidikan dari kepentingan pribadi lainnya. (www.penarakyat.com)
0 Comments