Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Harga Cengkeh Dibadrol Petani Rp 140 Ribu/Kg


Tanaman Cengkeh milik St Berlin Manihuruk di Desa Hutaimbaru, Simalungun.Foto Asenk Lee Saragih


Tanaman Kopi dan Coklat di Desa Hutaimbaru sebagai pengganti tanaangnya cengkeh. Tahun 1980-2000 warga Desa Hutaimbaru menggeluti tanaman cengkeh, namun karena harga sempat anjlok hingga Rp 5000/kg, warga menebangnya dan menggantikan dengan tanaman kopi ateng dan coklat. Foto Asenk Lee Saragih

BERITASIMALUNGUN.COM, Hutaimbaru-Kini harga cengkeh kering kini dibadrol petani cengkeh di pesisir Danau Toba, Kabupaten Simalungun Rp 140 ribu per kilogram. Kini petani cengkeh mulai bisa bernafas lega karena naiknya harga cengkeh sebulan terakhir. Beberapa tahun sebelumnya harga cengkeh anjlok hingga Rp 5000/kg sehingga banyak petani menebang pohon cengkehnya dan diganti dengan tanaman kopi ateng.

Anta br Damanik (69) seorang petani cengkeh Desa Hutaimbaru, Kecamatan Pamatang Silimakuta, Kabupaten Simalungun, Selasa (19/8/2014) mengatakan, agen pedagang cengkeh datang dari Siantar ke desa-desa ke pesisir Danau Toba seperti Desa Sihalpe, Gaol, Nagori Purba, Hutaimbaru, Bage, Baluhut dan desa lainnya datang membeli cengkeh.

“Kini sekarang ada pedagang cengkeh datang ke desa-desa membeli langsung cengkeh kering kepada petani dengan harga Rp 140 ribu/kg. Saya sempat rugi, saya jual sekitar 40kg cengkeh ke Tongging, Kabupaten Karo, tengkulak hanya membeli dengan harga Rp 120 ribu/kg,” kata Anta Damanik.

Warga desa itu juga sedikit mencurigai timbangan dari agen cengkeh yang datang ke desa-desa membeli cengkeh petani. Soalnya harga selisih beli di desa dan dipekan lumayan besar yakni Rp 20 ribu/kg.

“Kita curiga kenapa agen dari Siantar itu bisa mematok harga Rp 140 ribu/kg, sementara tengkulak di pecan Cuma dibadrol Rp 120 ribu/kg. Kita curiga ada permainan pada timbangan. Kita minta instansi terkait melakukan tera timbangan pada agen yang datang ke desa-desa tersebut,” ujar Lamhot Saragih, petani cengkeh Desa Hutaimbaru lainnya. (Lee)    

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments