Sebelum Kebun Teh |
Sesudah Kebun Sawit |
BERITASIMALUNGUN.COM, Simalungun-Bagi Anda yang sudah lama
tidak berkunjung ke daerah perkebunan Teh Marjandi (Panei Tongah-Batu
20), jalan Siantar-Kabanjahe, bisa kaget!. Perkebunan teh yang dulu menjadi icon Kabupaten Simalungun, akan hilang, kalau konversi ini terus dilanjutkan.
Kini di kiri kanan jalan sudah berubah menjadi kelapa Sawit. Konon
sekitar 3000 hektar kebun teh milik PTP IV itu sudah berubah menjadi
kebun sawit.
Di daerah itu tidak akan Anda jumpai lagi perempuan "pemetik teh" dengan keranjang dan sepedanya. Kini, pohon-pohon teh hijau yang indah itu tidak terlihat lagi di sana. Suasana perkebunan teh dan perkebunan kelapa sawit memang sungguh berbeda.
Kebun teh menyuguhkan pemandangan lepas terhempang luas berwarna hijau, karena umumnya lebih rendah dari tinggi badan manusia. Menyegarkan mata.
Sementara perkebunan sawit yang tingginya beberapa meter, memang menghalangi pandangan. Walau tentunya lebih sejuk karena daunnya membuat sekitarnya teduh.
Untuk melepas kerinduan melihat pemandangan kebun teh, Anda bisa masuk melalui Simpang Raya ke arah Tigaras.
Beberapa kilometer ke dalam, memang perkebunan teh sudah berganti dengan kelapa sawit. Hingga bertemu desa Simantin Panei, maka Anda bisa melepas rindu perkebunan teh.
Mulai dari desa ini, sepanjang beberapa kilometer, masih bisa dinikmati pemandangan perkebunan teh yang konon merupakan perkebunan teh terbesar di Asia Tenggara itu.
Perkebunan teh ini juga bisa dinikmati dengan menempuh jalan dari jalan Pematangsiantar-Prapat, belok kanan ke arah Sidamanik. Di sana kita masih bisa menikmati pemandangan indah perkebunan teh. Di sana juga terdapat pabrik teh Tobasari.
Tentunya, kita berharap, PTPN IV tidak mengkonversi seluruh perkebunan teh ini.
Kabupaten Simalungun, selama ini dikenal selain tujuan wisata Prapat, Danau Toba, juga adalah Perkebunan Teh Terbesar di Asia Tenggara.(Jannerson Girsang)
Di daerah itu tidak akan Anda jumpai lagi perempuan "pemetik teh" dengan keranjang dan sepedanya. Kini, pohon-pohon teh hijau yang indah itu tidak terlihat lagi di sana. Suasana perkebunan teh dan perkebunan kelapa sawit memang sungguh berbeda.
Kebun teh menyuguhkan pemandangan lepas terhempang luas berwarna hijau, karena umumnya lebih rendah dari tinggi badan manusia. Menyegarkan mata.
Sementara perkebunan sawit yang tingginya beberapa meter, memang menghalangi pandangan. Walau tentunya lebih sejuk karena daunnya membuat sekitarnya teduh.
Untuk melepas kerinduan melihat pemandangan kebun teh, Anda bisa masuk melalui Simpang Raya ke arah Tigaras.
Beberapa kilometer ke dalam, memang perkebunan teh sudah berganti dengan kelapa sawit. Hingga bertemu desa Simantin Panei, maka Anda bisa melepas rindu perkebunan teh.
Mulai dari desa ini, sepanjang beberapa kilometer, masih bisa dinikmati pemandangan perkebunan teh yang konon merupakan perkebunan teh terbesar di Asia Tenggara itu.
Perkebunan teh ini juga bisa dinikmati dengan menempuh jalan dari jalan Pematangsiantar-Prapat, belok kanan ke arah Sidamanik. Di sana kita masih bisa menikmati pemandangan indah perkebunan teh. Di sana juga terdapat pabrik teh Tobasari.
Tentunya, kita berharap, PTPN IV tidak mengkonversi seluruh perkebunan teh ini.
Kabupaten Simalungun, selama ini dikenal selain tujuan wisata Prapat, Danau Toba, juga adalah Perkebunan Teh Terbesar di Asia Tenggara.(Jannerson Girsang)
0 Comments