Monumen kemerdekaan (pagoda) yang masih berdiri tegak di lokasi Taman Bunga, kini telah menjadi rumah dan toilet umum bagi anak-anak jalanan, sedangkan Pemko Siantar hanya dapat berjanji tanpa pernah berbuat. |
Kota Siantar, yang mana jumlah penduduknya setiap tahun semakin
bertambah, serta pertumbuhan keluarga-keluarga yang baru menikah dan
memiliki anak, melaju cukup tinggi, mengharuskan pemerintah daerah
memikirkan bagaimana menciptakan berbagai lokasi kunjungan wisata yang
murah dan nyaman.
Dibutuhkan kreativitas dari seorang pemimpin
untuk menciptakan berbagai lokasi wisata di sebuah kota, karena minimnya
dan mahalnya lahan yang ada. Pabila seorang pemimpin diperhadapkan
dengan kondisi seperti ini, apakah harus diam dan tidak melakukan
sesuatu?
Objek wisata Taman Bunga, merupakan salah satu lokasi
wisata yang murah, asri dan nyaman yang dimiliki kota ini, yang
seharusnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah, karena masyarakat
sebagai makhluk sosial membutuhkan hiburan dan tempat berkumpul secara
bersama-sama.
Taman Bunga yang semestinya memberikan kenyaman dan
kesejukan bagi warga Kota Siantar, kini telah berubah fungsi menjadi
rumah bagi anak jalanan, setelah tidak lagi dipihak ketigakan. Dan,
kehadiran mereka diduga menciptakan berbagai masalah.
Ragam cerita terlontar bising saat mendengar penuturan pengunjung di telinga para pedagang kuliner, saat menberikan santapan yang dipesan para pengunjung. Pedagang yang tidak mau namanya disebutkan ini mengaku, kegiatan mengamen yang dilakukan setiap hari oleh anak jalanan telah mengusik ketenangan pengunjuk.
Ragam cerita terlontar bising saat mendengar penuturan pengunjung di telinga para pedagang kuliner, saat menberikan santapan yang dipesan para pengunjung. Pedagang yang tidak mau namanya disebutkan ini mengaku, kegiatan mengamen yang dilakukan setiap hari oleh anak jalanan telah mengusik ketenangan pengunjuk.
Yang lebih ditakutkan oleh
pedagang, bukan soal barang dagangannya tidak laku, hanya saja perlu
dikuatirkan pemandangan itu bisa merusak pendidikan anak-anak, yang saat
ini ramai berkunjung ke Taman Bungan bersama keluarganya.
Hasil
wawancara dengan seorang pengamen, Reza (12) menuturkan saat ini jumlah
anak jalan yang menghuni Taman Bungan mencapai 70 orang. Selain
pengamen, tempat wisata tersebut berubah bagai barak pengungsian.
Monumen
kemerdekaan (Pagoda) yang berdiri di tengah taman, yang merupakan
monemen bersejarah yang harus dilestarikan, telah berubah menjadi rumah
anak jalan. Monumen itulah yang dijadikan sebagai tempat untuk mereka
beristirahat sebelum esoknya melakukan kegiatan mengamen.
Karena
telaah terbiasa hidup di alam bebas, yakni bebas membuang secara
sembarangan tempat, kehadiran anak jalan di malam hari kemudian mungubah
kondisi monumen sebagai toilet umum yang menghadirkan bau pesing.
Melihat
jumlah anak jalan dan masalah yang muncul, tentu menjadi pertanyaan
masyarakat umum. Apa yang dikerjakan pejabat dibawa Pemerintahan
Walikota Hulman Sitorus SE, khususnya dinas terkait, padahal sebelum
dilepas oleh pihak ketiga, pemko Siantar berjanji akan merehabilitasi
taman tersebut sehingga memberikan rasa nyaman bagi pengunjung.(http://www.hetanews.com)
0 Comments