BERITASIMALUNGUN.COM, Siantar-Sosok Prajurit Saptamargais sejati ini patut diperhitungkan pada pencalonan Walikota Siantar Agustus 2015 mendatang. Cita-citanya yang mulia untuk berbakti di Kota Raja Sangnawaluh itu bisa diwujudkan, dengan bersatu padu mendorong dan menggalang dukungan penuh dari masyarakat Kota Pematangssiantar tanpa terkecuali.
|
|
||||
|
“Sosok Prajurit yang Saptamargais Sejati”
Saya lahir pada tanggal 5
Januari 1964 di Desa Negeritani Kabupaten Simalungun, dilingkungan keluarga dan
masyarakat Simalungun, orang tua saya termasuk tokoh dalam masyarakat, seorang
yang menjabat pengurus gereja selama 25 tahun memegang jabatan bendahara
gereja, mendapat penghargaan Veteran dari Pemerintah RI Golongan “D”. Bapak
saya dikenal juga sebagai
Tukang di Kecamatan Silaukahean. Karena hampir 50 persen bangunan rumah di daerah
Negeri Tani, Sarangpunai, Sirpangopat, Nagoridolog, Happung, Simanabun, Bandar
Maruhur, Sidiam-diam dikerjakan oleh bapak saya St. Tajim Libercius Damanik,
orangtua saya dikenal sosok orangtua yang disiplin dan taat, baik dalam
kehidupan gerejani maupun dalam bermasyarakat, ibu saya Mitim Rosmaita Boru
Purba Tambak yang juga setia membantu bapak saya dan mengurus kami
anak-anaknya. Saya menamatkan sekolah
SD di SDN-2 Nagoridolog pada tahun 1976, lalu melanjutkan di SMP Nagoridolog dan tamat pada tahun 1979, lalu
saya melanjutkan sekolah di SMAN-1 Kabanjahe dan tamat pada tahun 1983.
Di dalam
keluarga, saya anak ke 4, yang banyak memberikan semangat bagi saya untuk
mengikuti sekolah dan mengejar cita-cita adalah abang saya Hermanus Damanik saat
itu bertugas sebagai TNI di Yonif 125/Smb, abang saya inilah yang selalu
memberikan dorongan untuk berjuang meraih cita-cita, sehingga selama duduk
dibangku SMA saya sudah bercita-cita menjadi seorang perwira dan kelak akan
meraih pangkat Brigadir Jenderal.
Cita-cita
saya ini terlihat pada beberapa catatan di buku tulis pelajaran sewaktu SMA,
hampir semua buku catatan saya pemiliknya tertulis nama Brigjen Drs. JSM
Damanik, selaras dengan cita-cita ini, saya mengikuti kegiatan belajar dengan
tekun dan bersungguh-sungguh.
Bukti dari kesungguhan saya diantaranya yaitu
saya tidak melewatkan waktu belajar dengan bermain-main, kegiatan
extrakurikuler di sekolah yaitu Pramuka dengan predikat penegak dan pendega
sehingga saya juga selalu terpilih sebagai anggota Paskibra pada Upacara HUT
Proklamasi kemerdekaan RI di tingkat Kabupaten Karo.
Kegiatan latihan Beladiri
juga saya ikuti di Kabanjahe yaitu beladiri Tae Kwondo dengan pelatih Jhon
Modal Pencawan Juara Tae Kwondo Tingkat PON dari Kab. Karo, dengan demikian
menambah percaya diri dan kepribadian yang kuat, kalaupun misalnya berantam
menghadapi lawan sebaya saya 3 orang.
Saya tidak gentar menghadapinya, saya
yakin cukup dengan tendangan upcaki semua sudah selesai, memang semasa SMA
teman-teman saya termasuk semua yang energik dan pilihan yang mempunyai daya
pikir yang tinggi, mungkin inilah hasil yang murni pada saat seleksi masuk
SMAN-1 Kabanjahe yang saat itu cukup Terkenal di Sumatera Utara karena lulusan
SMAN-1 Kabanjahe mencapai gelar terbanyak diterima di Perguruan Tinggi terkenal
seperti Universitas Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Universitas Gajah
Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Institut Pertanian
Bogor.
Kehidupan remaja saya selama
SMA cukup disiplin, setiap hari minggu selalu aktif mengikuti ibadah, kalau
disekolah waktu itu saya mulai tertarik akan seseorang teman sekelas saya
bernama Hanna Purba. Saya senang kepadanya karena selain orangnya cantik,
penampilan dan cara belajarnya juga tekun dan nilainya selalu lebih tinggi dari
saya.
Saya selalu mencari perhatiannya, bahkan karena tumbuhnya rasa tertarik
saya maka saya berusaha mengimbanginya dengan belajar lebih gigih agar nilai
saya berada diatasnya, akhirnya memang hampir dalam semua mata pelajaran nilai
saya jauh lebih tinggi dari dia, bahkan saya sewaktu kelas II saya juara-1 di
Kelas, kemudian pada kelas-3 turun menjadi Juara-3 di Kelas karena pada saat
kelas 3 saya fokus mempersiapkan diri latihan fisik untuk persiapan mendaftar
Akabri.
Tapi ketertarikan saya kepada
si Hanna Purba hanyalah dalam diri saya sendiri karena sampai kami tamat di
SMA, dia tidak pernah membuka diri untuk mau berteman akrab atau istilahnya berpacaran
dengan saya, namun saya sudah berhasil melalui waktu masa sekolah SMA itu
dengan hasil Ebtanas yang memuaskan.
Saya mulai mengikuti seleksi Akabri tahap kesehatan lulus, dilanjutkan seleksi jasmani lulus, tibalah waktunya Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru), maka saya juga mendaftar Sipenmaru di USU, diterima di Fak Sospol USU dan IKIP Medan tinggal mau memilih kemana mendaftar ulang.
Suatu keadaan yang sangat sulit karena dalam waktu bersamaan saya masih mengikuti seleksi masuk Akabri pada bulan Juni 1983, maka kesempatan untuk menjadi Mahasiswa saya tinggalkan karena masih mengikuti Seleksi Akabri.
Akhirnya pengalaman pahitpun harus saya terima karena ternyata saya gugur di Pantukhir Akabri Tahun 1983, saya menerima keadaan ini dan pasrah mau menjadi apa karena memang saya tidak berdaya, saya tidak mempunyai apa-apa, apalagi dukungan keuangan dari orangtua saya tidak ada karena orang tua saya sakit-sakit dan saudara saya tidak ada yang membantu.
Maka pada bulan Juli 1983 ada Pengumuman penerimaan Secaba Milsuk, lalu saya putuskan untuk melamar masuk Secaba Milsuk TA 1983/1984 dan mendapat rekomendasi bagi yang kalah di Seleksi Akabri.
Akhirnya dengan perjuangan yang sangat gigih dan atas pertolongan Tuhan
pada bulan September 1983 saya dinyatakan lulus seleksi dan masuk mengikuti
pendidikan Secaba Milsuk di Rindam I/BB Pematang Siantar.
Selama mengikuti pendidikan dasar militer
saya lalui dengan lancar bahkan saya mendapat Ranking nomor 1 untuk se Kodam
I/BB, karena waktu itu kami digabung dari 4 Kodam mulai dari Kodam I/Iskandar
Muda, Kodam III/17 Agustus Padang dan Kodam IV/Sriwijaya Palembang dan saya
dilantik menjadi Prajurit TNI-AD dengan pangkat Sersan Dua pada tanggal 22 Januari
1984, kemudian melanjutkan pendidikan Kejuruan Bintara Infanteri di Puslatpur
Rindam I/BB. Setelah tamat saya mendapat
penempatan di Yonif 125/Simbisa dan menjabat sebagai Komandan Regu Senapan di
Kompi Senapan A di Pitura Pangkalan Berandan.
Sebagai prajurit Bintara muda tentu saya sangat lincah dan cekatan
melaksanakan setiap tugas yang diberikan, saya bangga menjadi komandan regu dengan memakai tali korps
komando warna merah dibahu lengan kanan, tugas memimpin regu dalam latihan dan
kegiatan rutin dan regu saya selalu unggul dibandingkan dengan regu yang lain,
seperti Regu Ton Tangkas selalu yang terbaik, dalam latihan taktik regu juga
selalu mendapat penilaian baik dari Komandan saya, bahkan selama di Pangkalan
Berandan diberikan kesempatan untuk melatih Satpam Pertamina sampai 3 Gelombang
yang dipimpin oleh Komandan Kompi Saya Kapten
Inf Wardoyo.
Akhirnya jabatan Danru hanya saya alami selama 7 bulan karena saya mendapat
kepercayaan menjadi Basi-2/Ops Simayon Yonif 125/Smb di Kabanjahe, selama di
Staf Ops saya banyak melaksanakan tugas bidang penyelenggaraan latihan, mulai
dari perencanaan latihan, penyiapan latihan sampai pelaksanaan latihan mulai
dari latihan perorangan, Kelompok, Regu dan Peleton. Disamping itu juga saya mendapat kepercayaan
untuk mengajar Ilmu Medan kepada seluruh personil Yonif 125/SMB karena memang
saya sudah menguasai Ilmu Medan dan ditunjuk juga sebagai Danru dalam Lomba
Binsat Dbp Letda Inf Ngadijo komandan peleton kami menjadi Juara I se Kodam
I/BB dalam hal Lomba Permildas yang dilaksanakan di Halaman Makodam I/BB di
Medan.
Semua pelaksanaan tugas
dapat dilaksanakan dan pada Tahun 1987 saya diperintahkan Danyonif 125/SMB
Letkol Inf A.A. Tarmana Nrp. 24183 untuk mengikuti Lat Kader di Pussenif Bandung dimana waktu itu seluruh Yonif se
Indonesia melaksanakan Latihan Kader dalam rangka menyiapkan satuan untuk
melaksanakan Operasi di Timor Timur.
Personil yang mengikuti adalah seluruh Danyon, Dankipan, Kasiops dan
Kasiintel Yonif selama 1 bulan, saya mendapatkan sangat banyak pengalaman
tehnik dan taktik bertempur, bayangkan saya yang masih berpangkat Sersan Dua
dan yang termuda waktu itu harus bisa melaksanakan tugas sebagai Pembawa Radio,
Peta, Kompas atau Voorspeed (pengintai depan) pada setiap gerakan
taktis patroli.
Dalam setiap gerakan saya selalu menjadi Voorspeed atau pengintai depan,
pemegang kompas dan perintis jalan, apalagi pada saat Taktik saya harus jeli
membaca peta untuk melanjutkan gerakan sampai pada sasaran, banyak tim yang
kesasar dan lama baru mencapai sasaran, akan tetapi Tim Yonif 125/Smb selalu
tercepat dan tepat tiba di sasaran, inilah cikal bakal sehingga pada saat saya
mengikuti Pendidikan Secapa Regif saya juga waktu itu menjadi pembantu pelatih
walaupun saya status siswa, memang kalau di bidang ilmu medan sampai sekarang
ini saya dijuluki mbahnya Ilmu Medan.
Setiap selesai latihan saya juga menjadi ajudan Danyon untuk menyiapkan
perlengkapan Danyon, menyemir sepatu, mengumpulkan pakaian kotor untuk tukang
cuci, soalnya benar-benar capek, harus sangat extra kegiatan untuk menjaga nama
baik satuan, bayangin waktu itu saya sering latihan bersama para Danyon seperti
Letkol Inf Endriartono Sutarto (Danyonif 512) yang menjadi Jenderal TNI
(Panglima TNI), Letkol Inf M. Djali Yusuf (Dan Yonif 126/KC), ternyata kami
dari Yonif 125/Simbisa dikenal menjadi Tim yang mempunyai kualitas baik,
sehingga kamipun kembali ke Mako Yonif 125/SMB Kabanjahe dengan bangga, pada
saat kembali ke kesatuan saya sempatkan untuk bermain dan jalan-jalan di
Jakarta, bahkan saya sempatkan untuk mampir di Kantor Puspen ABRI karena
Kapuspennya waktu itu adalah Brigjen TNI
Pieter Damanik, maksudnya adalah agar mendapat sango atau istilah Angpau
dan ternyata walaupun saya berpangkat Sersan Dua saya diberikan kesempatan
menghadap Jenderal dan menerima Angpau hanya bermodalkan marga Damanik, waktu
itu saya cukup keren dengan berpakaian celana preman tapi pistol FN 46 terselip dipinggang saya menambah percaya diri, karena
baru selesai Lat Kader yang dilatih oleh personil Kopassus yang terkenal dengan
Taktik Ambush, tembak reaksi dan tembak cepat, jadi bicara soal senjata tentu saya
sangat mahir menggunakannya.
Setelah mengikuti Lat Kader, tinggallah tugas menunggu yaitu menyiapkan
Latihan Pratugas Yonif 125/SMB ke Timor-Timur, maka saya diperintahkan menjadi
Batih Ki-B Yonif 125/SMB, disini saya konsentrasi menyiapkan latihan Kompi,
setiap perintah dari Danki Kapten Inf Kandar, saya laksanakan bahkan dengan
semangat saya melatih personil Kompi B dan saya bekali dengan Ilmu Bela Diri Tae
Kwon Do, maklum selama saya SMA di Kabanjahe memang sudah gabung di Perguruan
Tae Kwon Do Cabang Tanah Karo dengan menyandang Sabuk Cokelat bersama teman
saya Goklas Saragih dan Taman Surbakti yang sudah menyandang Dan-I, pada waktu
itu kalau berbicara soal beladiri saya sudah biasa sparing patner 1 melawan 5
orang, saya tidak susah melumpuhkan yang 5 orang hanya dengan tamparan kaki dan
tendangan, maka pengalaman saya sebagai Batih cukup dibanggakan karena saya
yakin akan pembekalan ilmu dan latihan sesuai dengan sasaran dan dinyatakan
Kipan B dalam status Siap Ops.
Dalam mempersiapkan Satgas Ops ternyata Danyonif 125/SMB memerintahkan saya
menjadi Dansimayon, maka kembali
tugas saya penuh dengan kesibukan, karena memang Staf Ops adalah Motor
penggerak Satuan, kalau Ops lemah berarti satuanpun lemah, maka dengan semangat
dan gigih saya mempersiapkan apa yang diperintahkan oleh Komandan melalui
Kasiops saya Kapten Inf Nukman Kosady
(Akmil 1981), dalam mempersiapkan latihan saya mencari dan meninjau daerah latihan
yang menyerupai medan operasi Timor Timur, ada menembak taktis dengan pola
Operasi Intelijen didukung oleh operasi tempur, ini semua hanya saya yang
menangani bersama 3 orang anggota Sops, saya sangat ingat pada waktu
mempersiapkan daerah latihan saya menggunakan Sepeda Motor Trail Binter KE
warna biru saya yang bisa menjelajah disegala bentuk medan, memang waktu itu saya
berbakat ikutan dengan group Crosser di Kabanjahe.
Akhirnya setelah peninjauan dari Suad, Yonif 125/Smb dinyatakan dalam status
Siap Operasi, lalu pada tanggal 5 Maret 1988 kami berangkat menuju Dili Timor
Timur dengan Kapal Amboina 512. Untuk
persiapan berangkat seluruh personil penugasan sudah Serpas ke Pelabuhan
Belawan dan melaksanakan embarkasi, disini cukup melelahkan karena banyak
perlengkapan satuan yang harus dibawa, begitu juka Alkom selama diperjalanan
laut harus tergelar untuk melaporkan situasi kepada Komando Atas.
Keterangan gambar
: Pangkoops Tim Tim Brigjen TNI Wenny Warrou sedang memeriksa pasukan Yonif 125/Smb
di Lapangan Tacitolu Dili Timor Timur.
Setelah tiba di Dili kami disambut oleh Asops Koopskam Tim Tim Kolonel Robert Sitorus yang cukup galak,
karena pertama kali bertemu dengan kami langsung disenggak “kamu tentara batak”
lalu pisau komandonya dilemparkan persis diujung sepatu Kasiops Batalyon,
sehingga kami sudah ciut dibuatnya, lalu kami melaksanakan latihan adaftasi di
Tacitolu selama 2 Minggu, lumayan lelah harus latihan turun naik gunung dengan
beban ransel 25 Kg, akhirnya kami melaksanakan reorganisasi sesuai dengan
perintah dari Pangkoopskam Tim Tim karena Yonif bergerak mobil untuk
melaksanakan pembersihan GPK Fretelin mulai dari Sektor Barat menuju Sektor
Timur, maka pada saat gerakan saya bergabung dengan Tim Kotis yang langsung
dipimpin oleh Danyon, dari Dili kami Serpas sebanyak 12 Kendaraan Unimog menuju
Bobonaro lalu bergerak menyisir sektor dengan Pangkal Gerak dari Bobonaro melaksanakan pembersihan
menuju Ainaro yaitu melintasi gunung
Ramelau yang sangat tinggi dan dingin, pengalaman tempur yang masil nol,
membuat semua anggota penuh perhitungan, dimana begitu mendengar suara tembakan
di depan, semua anggota langsung tiarap, padahal suara tembakan masih jauh,
memang cukup menegangkan, gerakan demi gerakan kami lanjutkan dengan menemui banyak
tanda tanda bekas kehidupan para GPK, maka pada hari ke-3 pasukan Timsus
Nagabonar Dbp. Letda Inf Tugino kontak tembak dengan kelompok Fretelin berhasil
menewaskan 1 orang perempuan yang sedang hamil (Informasinya adalah isteri dari
Financio Feras Komandan Kompi Fretelin), atas kejadian kontak tembak akhirnya
Tim Nagabonar bertahan di ketinggian dekat korban dimakamkan, pada malam itu
terjadi keadaan sangat tegang karena kemungkinan serangan balas dari GPK
Fretelin, akhirnya malam itu Kopda Aflizam yang sedang berjaga menembak anggota
yang sedang buang air kecil yang menyebabkan tewas seketika yaitu Prada Rambe,
maka pada hari ketiga Batalyon kami sudah salah lirik yaitu tertembaknya teman
sendiri, kami sangat malu dan dengan bersusah payah berusaha mengevakuasi Prada
Rambe ke Dili, akhirnya kami semakin waspada dan melaksanakan gerakan
pembersihan dengan gerakan lebih rahasia dan sampai di TB Akhir di Ainaro.
Keterangan
Gambar dibawah ini : Kapten Inf Dody Hermawan Dankipan-D menjelaskan gerakan
pasukan yang kontak tembak dengan pos depan musuh, namun tak berhasil mengejar
dan menembak musuh, dimana kelompok Danki Fretelin Financio Feras yang
beroperasi di sekitar Gunung Ramelau dan Ainaro Komplek masih mempunyai pasukan
150 orang.
Pada saat Full Out di Ainaro dilakukan reorganisasi untuk gerakan
selanjutnya yaitu pembersihan dari Ainaro menuju Same, selama gerakan saya
layaknya seperti Kasiops selalu berdampingan dengan Danyon, tugas Kasiops saya
kerjakan, karena Kasiops diperintahkan Danyon menjadi Dantim, tugas saya memplot
posisi terakhir pasukan dan membuat oleat rencana gerakan serta titik titik
poin untuk koordinasi, maka untuk gerakan kedua saya diperintah Danyon pada
saat bergerak juga bertindak sebagai Timsus yaitu Pengamanan Kotis dalam gerakan,
cukup repot melaksanakan gerakan perpindahan Kotis karena harus membawa Batere
GS 100, Solarcell, Radio SSB, Antena dan perlengkapan Posko. Untuk gerakan kedua dari Ainaro Menuju Same
dilaksanakan dengan lancar dan cukup mengetahui tentang pergerakan GPK Fretelin
yang juga sangat cepat mengetahui sepak terjang pasukan Yonif 125/SMB ditemukan
bekas gerakan GPK yang menjauhi dan melarikan diri dari sektor gerakan,
akhirnya kami tiba Full Out di Same.
Untuk daerah sekitar Kabupaten Ainaro dan Kabupaten Same merupakan daerah
bergunung-gunung yang tinggi, udara dingin karena berada diketinggian 3000
meter diatas permukaan laut, daerah subur dan bahan sumber kehidupan, maka
daerah ini merupakan basis perjuangan Fretelin yang terkenal dengan pimpinan Financio
Feraz.
Dari Kota Ainaro kelihatan cahaya lampu yang ada di dekat Pulau Christmas
yaitu daerah pengeboran minyak ditengah laut, demikian juga sering kelihatan
kapal-kapal berlayar dilaut yang mengarah ke Pulau Nusa Tenggara Timur.
Keterangan gambar : Danyonif 125/SMB
Letkol Inf A.A. Tarmana sedang mempersiapkan diri untuk memberikan evaluasi
terhadap gerakan pembersihan di sektor Ainaro dan Same Komplek serta penekanan
atas terjadinya konban salah lirik terhadap anggota atas nama Prada A. Rambe.
|
|||
Mempelajari gerakan GPK ini Satgas melaksanakan operasi di sekitar Cribas
sampai ke Manatuto dan terakhir Full Out di Cairui dipinggir Sungai Lalea. Hasil pengumpulan informasi di lapangan
bahwa daerah Cairui Komplek merupakan daerah penghubung dan sumber Logistik GPK
dan beroperasi di sekitar Gunung Aitana, Gunung Santo Antonio, maka untuk
mengejar GPK Danyon memerintahkan Timsus Nagabonar yang dipimpin saya sendiri untuk
bergerak dengan gerakan malam dan taktik ambush menuju Gunung Aitana Komplek,
Tim saya hanya berjumlah 14 orang, disinilah
kita merasakan bagaimana membawa anggota untuk bertempur, dengan
mempersiapkan segalanya saya kumpulkan anggota untuk mengarahkan dan
melaksanakan drill gerakan serta penekanan disiplin tembakan, pada saat gerakan
malam regu tidak bisa bergerak dan berhenti, saya tanya Danpok mengapa tidak
bergerak, ternyata nyali prajurit disini diuji menjadi ciut dan takut, akhirnya
saya maju di depan sebagai voorspeed dan memimpin gerakan dengan sangat hati
hati dengan sesekali melihat arah kompas, gerakan demi gerakan kami laksanakan
dengan berloncatan dan terkoordinasi karena kami dilengkapi radio HT untuk
komunikasi antar Kelompok.
Pada malam itu di Perengan gunung Aitana memang naluri prajurit berbicara
didalam hati, menyatakan bahwa ada musuh, ditandai dengan adanya suara mirip
burung yaitu nguk, nguk, nguk, lalu kami laksanakan taktik ambus membuat
formasi V saling menutup, ternyata rombongan GPK melintas, namun karena posisi
kami dibawah tentu kami tak melaksanakan tembakan dan kekuatan musuh sangat
besar, kami biarkan lewat dan dengan mempelajari keadaan medan yang sangat
gelap akhirnya kami putuskan untuk melaksanakan pertahanan melingkar dengan Kelompok
I mengawasi ketinggian, Kelompok II mengawasi sungai dan kelompok III mengawasi
arah belakang, ternyata pada tengah malam pukul 0100 terdengar suara gerakan di
sungai, lalu kami waspada dan saya perintahkan pimpinan tembakan dari saya,
setelah gerakan semakin dekat terlihat ada rombongan sedang bergerak di sungai
membawa seekor kerbau, tentu saya sangat yakin bahwa rombongan GPK sedang
membawa logistik menuju Gunung Aitana, saya laporan langsung kepada Danyon dan
memerintahkan kami agar lebih rahasia, karena memang sangat dekat akhirnya
kelompok II mengeluarkan tembakan yang padat, kamipun mengembangkan formasi
untuk mengantisipasi serangan lawan, namun setelah tembakan selama 1 menit
tembakan berhenti kami langsung senyap menunggu, ternyata keadaan tenang saja
sampai pagi, maka pagi harinya kami melaksanakan pembersihan menemukan seekor
kerbau sudah mati tertembak di dalam sungai namun manusia tidak ditemukan. Maka atas perkembangan ini besok harinya
Danyonif 125/SMB koordinasi dengan Danyonif 328/R Mayor Inf Prabowo Subianto untuk melaksanakan pengejaran dengan
menggunakan Pesawat Helikopter, kemudian menurunkan 1 Tim Pasukan Yonif 328
menyusuri anak sungai Lalea, pada saat kami menelusuri jejak GPK ternyata pada
Pukul 1100 Tim Yonif 328 sudah kontak tembak dengan GPK dan menemukan 6 pucuk
senjata G3, Mouser dan Garand serta GPK terbunuh, atas perintah Danyon kami
membersihkan sekitar Cairui Komplek karena Kotis berada di Cairui. Dari hasil Binter di Cairui diperoleh
Informasi tentang keberadaan pimpinan tertinggi GPK di daerah Bobosuko Komplek.
Keterangan gambar :
TBO sedang memonitor / menyadap
radio GPK yang berbahasa Tetun.
Mendapat perintah dari Danyonif 125/Smb bergabung
bergerak dengan Kotis.
Dalam setiap kegiatan operasi saya selalu memplotting dislokasi pasukan,
mengecek dan memonitor pergerakan pasukan dalam operasi pembersihan GPK, maka
peta, radio Ht, PRC dan Racal tidak pernah lepas dari tangan saya, memang benar
slogan tentara bahwa peta adalah
tikarmu, radio adalah bantalmu, senjata adalah isterimu, saya harus selalu
siap menyediakan data, memplot perkembangan situasi di lapangan, memonitor
perkembangan satuan tetangga, sehingga setiap saat Danyon bisa mengetahui
keadaan lapangan, saya salut kepemimpinan Danyon
Letkol Inf A.A. Tarmana yang berjiwa pasukan, beliau memilih tetap
ditengah-tengah anak buah dalam gerakan.
Akhirnya Danyonif 125/SMB mendapat perintah untuk membersihkan Bobosuko
Komplek dengan Opsgab mendapat BP 3 Yonif
yaitu Yonif 126/KC, Yonif 407 dan Yonif 512/Marabunta ditambah 2 Psw BOV-10 dan
1 Pucuk Meriam Armed-9.
Dalam operasi ini dengan Sandi Operasi Jaring Laba-Laba dengan
konsep operasi 4 Pangkal Gerak dengan Sasaran Pokok di tengah (Gunung Bobosuko)
berhasil menggiring pemusatan musuh di Bobosuko, setelah pasukan pagar betis
mengelilingi sasaran, ditembaki dari Armed dan BTU Pesawat Bov-10 sebanyak 2
unit sehingga sasaran terjadi bumi hangus, namun pada pembersihan sasaran
ditemukan sasaran dengan bekas perkampungan Fretelin hancur, hal ini langsung
disaksikan oleh Pangkoopskam Timtim
Brigjen TNI Mulyadi yang langsung berkunjung ke Kotis Yonif 125/SMB.
Keterangan gambar :
Danyonif
125/Smb sedang bersantai setelah selesai tugas Ops Jaring Laba-Laba di Bobosuco
komplek. Beliau memang sosok pimpinan
yang langsung turun ke lapangan memimpin operasi, bukan type pemimpin yang
hanya menerima laporan dari anak buah di lapangan, ternyata dengan gaya
kepemimpinan beliau seluruh anggota dilapangan tetap semangat dan antusias
dalam melaksanakan tugas.
Setelah selesai operasi besok harinya Danyon mendapat perintah mengikuti
Pendidikan Seskoad di Bandung tanpa mengikuti Test, soalnya Pangkoops Tim Tim
merasa bangga dan salut atas konsep operasi Komandan Batalyon, lalu Yonif
125/SMB dbp Wadan Yonif 125/SMB Mayor Inf J.M. Manurung Nrp 25183 persiapan
kembali ke Homebase.
Saya
bersama anggota persiapan turun ke Dili dalam rangka membuat laporan penugasan
serta rencana embarkasi.
saya berangkat duluan ke Dili untuk membuat laporan penugasan Yonif 125/Smb
serta koordinasi dengan Koopskam Tim Tim tentang acara Embarkasi di Pelabuhan
Dili Timor Timur. Pada saat akan
kembali ternyata banyak masyarakat yang kami bantu dan bina selama fullout
terkesan akan kebaikan pembinaan territorial yang dilaksanakan pasukan Yonif
125/Smb, masyarakat banyak datang ikut mengantarkan di Kapal ada yang membawa
burung kakaktua, kayu cendana dan ulos Timor Timur, yah..cukup terkesan juga
rupanya bagi orang Timor Timur ini, memang banyak persamaan antara orang batak
dengan orang Timor ini, bahasanya Tetun agak mirip dengan batak seperti kata
“Han” artinya makan, kalau batak “Mangan”, untuk hitungan “ ida, rua, tolu,
hat, lima, nen, hitu, walu, sia, sanulu” artinya satu, dua, tiga, empat, lima,
enam, tujuh, delapan, Sembilan, sepuluh.
Kalau batak “ sada, dua, tolu, opat, lima, onom, pitu, wualuh, siah,
sapuluh”, adat istiadatnya juga ada
persamaan, orang Timor bila membuat pesta besar dengan lambang memotong Babi,
makanya harga babi di Timor sama dengan harga emas, Ulos Timor juga mirip
dengan ulos batak.
Kehancuran Yonif 125/Smb di daerah Operasi Timor Timur.
Pada rotasi kedua penugasan di TimTim, Yonif 125/SMB dipimpin oleh Danyon Letkol Inf Bambang Trinarno,
saya bertugas di Kotis sebagai Dansimayon mempersiapkan staf operasi dalam
mengendalikan gerakan, kepemimpinan lapangan Danyon sangat jauh berbeda dengan
Danyon sebelumnya, beliau ini lebih senang mengendalikan gerakan pasukan dari
Kotis yang statis, serta sering di Kout Dili (Basecamp), walaupun pasukan
bergerak namun Kotis lebih sering ngebox dan pasukan Yonif 125/Smb bertugas
sebagai Pam RPU, demikian juga dalam konsep operasi lebih cenderung bertahan
dari pada mencari dan menghancurkan Fretelin, suatu saat Kotis berada di Sektor
Tengah tepatnya di Natarbora, pada sore hari pukul 1600 Danyon berangkat menuju
Dili tanpa ijin dari Dansektor, padahal rute perjalanan sangat rawan
penghadangan Fretelin, Danyon membawa Parohis dan Dokter dengan menggunakan Jeep Land Rover Defender dikemudikan
Pratu Siahaan, diperjalanan hari sudah malam ternyata lampu mobil tidak nyala,
akhirnya perjalanan tetap dilanjutkan dengan mengikuti mobil truck sipil dari
belakang, supir mengikuti cahaya lampu truck di depan, ternyata pada tikungan
tajam kendaraan truck sudah berada didepan, dikira supir jalannya masih lurus
sehingga supir meluruskan arah mobil dan akhirnya masuk ke jurang kedalaman 60 meter, hal ini diketahui dari
masyarakat sipil yang melintas, dilaporkan melalui radio ORARI, maka Danyon cs
langsung dievak ke RS Wirahusada Dili Timor Timur, sehingga heboh berita Yonif
125/SMB, saya dengan 3 orang anggota mendapat tugas untuk mengevak kendaraan
Jeep Land Rover, saya membawa 2 pucuk M 16 A1, 1 Pucuk Minimi, 5 buah Granad, 2
Tabung Pelontar (TP) dan 500 butir munisi berangkat menuju Ermera menarik mobil
jeep dengan menggunakan Slink 3 Ton yang dipinjam dari Kalan di Dili, selama 2
hari kami bertahan dilokasi akhirnya berhasil menarik mobil dan mendorongnya
sampai ke Dili.
Mendengar ini seluruh pasukan morilnya menjadi turun, pasukan tidak lagi
konsentrasi dalam melaksanakan tugas, hanya bertahan jangan sampai diserang oleh
Fretelin, hasil penugasan operasi tidak ada, malah terjadi banyak kerugian
personil korban perang 4 orang. Akhirnya selesai penugasan Yonif
125/Smb kembali ke home base.
Mendapat
perintah tugas BP di Staf Ops Kodam I/BB.
Setelah selesai penugasan
Ops Tim Tim Yonif 125/SMB tiba di Belawan melaksanakan Debarkasi, lalu Danyon
dan Staf diperintahkan laporan dan paparan kepada Pangdam I/BB di Lt IV Makodam
I/BB, saya mempersiapkan paparan Danyon, setelah selesai paparan saya mendapat
kabar baik bahwa Asops Kasdam I/BB Kol Inf Aron Tambunan meminta saya bertugas
di Sopsdam I/BB, lalu pada tahun 1990 saya resmi pindah bertugas di Sopsdam
I/BB Medan, disini saya sempatkan pada sore hari mengikuti Kuliah di Universitas Terbuka di IKIP Negeri Jl. Merbabu
Medan, ternyata tugas di staf operasi Kodam I/BB sungguh suatu pengalaman
yang berarti, saya membantu Pabandya Ops membuat Lapsit ke Ko Atas setiap hari,
menangani kegiatan operasional Kodam I/BB mulai dari membuat RO Jaring yaitu
sasaran GPLHT di Aceh, sampai RO Jaring-5, kegiatan sangat padat tiada pernah
ada waktu luang, kegiatan di staf operasi sangat padat bahkan hampir
lembur setiap hari sampai pagi hari baru bisa istirahat sebentar, kegiatan
utama staf operasi waktu itu adalah pengamanan Pemilu 1992 yang cukup meninggi
suhu politik, pada saat Waasops Letkol Inf Heri Kosasih NRP 24183 saya selalu
pulang jam 4 pagi dari Posko Pam Pemilu, sehingga pernah terjadi saya mengalami
kecelakaan ditabrak
oleh Taxi Delta, dimana ketika saya mau pulang ke rumah memasuki jalan sunggal,
tiba-tiba taxi dengan kencang datang dari sebelah kanan langsung menabrak saya
sehingga saya terpelanting dan kemudian tak sadarkan diri, ketika saya saya sadar,
saya sudah berada di rumah sakit dengan keadaan kaki sebelah kanan dibalut dan
bagian kepala luka, namun tidak terlalu berbahaya dan masih dapat sembuh,
ternyata pada saat saya tertabrak masyarakat yang melihat langsung membawa saya
ke rumah sakit, masyarakat melihat dan mengira saya seorang petugas karena
membawa pesawat HT dan masyarakat juga
menahan taxi Delta yang menabrak saya.
Terlalu banyak yang diurusi oleh
Sopsdam sampai masalah angkutan pesawat Heli bel-105 dan Bolcow, Psw Dash-7
tujuan Lhokseumawe dikendalikan oleh Sopsdam I/BB, setiap ada penumpang yang
menuju Lhoksukon dan Lhokseumawe menggunakan Pesawat Dash-7 milik PT. Arun NLG
harus ada surat keterangan penumpang dari Sops, maka tidak heran kalau saya
sering naik psw Hely dan Pesawat Dash-7 melaksanakan cek rute bersama Capten
Pilot Kapten Siregar dan Bambang. Di
Kodam I/BB pertama sekali melaksanakan paparan dengan menggunakan Barko adalah
ketika Asops Kasdam I/BB Kolonel Kav
Robik Mukav, beliau melaksanakan pengadaan teknology baru menggunakan layar
proyektor, maka saya belajar menggunakan komputer membuat presentasi powerpoint
serta administrasi lainnya dengan komputer, bayangkan pada zaman itu hampir
semua kantor masih menggunakan mesin ketik portable, sehingga menjadi pekerjaan
utama saya membuat bahan presentasi / paparan laporan satuan Kodam I/BB dari
pangdam kepada Kasad di ruang Olah Yudha Kodam I/BB, Ruang Olah Yudha Kodam
I/BB waktu itu dipelihara oleh Staf Operasi yang dilengkapi dengan Sound Dolby
System. Banyak pengalaman yang saya
dapat bertugas di Staf Operasi Kodam I/BB dari beberapa pejabat Asops, Waasops
dan Pabandya Ops yang hampir semuanya menjadi Jenderal yaitu Brigjen TNI Sunarto, Mayjen TNI Robik
Mukav, Mayjen TNI Suparwantoro, Mayjen TNI AEH Radjagukguk, Mayjen TNI Harry
Kosasih, Mayjen TNI M. Djali Yusuf, Mayjen TNI Iwan Sulandjana, Brigjen TNI
Bambang Sugito dan Letjen TNI Cornel Simbolon.
Selama bertugas di Medan saya bertemu dengan pacar saya Minar Wilfrida
Saragih, SH. pada saat mengikuti komunitas Muda-mudi, sehingga pada tanggal 12
Juni 1992 kami menerima pemberkatan perkawinan di Gereja Katolik Jl. Sibolga
Pematang Siantar oleh Pastor Simamora.
Keterangan Gambar :
Saya dengan isteri yang baru menikah
sedang menikmati indahnya Tugu Monas di Jakarta.
Mengikuti Pendidikan Secapareg di Secapa AD Bandung.
Pada Tahun 1994 saya mendapat kesempatan mengikuti Pendidikan Secapareg If
di Secapa AD Bandung selama 9 bulan, selama mengikuti pendidikan saya
mendapat prestasi yang lumayan sehingga saya mendapat jabatan Danton Corps Siswa yaitu menjadi wali
di peleton yang mengatur rekan siswa dalam hal kegiatan atau proses belajar dan
berlatih. saya dilantik menjadi
Perwira pada tanggal 20 Desember 1994. Setelah
itu dilanjutkan Sussarcabif di Pussenif selama 6 bulan, sehingga Mengawali
tugas selama perwira saya mendapat penempatan Danton Kiwal Denmadam I/BB, kemudian
mendapat surat perintah menjadi Dantonmin, lalu menjadi Pasipamops dan Pa Provost Denmadam I/BB.
Suatu pengalaman unik yang tak terlupakan adalah pada saat saya menjabat Pa
Provoost Kodam I/BB waktu itu Kasdam I/BB dijabat oleh Brigjen TNI Rizal
Nurdin, saya langsung mendapat perintah dari beliau untuk menertibkan
perparkiran di Makodam yang menurut beliau tidak rapi dan tidak tertib, memang
kondisi saat itu cukup sulit menertibkan parkir, sudah ditentukan tempat parkir
dan ketentuan harus lurus, namun pemilik kendaraan selalu saja mau parkir
sembarangan, perintah Kasdam I/BB agar semua kendaraan yang parkir harus bisa
lurus diatur per jenis kendaraan, maka perintah Kasdam I/BB segera ditindak
lanjuti untuk menertibkan parkir dengan membuat tanda-tanda tempat parkir
sesuai dengan jenis dan bentuk kendaraan, kendaraan sedan, jeep, minibus,
pickup, spm, bus masing-masing tersendiri, semua anggota Provoost dilengkapi
dengan pesawat HT yang didukung oleh Hubdam I/BB, namun walaupun demikian
saat-saat tertentu selalu saja oknum yang tidak tertib parkirnya, maka agar
tidak sempat mendapat teguran dari pimpinan kadang kendaraan tersebut kami
geser dengan mengangkat namun hal ini sangat berat kalau sering dilakukan, maka
cara lain saya lakukan yaitu menggeser mobil yang parkir sembarangan dengan
cara menyalakan mobil dan menggesernya ke tempat parkir, saya bisa membuka
kendaraan dengan kunci serbaguna yang saya pelajari yaitu ilmu kunci mengunci
sewaktu mengikuti pendidikan Sussarpa
Intel ABRI di Cilendek Bogor, banyak pemilik kendaraan yang saya pindahkan
parkirnya mencari mobilnya dan heran koq mobil saya pindah parkir, siapa yang
memindahkan ? diangkat atau pakai apa ? dengan demikian pemilik mobil yang
kerap parkir sembarangan merasa bingung dan berpikir sendiri lalu menjadi
tertib memarkirkan mobilnya, akhirnya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
perparkiran di Makodam I/BB dapat saya tertibkan dan rapi mendapat pujian dari
Kasdam I/BB. Lalu tak lama saya
menjabat Pa Provoost hanya 7 bulan, lalu pada tahun 1998 saya mendapat
kehormatan menjadi Danramil 01 Kodim 0204/DS.
Keterangan
gambar : Foto dengan rekan siswa Sussarpa
Intel ABRI di Sat Induk Cilendek Bogor.
Pengalaman menjadi Danramil 01/Sunggal.
pangkat saya masih Letda namun
mendapat kepercayaan dari Pimpinan menjadi Danramil di daerah yang banyak
potensi konflik, selama menjadi Danramil
banyak pengalaman tugas territorial dan intelijen yang saya lakukan secara
kombinasi, karena saya pada tahun 1997
sudah mengikuti Sussarpa Intel di Sat Induk Bais TNI.
Yang menonjol dalam pelaksanaan tugas adalah masalah penanganan dan pengamanan
ekses gerakan Reformasi yang bergulir tahun 1998, sehingga selama Danramil saya
selalu dihadapkan dengan permasalahan territorial, unjukrasa buruh, unjukrasa
masyarakat masalah tanah PTPN-II, penjarahan, kerusuhan dan dalam menangani
keadaan ini saya hampir selalu berada di lapangan, banyak kasus yang saya ungkap
dan tangkap mulai penimbunan beras, penimbunan oli, bahan peledak cairan
methanol, setiap kejadian penangkapan mendapat respon langsung dari Pangdam
I/BB Mayjen TNI Rizal Nurdin yang langsung turun meninjau ke Lokasi didampingi
oleh Dandeninteldam I/BB waktu itu dijabat oleh Letkol Cpl F.X. Mardjono, tentu
saja Komandan Kodim 0204/DS yang dijabat oleh Letkol Arm Bina Sinuhaji terpaksa
juga harus merapat ke Lokasi dengan cepat untuk mendampingi Pangdam I/BB,
demikian banyak persoalan di wilayah karena wilayah Koramil 01/Sunggal adalah
daerah industri, banyak perusahaan yang buruhnya berunjuk rasa secara sporadis,
mogok kerja dengan menduduki jalan umum, unjuk rasa menuntut hak cuti, menuntut
kenaikan upah dan lain sebagainya, setiap unjuk rasa berlanjut sampai
gerakjalan ke gedung DPRDSU, maka mau tidak mau agar tetap terkendali, saya
ikut mengawal rombongan buruh bergerak jalan dari Diski menuju Kantor DPRDSU
Jalan Imam Bonjol Medan dan semua dapat dilakukan secara aman dan terkendali, saya
banyak melakukan pembinaan terhadap tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan,
buruh dan ormas yang ada di wilayah, demikian keadaan masa menjelang reformasi,
sehingga tugas Danramil 01/Sunggal hanya saya emban selama 1 tahun lewat 2
bulan, lalu saya mendapat perintah tugas baru menjadi Dantimsus Deninteldam I/BB.
Keterangan Gambar :
Saya bersama rekan Muspika Kec.
Sunggal (Camat dan Kapolsek) sedang memberikan arahan tentang upaya menciptakan
lingkungan yang kondusif dan menyikapi gerakan reformasi untuk menjaga wilayah
agar tetap stabil dan kondusip.
Keterangan gambar :
1.
Dandim 0204/DS
Letkol Arm Bina Sinuhaji sedang melantik saya menjadi Danramil-01/Sunggal
menggantikan Kapten inf D. Gurusinga di Depan Makoramil 01/Sunggal Diski.
2.
Danramil 01/Sunggal Letda Inf JSM Damanik sedang
memberikan pengarahan kepada karyawan Pabrik Garmen di Kel. Besar Diski tentang
menjaga kondisi agar tetap stabil dan kondusif, jangan terpengaruh oleh
provokasi dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang mengissukan gerakan
reformasi.
Menjadi insan intelijen.
Sejak
bertugas di Deninteldam I/BB pada tahun 1998, saya langsung mendapat perintah
dari Dandeninteldam I/BB Letkol Kav M.
Thamrin menangani kasus-kasus penting di Medan, mulai dari bidang ekonomi,
sosial dan politik serta kasus Separatism Aceh sampai masalah Timor Timur,
Pada
tahun 1999 saya menangani kasus BOM dan pasukan merah dan kelompok Jemaah
Islamiah (JI) yang bertebaran di Medan berhasil mengungkap pelaku Bom di Gereja
Padang Bulan, Medan Mall dan Batam, melalu operasi intelijen kita berhasil
mengidentifikasi pelaku, melakukan penjejakan fisik dan melaksanakan pengejaran
terhadap jaringan pelaku mulai dari Medan – Dumai - Pulau Bengkalis – Selat
Panjang – Pekanbaru sampai tertangkap di Batam sehingga kegiatan pengeboman
telah diketahui pelakunya adalah jaringan dari Kelompok JI, Kelompok Garis
Keras Teroris internasional kelompok Hambali dan Noordin M Top yang berlink
dengan Al Qaida serta kelompok keras agama islam radikal.
Di
Pekanbaru saya memutuskan hubungan klandestin USA yang menggunakan cover LSM
USAID yang mengadakan seminar penyiaran di Hotel Pekanbaru, dimana seluruh
penyiar Radio dan Televisi se Prov. Riau diundang mengikuti seminar tentang
Demokrasi dan tata cara penyiaran dalam rangka kegiatan demokrasi di Prov. Riau
dan mengangkat juga issu-issu pelanggaran HAM.
Saya melihat penyelenggaraan
seminar tidak melibatkan aparat Pemda Tk-I Riau, kemudian selektif terhadap
peserta, karena saya dengan anggota bermaksud mengikuti seminar dengan menyamar
sebagai wartawan salah satu harian surat kabar sesuai dengan cover, namun
mereka mengendus kami yang bukan berasal dari Riau, lalu dengan cepat saya
bertindak dengan langsung meminta data / identitas dari warga asing yang
menjadi pelaksana / panitia seminar, lalu saya periksa Pasfor ternyata orang
asing tersebut adalah Visa turis, maka saya langsung koordinasi dengan
Kasiintelrem 031/WB waktu itu Letkol Inf J. Purba dan dari Dinas Imigrasi
Pekanbaru untuk membatalkan acara seminar dan saya minta peserta seminar
membubarkan diri, penanganan kasus selanjutnya oleh Kantor Imigrasi
Pekanbaru.
Kemudian
saya juga menggagalkan yang berkaitan dengan adanya issu Riau Merdeka dengan
Tokoh Riau Tabrani Rab dan Al Azhar Dosen di Universitas Islam Riau, saya menjadi
pemasok barang alat medis dan bermacam macam obat di RS Tabrani Rab Pekanbaru
selama 3 bulan yang menjalin hubungan dengan seorang perawat medis RS Tabrani
Rab bernama Hadijah bekas sekretaris Tabrani Rab untuk mendapatkan data penting
dan aktivitas dari Tabrani Rab dan Al Azhar.
Dari beberapa karyawan RS. Tabrani yang hampir seluruhnya berasal dari
sekolah perawat dan Akper Tabrani Rab bekerja di RS milik Tabrani Rab saya
mendapatkan banyak informasi tentang aktivitas dan jaringan Tabrani Rab, dan yang
menjadi dalang pembakaran lokasi ladang minyak PT Caltex di Duri dan Dumai
dilakukan oleh masyarakat yang Pro Riau Merdeka atau Kelompok Tabrani Rab,
sehingga dalam tempo yang sesingkat-singkatnya issu Riau Merdeka dapat
dipadamkan dengan menggembosi pengikut Tabrani Rab dan Al Azhar dengan
melakukan Pus Propaganda dan Kampanye menggunakan selebaran yang membuat ciut
nyali dari Tabrani Rab dari karyawannya sendiri yang pernah dipacarinya,
kemudian Al Azhar yang juga Dosen di UIR mendapat tekanan dari kelompok preman
kota Pekanbaru.
Terjadi pergantian Komandan Deninteldam dari
Letkol Kav Thamrin kepada Letkol Inf
Joni Suprianto, lalu saya
mendapat tugas menjadi aktivis
menggerakkan massa OKP yang terdiri dari Pemuda FKPPI, PPM dan Pemuda Pancasila
sebanyak 5000 orang melaksanakan unjuk rasa di Kantor DPRD Sumatera Utara untuk
mengkondisikan menolak pendudukan dan campur tangan pasukan Interfet di Timor
Timur.
Kemudian melanjutkan pemutusan jaringan suplai senjata dan hubungan GAM
dengan peredaran ganja di Medan, mengkomunikasikan gerakan imbangan melalui
Tokoh Aceh di Medan antara lain Bapak Nurnikmat, M. Jufli serta A. Bakar,
keadaan di Aceh semakin memanas karena berakhir dengan pemberian status DOM,
saya sangat salut dengan Komandan
Deninteldam I/BB Letkol Inf Joni Supriyanto yang merupakan insan intelijen
sejati dengan yakin dan berani menembus wilayah Aceh.
Pada waktu itu Bulan
November 1999 menjelang HUT GAM Tgl 4 Desember, seluruh Aceh sudah benar benar
dikuasai oleh GAM, aktivitas Pemda tidak lagi kelihatan, pasukan TNI tidak ada
yang berani keluar Markas, bahkan satuan tempur sudah melaksanakan pertahanan
keliling di Markasnya, maka tidak ada lagi prajurit TNI yang memantau situasi
di wilayah Aceh.
Pada pagi itu Danden
Intel Letkol Inf Joni Suprianto memutuskan untuk bergerak menuju Lhokseumawe
dengan 3 orang anggota dengan mengendarai mobil Jeef Daihatsu Feroza untuk
mengetahui situasi terakhir sebelum penentuan DOM, disepanjang jalan mulai dari
Rantau Kuala Simpang, Langsa sampai ke Lhokseumawe sudah dipenuhi oleh
masyarakat yang lengkap bersenjata, mengibarkan bendera GAM di sepanjang jalan.
Rombongan Dandeninteldam I/BB berhasil menebus barikade-barikade masyarakat
sampai ke Lhokseumawe, hanya dengan menyamar bahwa kita juga adalah pendukung referendum
ke Lhokseumawe, hasil penyelidikan dan observasi memang di Aceh sudah semua
dikuasai GAM, kegiatan pemerintahan telah lumpuh sehingga dilaporkan ke
Presiden, kemudian tanggapan atas laporan intelijen ini maka Pemerintah Pusat
melaksanakan Sidang Istimewa dengan hasil daerah Aceh menjadi Status Darurat
Militer, yang memutuskan untuk dilakukan perang terbuka di Aceh dengan
menerjunkan pasukan Kostrad dan Kopassus.
Pada
bidang tugas lain saya melaksanakan TO dari Asintel Kasdam I/BB tentang illegal
logging di Prov Riau, dari hasil Observasi di lapangan terutama di daerah
Dumai, Duri dan Cikampak ternyata semua oknum yang melaksanakan illegal
logging, pemilik Sawmil dan yang menggunakan SAKO Palsu adalah orang-orang yang
dibacking oleh Pangdam I/BB Mayjen TNI Abdulrahman Gaffar.
Hasil Lidobs beserta
dokumennya saya kirimkan kepada Danden Inteldam, walaupun kami dilapangan
diajak untuk damai dengan uang damai 1
milyar saya tolak, akhirnya saya mendapat kabar dari rekan di Deninteldam
I/BB bahwa Pangdam I/BB sangat marah dan memerintahkan semua personil
Deninteldam I/BB berkumpul di Lantai 5 Makodam I/BB.
Pada saat Pangdam I/BB
tiba di Ruangan Lantai 5 Mayjen Abdurrahman Gaffar langsung menanyakan dimana
si Damanik, ternyata yang dicari adalah saya, namun Danden Inteldam I/BB
mengatakan bahwa saya sedang berada tugas lapangan, sebagai seorang anggota
saya sangat takut, namun Komandan saya mengatakan tidak usah takut justru kami
tim diberikan uang sebagai pengganti sarana kontak dan penggalangan dilapangan,
maka 2 bulan kemudian Bapak Mayjen TNi Abdulrahman Gaffar ditugaskan ke
Jakarta.
Mendapat tugas menjadi Komandan Koramil 04 Medan Kota
Saya
menjabat Danramil 04/Medan hanya selama 4 bulan, walaupun singkat namun saya
berhasil membina wilayah menjadi
wilayah yang aman serta kondusif. Selama saya menjabat Danramil 04/Medan Kota
berhasil mempersatukan seluruh elemen masyarakat dengan mengadakan pertemuan silaturahmi yang terdiri dari tokoh agama, tokoh adat, cendikiawan,
tokoh masyarakat, LSM.
Pemuda bekerja sama dengan teman-teman Muspika yang
waktu itu Camat adalah Sdr. Drs Hanafiah dan Kapolsek Medan Teladan AKP Maruli
Siahaan yang sangat kompak saling membantu, dimana wilayah Koramil 04/MK terdiri dari 3 Kecamatan
yang merupakan pusat kota medan dengan ragam masyarakat yang tinggi, demikian
juga tingkat kejahatan yang tinggi, maka selama ini mudah sekali terjadi
gesekan-gesekan baik antar OKP yang mengarah pada pertikaian kelompok pemuda, demikian juga menangani kasus-kasus gangguan Kamtibmas serta
perkelahian antar OKP bekerjasama dengan Polsekta Medan Teladan.
Keterangan
gambar :
Danramil 04/Medan Kota Lettu Inf JSM Damanik bersama Camat Medan Kota Drs.
Hanafiah sedang bernyanyi bersama pada saat acara peresmian pembangunan gedung
aula Koramil 04/MK yang dibangun atas swadaya sendiri.
Dandim 0201/BS Letkol Kav M. Haryanto turut bergembira dan menyalami tokoh
masyarakat dan pemuda yang hadir pada acara peresmian gedung aula, pada saat
itu Dandim menyampaikan kepada saya “ Damanik, kamu dimanapun bertugas pasti
selalu berhasil”, saya terkejut atas penyampaian Dandim, saya hanya menjawab “
Siap Komandan”, karena saya memang sudah mendapat Sprin pindah tugas menjadi
Danramil 10/Medan Labuhan.
Pengalaman yang tak terlupakan dan merupakan prestasi
bagi saya yaitu pada suatu ketika Polsekta Medan Teladan mengejar pelaku
pencuri sepeda motor di Simpang Limun Medan, pencurinya membawa senjata
dan lari ke komplek perkampungan yang padat rumah dan pihak kepolisian
kehilangan jejak dan tak dapat menemukan pencurinya.
Akhirnya saya berada di
TKP mendengarkan kronologis kejadian, saat itu juga feeling dan naluri
intelijen saya menyimpulkan bahwa pelaku belum jauh dari TKP dan saya membaca
jejak kaki ada di dinding pagar rumah masyarakat yang tingginya 3 meter, saya
memperkirakan bahwa pelaku berhasil melompati pagar yang tinggi itu dan
mempunyai kemampuan fisik yang terlatih masih terkurung diantara rumah
masyarakat.
Ternyata memang benar bahwa pelaku bersembunyi menggantung dibawah
kolong mobil yang diparkir di garasi, spontan saya kokang pistol yang selalu
terselip di pinggang saya, lalu mengatakan segera turun dan duduk, lemparkan
senjatanya, kalau tidak akan saya tembak, lalu pelaku melemparkan
senjatanya dan duduk, lalu saya tangkap dan gari tangannya, selanjutnya saya
bawa ke Mapolsekta Medan Teladan untuk proses hukum, ternyata pelaku adalah
mantan anggota tentara yang sudah dipecat dari dinas TNI.
Saya juga berhasil
membangun Aula Kantor Koramil dengan
dana swadaya sebesar Rp. 50 Juta yang saya dapatkan dari partisipasi tokoh
masyarakat di wilayah Koramil 04, untuk dijadikan menjadi sarana pembinaan
terhadap personil dan keluarga Persit Koramil 04MK, demikian juga untuk menjadi
tempat rapat Muspika dan Tokoh masyarakat. Saya dipindah oleh Dandim Letkol Kav
M. Haryanto ke Koramil 10/Medan Labuhan karena saya dinilai tidak pantas
menggantikan Kapten Art Cecep Lulusan Akmil 1992, namun pada saat peresmian
Aula Koramil yang dihadiri Dandim mengatakan bahwa “kamu dimanapun bertugas
akan selalu berhasil”, tokoh masyarakat, pemuda dan rekan Muspika terkejut
mendengar saya begitu selesai meresmikan aula langsung mendapat mutasi.
MENJABAT DANRAMIL 10/ML
Baru 2
bulan menjabat Danramil 10/ML saya dapat mempersatukan unsur Muspika dengan tokoh
tokoh masyarakat yaitu tokoh agama, pemuda dan LSM, saya mengadakan kegiatan
pertemuan dan silaturahmi dengan issu mengangkat kawasan Pantai Siombak untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan
wisata, akhirnya Dandim 0201/BS Letkol
Art Felix Hubabarat MBA bersama Ibu berkunjung ke Pantai Siombak dianugrahi
Seperangkat Pakaian Adat Melayu oleh Bapak Bachtiar Jafar (Mantan Walikota Medan)
disaksikan oleh Camat dan Kapolsek.
Pertemuan dinilai sangat berarti dalam
membangun kerukunan hidup berbangsa dan bermasyarakat di wilayah Koramil. Camat Medan Labuhan Drs Fitriyus mengatakan
salut atas kreatifitas Danramil-10/ML yang baru saja 2 bulan bertugas menjadi
Danramil namun sudah serasa satu tahun dimana dapat menyelenggarakan acara
silaturahmi dengan tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama serta para pemuda
sekaligus menerima Dandim 0201/BS Letkol Art Felik Hutabarat S.IP MBA beserta
ibu menjadi warga kehormatan melayu Medan Labuhan dengan memakaikan seperangkat
pakaian adat melayu.
Daerah
Koramil 10/ML merupakan daerah yang masyarakatnya heterogen dan sangat sensitif
terjadinya gesekan antar kelompok, yang sering terjadi adalah pertikaian antar
kelompok pemuda yaitu IPK dan PP yang
selalu bagaikan kucing dan tikus berusaha berlomba mencari lahan atau uang
dengan cara-cara preman, pertikaian ini sampai pada tindakan pembunuhan maupun
pembakaran terhadap pos OKP dan dapat berbuntut meluar pada terganggunya
Kamtibmas di wilayah.
Yang
sangat dibanggakan adalah saya berhasil menjalin hubungan baik dengan Tokoh LSM
yang sangat vocal yaitu Ustaz Zulkarnain yang selalu melawan pemerintah dengan
berunjukrasa di Lapangan Merdeka Medan, dengan berbagai cara pendekatan yang
dilakukan, kemudian Ustaz Zulkarnain berhasil menjadi Mitra Karib Kodim
0201/BS, selama bertugas di Koramil saya berhasil membina hubungan akrab
OKP. Saya bertugas hanya selama 8
bulan, dimana kemudian saya pindah menjabat Danramil 05/Medan Baru.
MENJABAT DANRAMIL 05/MB.
Selama 3
tahun lebih saya bertugas sebagai Danramil 05/MB saya menyelesaikan beberapa
kasus penting di wilayah territorial saya, banyak yang memberikan dukungan
kepada saya dalam melaksanakan pembinaan territorial, yang paling berkesan
adalah dari bapak Gubernur Sumatera
Utara Mayjen TNI Purn Rizal Nurdin, beliau sudah saya kenal sejak menjabat
sebagai Kasdam I/BB dan sewaktu menjabat Pangdam I/BB beliau mengangkat saya
menjadi Pa Provoost Kodam I/BB kemudian mengangkat saya menjadi Danramil
01/Sunggal pada tahun 1998.
Singkatnya
selama beliau menjabat Gubernur Sumut saya dengan anggota Koramil 05/MB
terlibat langsung dalam pengamanan sekitar kantor Gubsu, bila ada kegiatan
unjukrasa dari mana saja, maka saya lebih dahulu mengkoordinasikan pengamanan
dengan unsur keamanan lainnya mulai dari Satpol PP, Kepolisian dan Kodim
0201/BS, beliau mendukung memberikan alat komunikasi Handy Talkie kepada
seluruh anggota Koramil.
Permasalahan
yang diselesaikan di wilayah Koramil adalah menyelesaikan permasalahan tanah
eks Yonkav 6/Bu di Padang Bulan Medan berhasil dengan baik, dimana sebelumnya
oleh beberapa Danramil terdahulu belum berhasil menyelesaikan kasus tanak eks
asrama Yonkav 6/Serbu Padang Bulan.
Dimana setelah mendapat perintah dari
Dandim 0201/BS Letkol Art Felik Hutabarat saya langsung melaksanakan
pengumpulan data di lapangan tentang beberapa oknum yang tetap bertahan
menempati asrama eks Yonkav 6/Bu begitu juga terhadap kelompok pedagang
pedagang yang berjualan di sekitar bioskop Hirako Padang Bulan.
Dimana secara
umum lahan pedagang kaki lima ini merupakan lahan yang dikuasai oleh kelompok
preman dengan meminta uang keamanan terhadap para pedagang, maka dengan tehnik
intelijen saya mengadakan taktik penggalangan kemudian memecah serta mencerai
beraikan kelompok demi kelompok pedangang begitu juga terhadap oknum yang tetap
bertahan menempati rumah eks asrama Yonkav-6/Bu dengan cara memutuskan saluran
air PAM, listrik serta membuat tekanan-tekanan terhadap mereka, agar secepatnya
meninggalkan asrama.
Ternyata
dengan upaya terpadu dari Kodam I/BB mendukung gerakan saya dilakukan
pembayaran uang bantuan pindah, maka dengan cepat mereka mau pindah, kemuadian
menyelesaikan masalah dengan para penggarap yang mengaku mempunyai tanah di
lahan eks asrama Yonkav-6/BU.
Pada saat ini sangat terasa begitu sulit
melakukan negosiasi dengan kelompok masyarakat yang telah terkoordinir oleh
oknum oknum yang mengambil kesempatan dalam masalah tanah ini, bahkan telah
ditunggangi kelompok LSM dan Mahasiswa, namun demikian tidak menambah gentar
melaksanakan penertiban dengan memagar lahan agar tidak dimasuki oleh para
penggarap, sehingga akhirnya semua tanah lahan eks Yonkav 6/BU dapat
diselesaikan dan diserahkan kepada developer yaitu PT. CML pimpinan Ishak
Charli.
Kemudian saya terlibat langsung dalam penyelesaian
kasus tanah eks Asrama Kampung Anggrung Medan juga berhasil dengan baik, dimana
menghadapi persoalan tanah memang sangat rumit, eks asrama Kampung Anggrung
yang di ruislag dengan Mujur Timber Group Pimpinan Arsyad Lis berhadapan dengan
kelompok masyarakat Kampung Anggrung yang bersikeras mempertahankan bangunan
Masjid yang ada di dalam eks lahan, maka dengan tehnik intelijen dan pendekatan
pembinaan teritorial penyelesaian kasus tanah eks asrama Kampung Anggrung dapat
terselesaikan.
Kemudian
penyelesaian kasus tanah Pemko Medan dengan masyarakat di Perumahan Taman
Polonia Medan juga berhasil dengan sukses dimana waktu itu Tim Pemko Medan
dalam hal ini Dinas Tata Kota dan Satpol PP tidak mampu menertibkan
permasalahan bangunan perumahan, namun dibawah pimpinan saya kelompok preman
dapat dituntaskan.
Demikian juga pembangunan Sun Plaza di Kampung Keling Medan
dapat berjalan dengan lancer atas kerjasama yang kompak antar Muspika Medan
Baru. Di Kampus USU dapat meredam
kasus bentrokan antar mahasiswa serta dapat mengendalikan pelibatan dan
pengerahan mahasiswa dalam unjukrasa yang dipengaruhi oleh tokoh politik,
sehingga tidak sembarangan mahasiswa dapat terlibat dalam kegiatan unjukrasa.
Sehingga
secara umum selama saya menjabat Danramil di wilayah Koramil 05/MB sangat
kondusip, hubungan antar tokoh penting dengan masyarakat berjalan dengan baik,
akhirnya pada tahun 2004 saya harus meninggalkan jabatan Danramil 05/MB karena
saya berhasil dalam test pertama masuk Selapa, maka pada tahun 2004 saya
mengikuti pendidikan Selapa di Pusdikif Bandung.
SETELAH MENGIKUTI DIKLAT SELAPA IF TAHUN 2004.
Selesai
Pendidikan Selapa If pada bulan Desember 2004 saya mendapat penempatan sebagai
Kasibintra Juang Bintaldam I/BB, ini juga saya peroleh atas bantuan bapak Mayjen TNI Cornel Simbolon yang waktu itu menjabat sebagai
Asops Kasad, saya menghadap beliau di kantor Mabesad agar saya dapat penempatan
di Kodam I/BB. Selama di Bintaldam
I/BB saya sempat keliling ke satuan jajaran Kodam I/BB untuk memberikan ceramah
Bintal bidang Kejuangan yaitu Korem 033/WP di daerah Batam, Pulau Bintan dan
Tanjung Balai Karimun.
Pengalaman
tugas sebagai Gumil/Pelatih di Rindam I/BB.
Jabatan Kasi
Binatrajuang Bintaldam I/BB hanya saya jalani selama 5 bulan karena saya
mendapat perintah menjadi Kepala
Departemen Militer Umum Rindam I/BB, selama bertugas di Departemen banyak
yang saya lakukan membuat perubahan-perubahan dalam hal pendidikan yaitu
menertibkan paket instruksi dimana selama ini Gumil dan pelatih yang mengajar
hanya dilaksanakan asal mengajar tanpa memperhatikan mutu baik Gurunya sendiri
maupun perangkat pendidikan.
Lalu saya memberikan contoh tentang mengajar yang
baik dengan menyiapkan Paket Instruksi
mulai Progjar, Hanjar, Siapjar, Bahan Latihan Serdik, Bahan Evaluasi Pelajaran,
Alin Alongin dengan menyiapkan Multi Media elektronik Proyektor dan sound
system, dengan demikian di Rindam I/BB seorang Guru Militer bila akan
mengajar harus mempersiapkan kelengkapan Paket Instruksi ini, kemudian saya
terlibat dalam kegiatan Latihan Berganda Siswa Secaba PK Tahap II.
Saya
mendapat kehormatan menjadi Danyon Latihan Berganda membawa siswa sebanyak 2
Kompi Latihan melaksanakan latihan mulai dari Tahap Basis, Hutan Gunung dan
Latihan Rawa Laut dapat berjalan dengan aman dan sukses serta berhasil,
merupakan pengalaman yang tidak terlupakan bagaimana membawa siswa latihan
dengan penuh semangat dan berhasil yang penuh dengan tantangan.
Daerah
Latihan Aeknatolu Kab. Tobasa Prov. Sumut saya temukan hikmat yang luar biasa,
iman dan daya spiritual saya dibangkitkan, ketika saya membawa siswa Secaba PK
melaksanakan latihan Kecabangan Infanteri, hari demi hari kegiatan latihan
dapat kami lalui dengan baik tanpa mengenal waktu dan cuaca, hari hujan, malam
gelap tidak menjadi halangan bagi kami dalam berlatih.
Suatu hari selesai
kegiatan sore sebelum kembali ke barak Dodiklatpur, saya naik ke puncak bukit
pening, saya memandan keujung langit di ufuk barat matahari telah terbenam
namun masih memancarkan sinar agak kuning menyinari perbukitan yang memanjang
yang kelihatan biru, sungguh indah dan sangat besar nilai penciptaan Tuhan
Allah YME.
Yang terdengar mulai dari suara jangkrik dan burung malam seakan
menyampaikan selamat menghadapi malam hari, lalu saya duduk diatas kayu pinus
yang telah ditumbang sambil memandang jauh kedepan, merenungkan begitulah
kehidupan ini yang harus dilalui dengan penuh semangat dan penuh pengabdian
kepada bangsa dan Negara.
Dari situ saya mendapatkan semangat dan kekuatan
spiritual untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa
rela berkorban, tak mengenal menyerah, kemudian pada malam harinya saya
bermimpi kehujanan, saya merasakan badan saya basah kuyup, namun serasa hikmat
sekali karena saya merasakan dikuatkan, akhirnya selama pelaksanaan Diklat Sarbaif
dapat berjalan dengan sukses, aman dan lancer.
Kemudian
saya juga dipercaya sebagai Timtih untuk melatih Yonif 121/MK yang saat itu mengalami
hancur lebur karena kasus kepemimpinan dan adanya pasukan 1 kompi melarikan
diri, maka satu tantangan yang sangat berat bagi saya untuk melatih
mengembalikan kembali marwah dan kehormatan Yonif 121/MK.
Dengan penuh semangat
saya emban tugas tersebut saya melakukan pendekatan Bintal kepada seluruh
anggota satuan untuk bersemangat mengembalikan marwah satuan Macan Kumbang,
ternyata selama 1 bulan saya melatih Yonif 121/MK mendapat penilaian yang
sangat baik dari Pangdam I/BB Mayjen TNI Lilik AS, prajurit Yonif 121/MK dapat
menunjukkan kehebatan gerakan dalam melaksanakan latihan dan demonstrasi taktik
serangan, Binjasmil, menembak serta latihan kerjasama antar tim, dimana karena
senang dan bangga, Pangdam I/BB memberikan hadiah uang kepada prajurit Yonif
121/MK, saya juga senang atas perhatian Danyonif 121/MK waktu itu Letkol
Inf Frans Thomas memberikan kami ucapan terima kasih.
Tugas
saya berlanjut terus saya diperintah menjadi Wadansattar Purkota, PJD dan
Penyebrangan Sungai di Aek Natolu, disini juga saya kerahkan segala daya upaya
agar penataran dapat berjalan dengan baik, gagasan saya yang paling unik adalah
dengan menyiapkan demonstrasi pada saat penutupan penataran, yang tidak pernah
dilaksanakan.
Akan tetapi menurut saya hal itu sangat perlu untuk
memperlihatkan kemampuan yang sudah dimiliki peserta penataran kepada pimpinan,
hal ini mendapat aplaus atau respon yang baik dari pimpinan, setelah itu
akhirnya saya diperintahkan oleh Danrindam I/BB waktu itu Kolonel Inf Lodewijk F Paulus.
Saya diangkat menjadi Wadan Secaba, karena pejabat Wadan
Secaba waktu itu bermasalah, maka selama menjawat Wadan Secaba selama 4 tahun
banyak saya robah metode pendidikan yang kurang tepat, etika dan perilaku Guru
Militer dan Pelatih banyak saya robah, tidak ada lagi Guru/Pelatih yang
asal-asalan, main tindak main pukul yang tidak beralasan yang tepat, akan
tetapi saya arahkan dalam apa tujuan kepelatihan tersebut yaitu untuk membentuk
prajurit yang saptamargais mempunyai kemampuan akademis, keterampilan yang
memadai serta bermental prajurit yang kuat.
Yang paling berkesan adalah saya membuat perencanaan untuk setiap Pendidikan akan dilaksanakan Demonstrasi pada akhir
pendidikan yaitu saat penutupan pendidikan, dimana selama ini belum pernah
dilaksanakan, akhirnya ide saya disetujui Komandan dan mempersiapkan suatu
demonstrasi yang terintegrasi.
Akhirnya pada saat Upacara Penutupan pendidikan
dapat diperlihatkan bagaimana kemampuan siswa setelah mendapat Diklat di
Rindam, para siswa sudah siap pakai dengan kemampuan dan keterampilan yang
sudah oke punya atau siap tugas di kesatuan, sangat banyak suka duka selama
menjadi Wadan Secaba karena saya fokus pada kegiatan Diklat serta kelengkapan
prosedur pada setiap kegiatan, akhirnya semua dapat berjalan dengan aman, lancar
tidak ada permasalahan atau kasus kasus yang memalukan seorang Prajurit Sejati. Pimpinan di Rindam I/BB silih berganti mulai
dari Kolonel Inf Gatot Marwoto, Kol Inf
Lodewijk F. Paulus, Kol Inf Kartotok dan Kol Inf Ali Imron memberikan
penghargaan kepada saya pada saat pindah tugas ke Itdam I/BB.
Pada bulan September 2008 saya pindah tugas ke Itdam I/BB, akan tetapi pada awal Oktober 2008 saya diperintahkan
mengikuti Pendidikan Suspa Intel Strat
Tk-I di Bais TNI Cilendek Bogor.
Saya tidak begitu berharap dapat masuk,
karena saya mengenal diri saya hanya prajurit yang bersumber dari sekolah sore,
namun pada saat test psykologi di Seintelstrat saya dinyatakan lulus dan
berhasil mengikuti pendidikan, suatu hal yang tidak mungkin namun itulah
kenyataannya.
Saya beserta 29 orang lain masuk sedangkan 30 orang lain terpaksa
kembali ke satuan asalnya, akhirnya pendidikan saya lalui dengan semangat dan
hasilnya cukup memuaskan saya, saya memperoleh urut kecakapan nomor 5, namun sebenarnya dibidang akademik nilai saya
yang tertinggi, entah bagaimana pula penilaiannya akhirnya juara 1 adalah Letkol Inf Andi Muhammad Dandim Brau, juara 2 adalah
Letkol Inf Muhammad Hasan Dandim di Kalimantan, juara 3 Letkol Inf Yan Pulung
Kasrem 032/WBR, juara 4 Mayor Inf Yusak P Girsang dari Pusdikarh Malang
Lulusan Seskoad Tahun 2008 dan juara 5 saya sendiri.
Keterangan gambar :
Foto pada saat upacara pembukaan Suspa Intel Strat Tk-I
di San Induk Bais TNI di Cilendek Bogor sebanyak 30 orang. Saya bangga karena dapat mengikuti
pendidikan bergabung dengan rekan2 senior Akmil 86, 87, 88 dan pamen yang sudah
lulusan Seskoad. Sesuatu yang saya
rasakan luar biasa berkat Tuhan karena pada saat test psy kami semua peserta 60
orang, yang diterima / lulus hanya 30 orang termasuk saya.
Hal ini cukup membanggakan saya karena diantara seluruh teman sekolah saya
saya yang paling junior pangkatnya.
Setelah pendidikan saya focus dalam kegiatan tugas di Itdam I/BB yaitu
melaksanakan Wasrik ke seluruh satuan jajaran Kodam I/BB, disini sangat
dibutuhkan kompetensi sebagai seorang pemeriksa atau auditor dalam memeriksa,
sehingga hasil pemeriksaan harus benar benar sesuai dengan aturan yang berlaku,
untuk menambah ilmu auditor saya diperintahkan Irdam I/BB Kol Inf Erro Kusnara mengikuti Diklat Auditor Pengadaan
BJ/SimakBMN di Pusdiklatwas BPKP Ciawi Bogor pada tahun 2009, kemudian pada
akhir Tahun 2009 saya mengikuti Diklat
Sertifikasi Auditor Ahli di Pusdiklatwas BPKP Bogor selama 1 bulan dengan
hasil Lulus Baik. Maka setelah sekolah
auditor ini semakin tinggi kompetensi saya dalam mengaudit dimana hasil audit
saya banyak sekali temuan temuan yang menonjol dan mendapat perhatian dari
Pimpinan.
Lalu pada Tahun 2010 saya diperintah Irdam I/BB Kol Inf Syahril Arsyad
mengikuti Diklat Suswasrik dan Tehnik
Auditor di Pusdiklat Kemhan Pondok Labu selama 5 Bulan, disini merupakan
pengalaman yang sangat berkesan, karena teman2 sekolah adalah senior berpangkat
Letkol dan Kolonel, karena pendidikan
Suswasrik ini memang diarahkan potensil untuk menduduki jabatan Gol IV di
satuan Inspektorat, saya dapat lalui Diklat ini dengan hasil baik dan banyak
pengalaman. Suatu kesempatan lang
sangat luar biasa mengikuti pendidikan di Pusdiklat Kemhan dengan pengajar dari
dosen terkenal seperti dari Universitas Indonesia, Kementerian Keuangan,
Bappenas RI serta Kemhan RI, sangat memberikan banyak wawasan khususnya
dibidang pengawasan dan pemeriksaan.
Keterangan gambar : Saya dipercaya rekan untuk memaparkan rencana Wasrik
pada Geladi Sekolah Suswasrik yang berlangsung selama 5 bulan di Pusdiklat
Kemhan Pondok Labu Jakarta.
Dari berbagai pengalaman pendidikan ini tentu saya berupaya mempraktekkan
ilmu auditor dan Wasrik, dalam pelaksanakan tugas inspektorat saya memodifikasi
berbagai tehnik dan metoda serta pendekatan Wasrik, karena sebenarnya tujuan
Wasrik adalah untuk menemukan sedini mungkin ketidaksesuaian dengan aturan
serta memberikan opini memperbaiki segala kesalahan yang dilakukan oleh auditi,
maka saya banyak mewarnai pelaksanaan Wasrik dan saya berusaha merubah
kebiasaan jelek dari Wasrik, selama ini banyak pemeriksa hanya mencari cari
keselahan dengan dalih kemudian diberikan gratifikasi demikian juga metode
Wasrik yang tidak sesuai kode etik audit.
Keterangan gambar : Siswa Suswasrik
yang terdiri dari 3 angkatan dan Pns Kemhan sedang menerima peng-arahan dari
Kabadiklat Kemhan di Ruang Aula Pusdiklat Kemhan, siswa terdiri dari Pamen
berpangkat Kolonel dan Letkol, hanya beberapa orang berpangkat Mayor.
Siswa Suswasrik
sedang menerima pengarahan dari Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jl.
Rasuna Said Jakarta pada saat praktek kerja Wasrik.
Keterangan gambar
: Foto bersama pada saat wisuda Suswasrik (Upacara Tupdik) bersama rekan siswa
senior dari 3 Angkatan. Rekan-rekan
saya semua yang hebat-hebat
.
Foto kenangan :
Siswa Suswasrik foto bersama Dosen dari Deputi 2 Menkeu dan Bappenas RI yang
memberikan mata pelajaran tentang sistem anggaran dan keuangan NKRI.
Menerobos arus demi menegakkan yang benar, inilah yang selalu ada dalam
benak saya, tidak rela melihat hal-hal yang tidak baik terjadi dalam pelaksanaan
tugas dan berusaha selalu yang terbaik untuk kepentingan bersama, namun
kekuatan duniawi masih lebih dominan saat ini, karena rekan senior yang selalu
mau menang sendiri, padahal aturan kode etik sebagai auditor menghendaki
seorang auditor harus bertindak professional dan berdasarkan kompetensi, maka
bila terjadi ketidak sesuaikan kode etik pada saat pemeriksaan, tentu saya
menyampaikan tentang aturan yang sebenarnya, sehingga akhirnya dengan alasan mutasi
yang tidak tepat, saya terpaksa menerima mutasi ke Rindam I/BB sebagai
Wadandodik Belanegara, hal ini saya terima dengan keyakinan bahwa segala
sesuatu itu indah pada waktunya, saya laksanakan dengan sungguh sungguh dan
tekad untuk memberikan perubahan menuju kebaikan, melayani sesama dan
memberikan ketauladanan sebagai seorang prajurit sejati, saya dapat memberikan
masukan-masukan pada saat mengajar serta membantu pimpinan dalam hal
menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapi.
Selama bertugas di Rindam I/BB selalu teringat dalam hati, kapankah saya
dapat mendapat promosi jabatan, karena menurut aturan Binkar yang berlaku di
TNI-AD dengan MDP 18 Tahun sudah dapat diajukan untuk promosi jabatan pangkat
Letkol, ditambah kompetensi saya yang sudah lumayan banyak mengikuti
pendidikan, sebenarnya sudah memenuhi kriteria menduduki jabatan Gol V, inilah
selalu menjadi harapan saya tetap semangat melaksanakan tugas, semoga Tuhan
Allah YME dapat memberikan jalan dan mengangkat saya dalam jabatan Gol V
melalui kebijaksanaan pimpinan saya.
Foto pada saat Danup pada upacara
Tupdik Diklat Bintalfisdis Satpam PT Bridgestone di Gedung Belanegara Rindam
I/BB P. Siantar.
PEMBINAAN MENTAL PRAJURIT.
Seorang
prajurit diharapkan memiliki kondisi mental dan rohani yang selalu siap
melaksanakan tugas, kondisi prajurit tentu tidak terlepas dari sebagai seorang
manusia, tentunya sudah menjadi sifat manusia tidak ada yang sempurna, yang
semurna hanyalah Tuhan Allah Sang Pencipta,
sebagai prajurit tentu harus memiliki kondisi fisik yang siap
melaksanakan tugas, demikian juga mental dan intelegensia, ketiga bagian ini
harus dalam kondisi baik dan seimbang, sehingga memungkinkan prajurit dapat
melaksanakan tugas dengan baik dan profesional. Kalau prajurit memiliki kondisi fisik yang
baik, mempunyai mental yang baik namun tidak memiliki intelegensia yang baik
tentu dalam pelaksanaan tugasnya juga tidak sempurna, demikian sebaliknya
prajurit yang pintar dan memiliki fisik yang prima namun tidak memiliki mental
yang baik, maka pelaksanaan tugasnya juga tidak akan maksimal. Oleh karena itu pembinaan mental bagi
seorang prajurit ibaratnya adalah sama seperti kebutuhan makan sehari-hari,
artinya kalau kebutuhan fisik diberikan secara teratur, maka kebutuhan mental
spitual melalui pembinaan mental spritual juga sangat perlu diberikan kepada
prajurit.
Sebagai seorang prajurit tentu harus
memiliki iman dan kepercayaan kepada Tuhan YME, ini merupakan landasan bagi
setiap prajurit dalam melaksanakan tugasnya sekaligus sebagai penuntun hidup
seorang prajurit, seorang prajurit yang mempunyai kecerdsasan spritual tentu
memiliki daya ataupun kekuatan yang dapat membentengi dirinya dari perbuatan
melanggar hukum, kemudian akan menjadikan prajurit taat serta profesional dalam
melaksanakan tugasnya serta berupaya untuk aktif dalam melaksanakan
kebaikan-kebaikan bagi sesama umat manusia. Pedoman dalam melaksanakan tugasnya
seperti yang tercantum pada Pancasila dan UUD 1945, Sapta Marga dan Sumpah
Prajurit, menjadikan prajurit memiliki sifat kesatria, rela berkorban, pantang
menyerah, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara serta gigih dalam
melakukan terobosan dalam hal sebagai inisiator, motivator, dinamisator dan
stabilisator di lingkungan dimanapun bertugas.
Dengan kekuatan mental dan spritual
prajurit akan mendorong prajurit mempunyai keunggulan dalam cara bertindak
maupun bertugas, karena prajurit akan merasa tertuntun langkahnya oleh kekuatan
dari Allah Yang Maha Kuasa. Dari kisah
pertarungan antara si Daud dan Goliat kita dapat menyadari betapa kebenaran
dapat melawan hal-hal yang tidak benar, dan hal hal yang mengandung kesombongan
dapat mengakibatkan kehancuran.
Maka sudah menjadi kewajiban bagi setiap prajurit untuk tetap melaksanakan
pembinaan mental dengan melakukan ibadah agama dengan benar. Keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan YME
dengan benar akan mengasilkan suatu kekuatan dahsyat bagi prajurit dalam
melaksanakan tugasnya. Setiap
prajurit akan merasa bahwa tugasnya adalah suatu kehormatan yang harus dijaga,
pengabdian kepada bangsa dan Negara merupakan tekad dan marwah seorang prajurit
sejati. Sudah barang tentu bahwa
tantangan dan godaan bagi setiap manusia sudah pasti ada, namun dengan
kematangan jiwa serta adanya upaya yang terus menerus didalam membina sikap
mental akan dapat mewujudkan kesiapan mental dan fisik yang prima.
Maka dengan demikian dari segi pengalaman bertugas di TNI-AD sudah lengkap,
saya sudah mempunyai pengalaman tugas di satuan tempur, satuan kewilayahan (
territorial ), satuan pelayanan dinas dan jawatan, tugas bagian staf, satuan
intelijen, lembaga pendidikan dan badan inspektorat dengan profesi
auditor.
Demikian juga pengalaman tugas
operasi tempur di Timor Timur pada Tahun 1988 dan Tahun 1989, tugas operasi GOM
VII di Aceh, sudah mendapat piagam penghargaan dan Satya Lencana Seroja Tahun
1988, Satya Lencana Seroja Tahun 1989, Satya Lencana GOM VII Tahun 1991, Satya
Lencana Kesetiaan VIII Tahun, Satya Lencana Kesetiaan XVI Tahun, Satya Lencana
Kesetiaan XXIV Tahun, Satya Lencana Nararya, Satya Lencana Dwitasista.
Foto keluarga saya pada tahun 2006 pada saat menjawab sebagai Wadan Secaba
Rindam I/BB.
Daftar Riwayat Hidup Singkat ;
Nama :
J.S.M DAMANIK S.Sos
Pangkat/Corps :
MAYOR INF
Nrp :
546804
Jab/kesatuan :
KASIOPSDIK SBAGDIK RINDAM I/BB
Tempat/tgl lahir :
N. TANI/5-1-1964
Alamat : MESS
VIYATA YUDHA RINDAM I/BB
Status : K/1
Pendidikan :
a.
Umum : 1. SD TAHUN 1977
2. SMP TAHUN 1980
3. SMA TAHUN 1983
4. S-1 FISIPOL TAHUN 2001
b. Militer : 1. SECABA MILSUK THN 1983/1984
2. SECAPA REG THN 1994
3. SUSSARCABIF THN 1995
4. SUS KIBI HANKAM THN 1996
5. SUSSARPA INTEL ABRI THN 1997
6. SELAPAIF THN 2004
7.
SUSPA INTELSTRAT TK-I TH 2008
8.
DIKLAT SERTIFIKASI AUDITOR AHLI TH 2009
9. DIKLAT AUDITOR PBJ/SIMAKBMN 2009
10.SUSFUNG
WASRIK & AUDITOR TH 2010
Riwayat tugas :
1. THN 1984/1985 DANRUPAN KIPAN A YONIF 125/SMB
2. THN 1986 BATON KIPAN A YONIF 125/SMB
3. THN 1987 BASI-2 OPS SIMAYON KIMA YONIF 125/SMB
4. THN
1988 BATIH KIPAN B YONIF 125/SMB
5. THN 1989 BATISI-2 OPS SIMAYONIF 125/SMB
6. THN 1990-1994 BATISIOPS SOPS KODAM I/BB
7. THN 1995-1996 DANTONMIN DENMADAM I/BB
8. THN 1997 PA PROVOOST DENMADAM I/BB
9. THN 1998 DAN RAMIL 01 KODIM 0204/DS
10. THN 1999 DANTIMSUS BANSUS DENINTELDAM I/BB
11. THN 2000 DAN RAMIL 04/MK KODIM 0201/BS
12. THN 2001 DAN RAMIL 10/ML KODIM 0201/BS
13. THN 2002-2003 DAN RAMIL
05/MB KODIM 0201/BS
14. THN 2004 KASIBINA TRAJUANG
BINTALDAM I/BB
15. THN 2005 KADEPMILUM RINDAM
I/BB
16. THN 2005-2008 WADAN SECABA
RINDAM I/BB
17. THN 2008-2012 PABANDA OPS ITDAM
I/BB
18. THN 2013 WADAN DODIK BELANEG
RINDAM I/BB
19. THN 2014 KASIOPSDIK SBAGDIK
RINDAM I/BB
Tugas Operasi :
1. OPS TIMTIM 1988
2. OPS TIM TIM 1989
3. OPS GOM ACEH THN 1990-1992
LATAR BELAKANG KELUARGA
Sejarah
keluarga saya dapat dilihat di https://www.facebook.com/groups/damanik/doc/205757502802893/,
disebutkan bahwa dalam silsilah yang telah dibuat oleh Keluarga saya, Nenek saya
berasal dari Partibi Sinombah (Saudara
dari Tuan Sihubuan Sipolha) keturunan Tuan Nagur yang mengirimkan Tuan Bohom Damanik untuk memperluas dan
mendirikan kerajaan Saribujawa dengan
wilayah mulai Amborokan, Partimalayu, Huta saing, Saribujawa, Parapat huluan,
Simanabun, Parapat buntu dan Dolog morawa, keturunan tuan Bohom Damanik yang
terakhir berkuasa yaitu tuan
dahatam damanik yang hanya berumur 82 tahun.
Sejarah
daerah Saribujawa ini dikenal menjadi Kampung Saribujawa karena pada tahun 1920
sebanyak seribuan orang yang didatangkan dari pulau jawa (transmigrasi) untuk
bekerja di perkebunan Belanda di perkebunan Sidamanik dan untuk membangun
bendungan memisahkan Sungai Bah Karei dengan Sungai Bah Ambalutu yang ada di
Saribujawa agar tidak menyatu, karena kalau sungai ini menyatu maka tidak ada
sungai untuk mengairi persawahan didaerah Kec. Silau Kahean mulai dari kawasan
nagoridolog sampai ke Silau Dunia dan Dolog Manampang. Tuan Dahatam selama pemerintahannya dikenal
sangat anti dengan Belanda, setiap tentara belanda datang ke Dologsilau dan
Saribu jawa selalu diserang pasukan tuan dahatam damanik dengan senjata rahasia
Hultop beracun.
Pada suatu saat Tuan
Dahatam Damanik mengawal masyarakat yang membawa hasil bumi untuk dijual ke
Kota Tebing Tinggi, belanda dihalau di jembatan
sungai Bah Ambalotu dengan hentakan kaki ke tanah sehingga seketika terjadi
gempa bumi, bumi bergoyang dan terjadi angin topan
(Halisungsung dalam istilah simalungun), akhirnya belanda lari ke kota tebing
tinggi, maka menjadi tugas penting mengawal rakyat pada saat membawa hasil bumi
untuk dijual di Kota Tebing Tinggi. Tuan
Dahatam Damanik dikenal mempunyai ilmu yang tinggi, mampu menghilang seketika
bila mau ditangkap oleh Belanda, dapat berkomunikasi dengan binatang seperti
ular dan harimau, mempunyai kemampuan ilmu pidoras yaitu kekuatan memukul
dengan menggunakan tangan, mampu menumbangkan pohon dengan pukulan tangan,
dapat berkomunikasi dengan tumbuhan andor nguknguk dan semua ilmu ini tertulis
di Kitab/Buku Laklak.
Tuan dahatam
damanik meninggal dunia karena digigit ular yang dikirim oleh raja raya (marga saragih), saat itu tuan dahatam damanik lengah
dan menyesali dirinya karena anaknya tidak mau menerima ilmu yang mau
diturunkan yaitu ilmu harajaon, ilmu kesaktian pidoras, racun hultop dan tahan
tembak, yang tertulis di Pustaha Laklak Tuan Saribujawa, sejak itulah kerajaan
dahatam langsung tamat, semua anaknya pergi ke wilayah Nagori
Dolok, anak dari tuan dahatan yaitu : St. Tajim Lybercius Damanik, Mari
Damanik, Rumbi Boru Damanik dan Roba Boru Damanik semua sudah almarhum,
tinggallah kami anak-anaknya : 1. Janer Damanik (nagoritani), 2. Hermanus
Damanik/boru girsang (kabanjahe), Amir Hasan Damanik (alm)/boru sitopu,
Rosnauli Damanik/saragih (alm) (negeritani), JSM Damanik/boru saragih (medan),
Rosminaria Damanik/turnip (nagoridolok), Rosmaini Damanik /purba (medan), Risma
Damanik/ Lumbantobing (medan).
KISAH TUAN SARIBUJAWA.
Tuan Dahatam
Damanik adalah anak dari Tuan
Mintara Damanik, cerita singkat ibaen goran saribu jawa halani
kerajaan damanik nagur mendapat intimidasi dari penjajah Belanda, sebahagian
pasukan berangkat mengikuti Tuan Bohom Damanik mengembara ke daerah saribu
jawa, daerah ini merupakan hutan belantara yang penuh dengan bukit bukit yang
tinggi, sampai tempat tersebut disebut Bukit Pening karena setiap masyarakat
yang ingin membuka jalan dibukit tersebut, merasa pening karena sulitnya bentuk
medan yang akan dilalui, disini masih ada situs sejarah peninggalan bangunan
belanda dalam bentuk benteng pertahanan, sekarang daerah tersebut dikenal
Kampung Bongbongan.
Disinilah basis dan menjadi tempat persembunyian serta
pengembaraan rombongan dari tuan Nagur, inilah cikal bakal kerajaan saribujawa,
daerah ini keadaan medan sangat sulit dijalani, bahkan sampai sekarang belum
bisa dilewati kendaraan roda 2 maupun 4 dan dikenal rute
perjuangan... Jalan ini sampai sekarang
belum terealisasi menjadi jalan tembus dari Nagori Dolog ke Pematang Raya,
sehingga masyarakat di sekitar ini harus berangkat menuju pematang raya melalui
simanabun - nagori dolok - tebing tinggi - p. siantar.
Tuan Dahatam Damanik meninggal dunia pada tahun 1942
ketepatan dengan menyerahnya tentara jepang kepada sekutu nica lalu dimakamkan
di talun dolok singgalang.
Sejarah saribujawa : pada jaman penjajahan belanda banyak
orang jawa dipekerjakan di perkebunan dengan transmigrasi di pematang sidamanik
sipolha, sedangkan di dearah gunung simbolon, dolok saratus, dolok singgalang
ada seribuan orang jawa memperkuat pertahanan kerajaan nagur yaitu panglima
perang kerajaan nagur yang mempersiapkan kekuatan melawan belanda di sekitar
gunung simbolon, orang jawa ini mengolah hutan menjadi ladang, mengambil hasil
hutan yaitu rotan dan kayu.
Pada tahun 1900 disekitar dolok saratus ada nama
huta bongbongan, disini dulu orang jawa membuat bendungan sungai untuk
mengalihkan aliran sungai yang dari gunung simbolon ke bah karei untuk mengairi
persawahan sampai ke silau dunia, dolok masihol, karena sebelumnya semua air
mengalir ke bah ambolotu yang mengairi persawahan di sekitar nagori dolok dan
bandar hanopan yang banyak dikuasai oleh kerajaan doloksilau marga purba,,,maka
ada mitos waktu itu tidak bolah bah karei dengan bah ambolotu bersatu, apabila
bersatu maka akan terjadi malapetaka besar bagi rakyat.
Keterangan tambahan kerajaan nagur yang di gunung
simbolon sampai raja yang terakhir yaitu raja saribujawa tuan dahatam
damanik. dalam keterangan diatas
tidak disebutkan adanya swapraja dan Korte Verklaring 1907 antara kerajaan
Nagur yang membangun kekuatan di dolog simbolon sekitarnya,,,sedangkan menurut
tetua tetua damanik yang ada di amborokan, partimalayu, ramania,
sipispis, sindarraya dan ginomparni tuan dahatam damanik raja saribujawa, bahwa
memang di sekitar gunung simbolon sampai ke dolok saratus tersebar pasukan
nagur dengan senjata rahasia hultop beracun untuk selalu siap melawan belanda,
makanya belanda tidak berhasil masuk ke wilayah kerajaan Nagur.
Kronologis
terakhir kejadian yang sangat dikenal masyarakat yaitu keberanian raja tuan
dahatam damanik mengawal rakyat untuk membawa hasil bumi mau dijual ke kota
tebing tinggi melalui nagori dolok, silau dunia, dolok masihol,,, setibanya di
jembatan bah ambalotu belanda sudah menunggu untuk mengambil pajak, hanya
separuh dari barang dagangan yang boleh dibawa untuk dijual, separuhnya harus
diserahkan ke belanda, saat itulah raja tuan dahatam menginjakkan kakinya ke
tanah.
Maka seketika terjadi gempa dan angin topan kencang yang ditiup oleh
tuan dahatam tersebut, sehingga belanda sangat ketakutan dan melarikan diri ke
arah tebing tinggi, maka rakyat dapat membawa semua barang dagangannya, menjual
semua hasil bumi dan ternak ke Dolok
Masihul dan Tebing Tinggi, dengan berjalan kaki dan sepeda.
KISAH SEDIH KETURUNAN
DARI TUAN DAHATAM DAMANIK,
Tuan Saribujawa ingin mewariskan ilmu kehebatannya kepada
anaknya dengan memberikan ajaran dan disiplin yang kuat dan tegas, suatu hari
tuan dahatam damanik berkata kepada anaknya yang laki-laki agar mempersiapkan
diri untuk menerima ilmu harajaon dengan cara belajar ilmu (bertapa) di dolok
singgalang selama 2 bulan, namun karena terasa berat dan takut anaknya selalu
menolak untuk ikut bertapa, lalu tuan dahatam sangat marah kepada anaknya,
sehingga anaknya pergi ke daerah nagoridolok tinggal di nagoritani dengan
membuka lahan pertanian.
Tinggallah tuan Dahatam dengan anaknya bernama Mari
Damanik, namun anaknya Mari Damanik juga tidak sanggup menerima ilmu harajaon
itu akhirnya tuan Dahatam Damanik sudah mulai putus asa, akhirnya anaknya Mari Damanik juga pergi ke Nagoridolok, tuan
Dahatam Damanik sangat kecewa kepada anaknya yang sudah meninggalkannya di
Saribujawa.
Akhirnya tuan Dahatam Damanik sangat menyesali sikap anaknya,
sehingga anaknya yang pertama mengalami sakit gatal gatal disekujur tubuhnya,
selama 60 tahun mengalami sakit gatal dan sudah berobat ke dokter spesialis
kulit di Tebing Tinggi dan Medan tidak mengalami sembuh2, namun tidak terlalu
mengganggu dalam aktifitasnya sehari-hari.
Bahkan pada perjuangan kemerdekaan
ikut dalam barisan pembela tanah air (Peta) dibawah pemerintahan Jepang, dari
cikal bakal itulah bapak St T.L. Damanik mendapat penghargaan Veteran Pejuang RI dan selama hayatnya
aktif menjadi pengurus GKPS Negeri Dolog sebagai bendahara gereja selama 25
tahun.
Untuk adiknya bernama Mari Damanik, akhirnya tidak
menikah sampai meninggal dunia tutup usia 78 tahun, inilah mungkin akibat tidak
patuh terhadap orang tua.
SILSILAH PARTUANON SARIBUJAWA
Oppung sitombei
huta saribujawa berasal dari kampong Partibi
Sinombah Sidamanik.
(PARTUANONSARIBUJAWA), anak dari Raja Nagur yang bernama
Soro Tilu yaitu Tuan Saharma Damanik,
mempunyai 2 orang anak laki-laki yaitu 1.
Tuan Tahan Damanik dan 2. TUAN
BOHOM DAMANIK / ROMMA BR GIRSANG ( 1790-1865). Tuan Bohom
Damanik mempunyai keturunan :
3 Perempuan :
1. RIANI DAMANIK
2. RAHON DAMANIK
3. RONGGIMA DAMANIK
4 ANAK Laki-laki :
1. Tuan
MINTARA DAMANIK (1834-1924)
1.1. Tuan DAHATAM DAMANIK/TOPAINIM PURBA (1864-1942)
1.1.1. Tuan TAJIM LYBERCIUS DAMANIK/M. ROSMAITA PURBA
(1922-2008) (NAGORITANI)
1.1.1.1. JANER DAMANIK/TINA BR PURBA (NAGORITANI)
1.1.1.2.HERMANUS DAMANIK/SELLY GIRSANG (KABANJAHE)
1.1.1.3.AMIRHASAN DAMANIK/SARMA SITOPU (NAGORITANI)
1.1.1.4.ROSNAULI DAMANIK/ MULDEN SARAGIH (NAGORITANI)
1.1.1.5. JSM DAMANIK/MINAR W SARAGIH (MEDAN)
1.1.1.6.ROSMINARIA DAMANIK/ARIF SARAGIH (SIRPANGOPAT)
1.1.1.7. ROSMAINI DAMANIK/JONAMAN PURBA (MEDAN)
1.1.1.8. RISMANNARIA DAMANIK/F. LUMBANTOBING (MEDAN)
1.1.2. RASI BR DAMANIK/MARDI PURBA (BONGBONGAN)
1.1.3. MARI DAMANIK
1.1.4. ROBA DAMANIK/JAWALEN PURBA
1.1.5. RUMBI DAMANIK/BAREN SINAGA
1.2 KORAJIM DAMANIK/HORTA BR PURBA
1.2.1 REMAN DAMANIK/KINTAUHUR PURBA
1.2.2 RANSEL DAMANIK/MENTAK PURBA
1.2.3 RAMIANIM DAMANIK/RAMALIM SARAGIH
1.2.4 SARINTA DAMANIK/APPUK PURBA
1.2.5 TIURLINA DAMANIK/RAMULUM LIMBONG
1.2.6 ROSDIANA DAMANIK/KARDIN SARAGIH
1.3. TORMAINIM DAMANIK
1.4. TARINIM DAMANIK
2. Tuan
MANGGA DAMANIK/R. BR PURBA.
2.1. Tuan RAJIM DAMANIK/
2.1.1. JARAMA DAMANIK/MANTINA PURBA
2.1.2. MARTANI DAMANIK/MARNA SEMBIRING
2.1.3. LESMAN DAMANIK/TATA PURBA
2.1.4. MUDAHAMIN DAMANIK/R. PURBA
2.1.5. RAMINI DAMANIK/KAJAD PURBA (PARTIMALAYU)
2.1.6. LERTINA DAMANIK/JORMAN SINAGA (KARIAHAN)
2.1.7. ROLIANNA DAMANIK/ITTU SARAGIH
2.2. Tuan JAHITAP DAMANIK
2.2.1. JARINSEN DAMANIK
2.2.2. LIASMAN DAMANIK/BR SINAGA
2.3. TORHANIM BR DAMANIK
2.4. ENEM BR DAMANIK
2.5. SARANIM BR DAMANIK
2.6. RAHENEM BR DAMANIK
2.7. LOTA BR DAMANIK
3. Tuan
MARADA DAMANIK/R. BR GIRSANG
3.1. Tuan TORALIM DAMANIK/BORUGIAN PURBA
3.1.1. MUDAHAMAN DAMANIK/ASMI PURBA
3.1.2. RUSMALINA DAMANIK/MAREDAN SARAGIH
3.1.3. SUDIMAN DAMANIK/RASTIANIM PURBA
3.1.4. SUBIRMAN DAMANIK/TIANNARIA SARAGIH
3.1.5. ROSMAWATI DAMANIK/JON PARULIAN GIRSANG
3.1.6. SAMARIANI DAMANIK/HENRI FONDA SEMBIRING
3.1.7. EDWARD P DAMANIK/INUR GIRSANG
3.2. KORINIM DAMANIK
3.3. KARINA DAMANIK
3.4. Tuan KORAJIN DAMANIK/BORU PURBA
3.4.1. REMAN DAMANIK/KINTAUHUR PURBA
3.4.2. RAMIANIM DAMANIK/RAMALIM SARAGIH
3.4.3. NONEM DAMANIK/APUK PURBA
3.4.4. RANSEL DAMANIK/MENTAK PURBA
3.4.5. TIUR DAMANIK/RAMULUM
3.4.6. SITEK DAMANIK/N. SARAGIH
3.5. TORMANIM DAMANIK
4. Tuan
MANGSA DAMANIK /SIBORU PURBA
4.1. Tuan JARIAM DAMANIK/MIAN BR PURBA
4.1.1. JAHIA DAMANIK/BUNGA LONTA PURBA
4.1.2. RASIANNA DAMANIK/ATER PURBA
4.1.3. JAKIAN DAMANIK/MARTIANNA PURBA
4.1.4. KARTIANNA DAMANIK/RUBEN SARAGIH
4.1.5. SARUNIM DAMANIK/JEKSON SIPAYUNG
4.1.6. ADEK DAMANIK/TULA PURBA
4.1.7. KAMAN DAMANIK/SERI SIPAYUNG
4.2. RAMALONIM DAMANIK/KADING SINAGA
4.3. Tuan JALEKER DAMANIK/KAMINTA PURBA
4.3.1. SARIPEN DAMANIK
4.3.2. ASMA DAMANIK
4.3.3. SUDIMAN DAMANIK
4.3.4. GIRSOM DAMANIK
4.3.5. AMIRUDDIN DAMANIK
4.3.6. JAYAKARMAN DAMANIK
4.3.7. ANI DAMANIK
4.3.8. JULUR DAMANIK
4.4. Tuan RAILAM DAMANIK/KORASMINA PURBA (RAWANGLUTING)
4.4.1. ARTIMA DAMANIK/BEONG SARAGIH
4.4.2. TRULIAMAN DAMANIK/MURNIATI SARAGIH
4.4.3. MARIANI DAMANIK/KLIWON S
4.4.4. LIHARMAN DAMANIK/ANI PURBA
4.4.5. SUMARNI DAMANIK/DAME PURBA
4.4.6. SIMSEN DAMANIK/DELPIANA PURBA
4.4.7. PONDANG DAMANIK/TIURMA O PURBA
4.4.8. SAMIARA DAMANIK/DORLAS PURBA
4.5. Tuan KARDIMAN DAMANIK/RAMENTE SIPAYUNG (HUTAPINING)
4.5.1. JANUESSEN DAMANIK/ER
4.5.2. ERLINA DAMANIK/JASEN SARAGIH
4.5.3. BESEN DAMANIK/BR PURBA
4.5.4. LORMAINA DAMANIK/MARIONO SIPAYUNG
4.5.5. MARIASEN DAMANIK/PERAWATI PURBA
4.5.6. RIAHMA DAMANIK/SAMEN SIPAYUNG
4.5.7. DONGMA UHUR DAMANIK/ALOPAN SARAGIH
(Tulisan Mayor Inf James Sabar Mahita Damanik. S.Sos)
0 Comments