Sekdes mengendarai sepedamotor, saat hendak meninggalkan Polsek Bangun. Ist |
BERITASIMALUNGUN.COM, Simalungun-Sejumlah warga di Pematang Gajing, Gunung Malela, menggerebek rumah bidan NP (28), Jumat 8 Agustus 2014 sekira pukul 22.00 WIB. Di rumah itu warga menemukan Ed (40), yang merupakan sekretaris desa (sekdes) setempat bersama temannya In (38).
Warga melakukan penggerebekan karena curiga pasangan itu berselingkuh. Saat penggerebekan, ketiganya ditemukan di tempat berbeda. Bidan NP berada di kamarnya. Sedangkan Ed di kamar mandi dan In di ruang tamu. Meski begitu, warga bersikeras dan menuding Bidan dan Sekdes merupakan pasangan selingkuh. Warga membawa ketiganya ke luar rumah.
Beruntung rumah Pangulu Pematang Gajing bersebelahan dengan rumah bidan, sehingga sekdes dan temannya langsung diamankan dari amukan warga. Atas saran pangulu, ketiganya dibawa ke Polsek Bangun untuk diperiksa.
Kejadian itu dibenarkan Kapolsek Bangun AKP Bonggas Simarmata. Namun, Kapolsek menegaskan, tudingan warga yang mengatakan sekdes dan bidan merupakan pasangan selingkuh tidak benar. “Tudingan warga tidak mendasar. Itu tidak benar. Makanya Jumat sore ketiganya langsung kita bebaskan setelah diperiksa,” ujar Kapolsek Bangun AKP Bonggas Simarmata kepada METRO, Sabtu (9/7).
Kapolsek menceritakan kronologis kejadian. Katanya, malam itu, Sekdes dan In, keduanya warga Laras, Bandar Huluan, bertamu ke rumah bidan untuk membicarakan masalah istri sekdes yang kini berada di Lapas Kelas II A Pematangsiantar karena tersangkut kasus dugaan melakukan korupsi.
“Sekdes tahu kalau si bidan itu bisa mengurus untuk meringankan hukuman istrinya. Sehingga dia (Ed, red) mendatangi bidan dan meminta tolong. Sedangkan In hanya menemani Ed,” jelas Kapolsek.
Bidan sendiri baru mengenal Ed sekitar dua bulan lalu. Perkenalan keduanya berawal dari permasalahan yang tengah dihadapi istri Ed.
Tak berapa lama kemudian, tiba-tiba puluhan warga mendatangi dan melakukan penggerebekan rumah bidan dengan alasan keduanya merupakan pasangan selingkuh. “Saat digerebek, tidak ada unsur yang mencurigakan. Sebab, Ed saat itu berada di kamar mandi.
Sedangkan NP dalam kamar, dan In di ruang tamu. Itu tidak menguatkan, kecuali kalau mereka ditemukan berdua dalam kamar. Ini mereka bertiga dan saat digerebek dalam kondisi terpisah,” bebernya.
Andi (25), warga yang mengetahui penggerebekan itu mengatakan, saat digerebek ketiganya memang berada di dalam rumah. Namun mereka ditemukan di tempat berbeda. “Memang waktu digerebek tidak ada yang mencurigakan. Hanya saja, warga curiga karena bidan itu menerima tamu laki-laki di malam hari. Itu saja,” ujarnya singkat.
Salah seorang warga, M Purba (60), tetangga NP, mengaku bahwa NP merupakan bidan terlaris di kampung itu. Hampir setiap malam selalu kedatangan tamu yang hendak berobat.
“Mulai pagi hingga malam, pasien bidan itu selalu ada. Terkadang, warga di sini kalau mau berobat harus mengantre,” akunya sembari mengatakan bahwa NP merupakan bidan yang dermawan. “Dia baik. Kadang dia tidak mau meminta uang kepada pasien yang perekonomiannya sulit. Mengenai laki-laki itu, saya tidak tahu. Sepertinya baru kali itu ku lihat,” ucapnya.
Tak hanya tetangga bidan yang tak percaya soal perselingkuhan itu. Keluarga bidan juga tak percaya. Salah seorang keluarga bidan KP (50), isu itu tidak benar. Sampai saat ini, hubungan dia dengan suaminya masih baik-baik saja.
Bahkan rumah yang ditempati bidan itu masih milik suaminya. Demikian juga mobil, itu pemberian suaminya,” beber wanita berkulit sawo matang itu.
Ketika masalah ini hendak ditanyai kepada sekdes maupun bidan dan In, ketiganya menolak diwawancara. Mereka memilih diam dan berlalu meninggalkan kantor Polsek Bangun. (Lee/Sumber: Metrosiantar.com)
Warga melakukan penggerebekan karena curiga pasangan itu berselingkuh. Saat penggerebekan, ketiganya ditemukan di tempat berbeda. Bidan NP berada di kamarnya. Sedangkan Ed di kamar mandi dan In di ruang tamu. Meski begitu, warga bersikeras dan menuding Bidan dan Sekdes merupakan pasangan selingkuh. Warga membawa ketiganya ke luar rumah.
Beruntung rumah Pangulu Pematang Gajing bersebelahan dengan rumah bidan, sehingga sekdes dan temannya langsung diamankan dari amukan warga. Atas saran pangulu, ketiganya dibawa ke Polsek Bangun untuk diperiksa.
Kejadian itu dibenarkan Kapolsek Bangun AKP Bonggas Simarmata. Namun, Kapolsek menegaskan, tudingan warga yang mengatakan sekdes dan bidan merupakan pasangan selingkuh tidak benar. “Tudingan warga tidak mendasar. Itu tidak benar. Makanya Jumat sore ketiganya langsung kita bebaskan setelah diperiksa,” ujar Kapolsek Bangun AKP Bonggas Simarmata kepada METRO, Sabtu (9/7).
Kapolsek menceritakan kronologis kejadian. Katanya, malam itu, Sekdes dan In, keduanya warga Laras, Bandar Huluan, bertamu ke rumah bidan untuk membicarakan masalah istri sekdes yang kini berada di Lapas Kelas II A Pematangsiantar karena tersangkut kasus dugaan melakukan korupsi.
“Sekdes tahu kalau si bidan itu bisa mengurus untuk meringankan hukuman istrinya. Sehingga dia (Ed, red) mendatangi bidan dan meminta tolong. Sedangkan In hanya menemani Ed,” jelas Kapolsek.
Bidan sendiri baru mengenal Ed sekitar dua bulan lalu. Perkenalan keduanya berawal dari permasalahan yang tengah dihadapi istri Ed.
Tak berapa lama kemudian, tiba-tiba puluhan warga mendatangi dan melakukan penggerebekan rumah bidan dengan alasan keduanya merupakan pasangan selingkuh. “Saat digerebek, tidak ada unsur yang mencurigakan. Sebab, Ed saat itu berada di kamar mandi.
Sedangkan NP dalam kamar, dan In di ruang tamu. Itu tidak menguatkan, kecuali kalau mereka ditemukan berdua dalam kamar. Ini mereka bertiga dan saat digerebek dalam kondisi terpisah,” bebernya.
Andi (25), warga yang mengetahui penggerebekan itu mengatakan, saat digerebek ketiganya memang berada di dalam rumah. Namun mereka ditemukan di tempat berbeda. “Memang waktu digerebek tidak ada yang mencurigakan. Hanya saja, warga curiga karena bidan itu menerima tamu laki-laki di malam hari. Itu saja,” ujarnya singkat.
Salah seorang warga, M Purba (60), tetangga NP, mengaku bahwa NP merupakan bidan terlaris di kampung itu. Hampir setiap malam selalu kedatangan tamu yang hendak berobat.
“Mulai pagi hingga malam, pasien bidan itu selalu ada. Terkadang, warga di sini kalau mau berobat harus mengantre,” akunya sembari mengatakan bahwa NP merupakan bidan yang dermawan. “Dia baik. Kadang dia tidak mau meminta uang kepada pasien yang perekonomiannya sulit. Mengenai laki-laki itu, saya tidak tahu. Sepertinya baru kali itu ku lihat,” ucapnya.
Tak hanya tetangga bidan yang tak percaya soal perselingkuhan itu. Keluarga bidan juga tak percaya. Salah seorang keluarga bidan KP (50), isu itu tidak benar. Sampai saat ini, hubungan dia dengan suaminya masih baik-baik saja.
Bahkan rumah yang ditempati bidan itu masih milik suaminya. Demikian juga mobil, itu pemberian suaminya,” beber wanita berkulit sawo matang itu.
Ketika masalah ini hendak ditanyai kepada sekdes maupun bidan dan In, ketiganya menolak diwawancara. Mereka memilih diam dan berlalu meninggalkan kantor Polsek Bangun. (Lee/Sumber: Metrosiantar.com)
0 Comments