Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Monumen Kemerdekaan Taman Bunga Siantar Jadi Toilet Umum Anak Jalanan

Monumen kemerdekaan (pagoda) yang masih berdiri tegak di lokasi Taman Bunga, kini telah menjadi rumah dan toilet umum bagi anak-anak jalanan, sedangkan Pemko Siantar hanya dapat berjanji tanpa pernah berbuat.
Kota Siantar, yang mana jumlah penduduknya setiap tahun semakin bertambah, serta pertumbuhan keluarga-keluarga yang baru menikah dan memiliki anak, melaju cukup tinggi, mengharuskan pemerintah daerah memikirkan bagaimana menciptakan berbagai lokasi kunjungan wisata yang murah dan nyaman.

Dibutuhkan kreativitas dari seorang pemimpin untuk menciptakan berbagai lokasi wisata di sebuah kota, karena minimnya dan mahalnya lahan yang ada. Pabila seorang pemimpin diperhadapkan dengan kondisi seperti ini, apakah harus diam dan tidak melakukan sesuatu?

Objek wisata Taman Bunga, merupakan salah satu lokasi wisata yang murah, asri dan nyaman yang dimiliki kota ini,  yang seharusnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah, karena masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan hiburan dan tempat berkumpul secara bersama-sama.

Taman Bunga yang semestinya memberikan kenyaman dan kesejukan bagi warga Kota Siantar, kini telah berubah fungsi menjadi rumah bagi anak jalanan, setelah tidak lagi dipihak ketigakan. Dan, kehadiran mereka diduga menciptakan berbagai masalah.

Ragam cerita terlontar bising saat mendengar penuturan pengunjung di telinga para pedagang kuliner, saat menberikan santapan yang dipesan para pengunjung. Pedagang yang tidak mau namanya disebutkan ini mengaku, kegiatan mengamen yang dilakukan setiap hari oleh anak jalanan telah mengusik ketenangan pengunjuk. 

Yang lebih ditakutkan oleh pedagang, bukan soal barang dagangannya tidak laku, hanya saja perlu dikuatirkan pemandangan itu bisa merusak pendidikan anak-anak, yang saat ini ramai berkunjung ke Taman Bungan bersama keluarganya.

Hasil wawancara dengan seorang pengamen, Reza (12) menuturkan saat ini jumlah anak jalan yang menghuni Taman Bungan mencapai 70 orang. Selain pengamen, tempat wisata tersebut berubah bagai barak pengungsian.

Monumen kemerdekaan (Pagoda) yang berdiri di tengah taman, yang merupakan monemen bersejarah yang harus dilestarikan, telah berubah menjadi rumah anak jalan. Monumen itulah yang dijadikan sebagai tempat untuk mereka beristirahat sebelum esoknya melakukan kegiatan mengamen.
Karena telaah terbiasa hidup di alam bebas, yakni bebas membuang secara sembarangan tempat, kehadiran anak jalan di malam hari kemudian mungubah kondisi monumen sebagai toilet umum yang menghadirkan bau pesing.

Melihat jumlah anak jalan dan masalah yang muncul, tentu menjadi pertanyaan masyarakat umum. Apa yang dikerjakan pejabat dibawa Pemerintahan Walikota Hulman Sitorus SE, khususnya dinas terkait, padahal sebelum dilepas oleh pihak ketiga, pemko Siantar berjanji akan merehabilitasi taman tersebut sehingga memberikan rasa nyaman bagi pengunjung.(http://www.hetanews.com)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments