Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Mengenal Dekat Mayor Inf James Sabar Mahita Damanik. S.Sos, Bakal Calon Walikota Siantar


BERITASIMALUNGUN.COM, Siantar-Sosok Prajurit Saptamargais sejati ini patut diperhitungkan pada pencalonan Walikota Siantar Agustus 2015 mendatang. Cita-citanya yang mulia untuk berbakti di Kota Raja Sangnawaluh itu bisa diwujudkan, dengan bersatu padu mendorong dan menggalang dukungan penuh dari masyarakat Kota Pematangssiantar tanpa terkecuali.

 
 Mayor Inf James Sabar Mahita Damanik. S.Sos,






Berikut Ini Profil
 

Mayor Inf James Sabar Mahita Damanik. S.Sos

 
 





“Sosok Prajurit yang Saptamargais Sejati”

Saya lahir pada tanggal 5 Januari 1964 di Desa Negeritani Kabupaten Simalungun, dilingkungan keluarga dan masyarakat Simalungun, orang tua saya termasuk tokoh dalam masyarakat, seorang yang menjabat pengurus gereja selama 25 tahun memegang jabatan bendahara gereja, mendapat penghargaan Veteran dari Pemerintah RI Golongan “D”. Bapak saya dikenal juga sebagai Tukang di Kecamatan Silaukahean. Karena hampir 50 persen bangunan rumah di daerah Negeri Tani, Sarangpunai, Sirpangopat, Nagoridolog, Happung, Simanabun, Bandar Maruhur, Sidiam-diam dikerjakan oleh bapak saya St. Tajim Libercius Damanik, orangtua saya dikenal sosok orangtua yang disiplin dan taat, baik dalam kehidupan gerejani maupun dalam bermasyarakat, ibu saya Mitim Rosmaita Boru Purba Tambak yang juga setia membantu bapak saya dan mengurus kami anak-anaknya.   Saya menamatkan sekolah SD di SDN-2 Nagoridolog pada tahun 1976, lalu melanjutkan di SMP  Nagoridolog dan tamat pada tahun 1979, lalu saya melanjutkan sekolah di SMAN-1 Kabanjahe dan tamat pada tahun 1983.

Di dalam keluarga, saya anak ke 4, yang banyak memberikan semangat bagi saya untuk mengikuti sekolah dan mengejar cita-cita adalah abang saya Hermanus Damanik saat itu bertugas sebagai TNI di Yonif 125/Smb, abang saya inilah yang selalu memberikan dorongan untuk berjuang meraih cita-cita, sehingga selama duduk dibangku SMA saya sudah bercita-cita menjadi seorang perwira dan kelak akan meraih pangkat Brigadir Jenderal.    

Cita-cita saya ini terlihat pada beberapa catatan di buku tulis pelajaran sewaktu SMA, hampir semua buku catatan saya pemiliknya tertulis nama Brigjen Drs. JSM Damanik, selaras dengan cita-cita ini, saya mengikuti kegiatan belajar dengan tekun dan bersungguh-sungguh.

Bukti dari kesungguhan saya diantaranya yaitu saya tidak melewatkan waktu belajar dengan bermain-main, kegiatan extrakurikuler di sekolah yaitu Pramuka dengan predikat penegak dan pendega sehingga saya juga selalu terpilih sebagai anggota Paskibra pada Upacara HUT Proklamasi kemerdekaan RI di tingkat Kabupaten Karo.

Kegiatan latihan Beladiri juga saya ikuti di Kabanjahe yaitu beladiri Tae Kwondo dengan pelatih Jhon Modal Pencawan Juara Tae Kwondo Tingkat PON dari Kab. Karo, dengan demikian menambah percaya diri dan kepribadian yang kuat, kalaupun misalnya berantam menghadapi lawan sebaya saya 3 orang.

Saya tidak gentar menghadapinya, saya yakin cukup dengan tendangan upcaki semua sudah selesai, memang semasa SMA teman-teman saya termasuk semua yang energik dan pilihan yang mempunyai daya pikir yang tinggi, mungkin inilah hasil yang murni pada saat seleksi masuk SMAN-1 Kabanjahe yang saat itu cukup Terkenal di Sumatera Utara karena lulusan SMAN-1 Kabanjahe mencapai gelar terbanyak diterima di Perguruan Tinggi terkenal seperti Universitas Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Institut Pertanian Bogor.   

 Kehidupan remaja saya selama SMA cukup disiplin, setiap hari minggu selalu aktif mengikuti ibadah, kalau disekolah waktu itu saya mulai tertarik akan seseorang teman sekelas saya bernama Hanna Purba. Saya senang kepadanya karena selain orangnya cantik, penampilan dan cara belajarnya juga tekun dan nilainya selalu lebih tinggi dari saya.

Saya selalu mencari perhatiannya, bahkan karena tumbuhnya rasa tertarik saya maka saya berusaha mengimbanginya dengan belajar lebih gigih agar nilai saya berada diatasnya, akhirnya memang hampir dalam semua mata pelajaran nilai saya jauh lebih tinggi dari dia, bahkan saya sewaktu kelas II saya juara-1 di Kelas, kemudian pada kelas-3 turun menjadi Juara-3 di Kelas karena pada saat kelas 3 saya fokus mempersiapkan diri latihan fisik untuk persiapan mendaftar Akabri.    

Tapi ketertarikan saya kepada si Hanna Purba hanyalah dalam diri saya sendiri karena sampai kami tamat di SMA, dia tidak pernah membuka diri untuk mau berteman akrab atau istilahnya berpacaran dengan saya, namun saya sudah berhasil melalui waktu masa sekolah SMA itu dengan hasil Ebtanas yang memuaskan.

Perjalanan setelah Lulus SMAN-1 Kabanjahe

Untuk melanjutkan mengejar cita-cita saya, setelah tamat SMA saya sudah mempersiapkan diri untuk melamar Akabri, karena waktu itu walaupun masih Kelas III SMA dan belum mengikuti Ujian Ebtanas boleh melamar masuk Akabri, dengan memakai Surat Keterangan dari Kepala Sekolah, maka proses demi proses berjalan sampai pada selesai Ebtanas.

Saya mulai mengikuti seleksi Akabri tahap kesehatan lulus, dilanjutkan seleksi jasmani lulus, tibalah waktunya Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru), maka saya juga mendaftar Sipenmaru di USU, diterima di Fak Sospol USU dan IKIP Medan tinggal mau memilih kemana mendaftar ulang.      

Suatu keadaan yang sangat sulit karena dalam waktu bersamaan saya masih mengikuti seleksi masuk Akabri pada bulan Juni 1983, maka kesempatan untuk menjadi Mahasiswa saya tinggalkan karena masih mengikuti Seleksi Akabri.     
  
Akhirnya pengalaman pahitpun harus saya terima karena ternyata saya gugur di Pantukhir Akabri Tahun 1983, saya menerima keadaan ini dan pasrah mau menjadi apa karena memang saya tidak berdaya, saya tidak mempunyai apa-apa, apalagi dukungan keuangan dari orangtua saya tidak ada karena orang tua saya sakit-sakit dan saudara saya tidak ada yang membantu.    

Maka pada bulan Juli 1983 ada Pengumuman penerimaan Secaba Milsuk, lalu saya putuskan untuk melamar masuk Secaba Milsuk TA 1983/1984 dan mendapat rekomendasi bagi yang kalah di Seleksi Akabri.    
 
Akhirnya dengan perjuangan yang sangat gigih dan atas pertolongan Tuhan pada bulan September 1983 saya dinyatakan lulus seleksi dan masuk mengikuti pendidikan Secaba Milsuk di Rindam I/BB Pematang Siantar.      

Selama mengikuti pendidikan dasar militer saya lalui dengan lancar bahkan saya mendapat Ranking nomor 1 untuk se Kodam I/BB, karena waktu itu kami digabung dari 4 Kodam mulai dari Kodam I/Iskandar Muda, Kodam III/17 Agustus Padang dan Kodam IV/Sriwijaya Palembang dan saya dilantik menjadi Prajurit TNI-AD dengan pangkat Sersan Dua pada tanggal 22 Januari 1984, kemudian melanjutkan pendidikan Kejuruan Bintara Infanteri di Puslatpur Rindam I/BB.  Setelah tamat saya mendapat penempatan di Yonif 125/Simbisa dan menjabat sebagai Komandan Regu Senapan di Kompi Senapan A di Pitura Pangkalan Berandan.     

Sebagai prajurit Bintara muda tentu saya sangat lincah dan cekatan melaksanakan setiap tugas yang diberikan, saya bangga menjadi  komandan regu dengan memakai tali korps komando warna merah dibahu lengan kanan, tugas memimpin regu dalam latihan dan kegiatan rutin dan regu saya selalu unggul dibandingkan dengan regu yang lain, seperti Regu Ton Tangkas selalu yang terbaik, dalam latihan taktik regu juga selalu mendapat penilaian baik dari Komandan saya, bahkan selama di Pangkalan Berandan diberikan kesempatan untuk melatih Satpam Pertamina sampai 3 Gelombang yang dipimpin oleh Komandan Kompi Saya Kapten Inf Wardoyo.  
Akhirnya jabatan Danru hanya saya alami selama 7 bulan karena saya mendapat kepercayaan menjadi Basi-2/Ops Simayon Yonif 125/Smb di Kabanjahe, selama di Staf Ops saya banyak melaksanakan tugas bidang penyelenggaraan latihan, mulai dari perencanaan latihan, penyiapan latihan sampai pelaksanaan latihan mulai dari latihan perorangan, Kelompok, Regu dan Peleton.   Disamping itu juga saya mendapat kepercayaan untuk mengajar Ilmu Medan kepada seluruh personil Yonif 125/SMB karena memang saya sudah menguasai Ilmu Medan dan ditunjuk juga sebagai Danru dalam Lomba Binsat Dbp Letda Inf Ngadijo komandan peleton kami menjadi Juara I se Kodam I/BB dalam hal Lomba Permildas yang dilaksanakan di Halaman Makodam I/BB di Medan.   

Semua pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan dan pada Tahun 1987 saya diperintahkan Danyonif 125/SMB Letkol Inf A.A. Tarmana Nrp. 24183 untuk mengikuti Lat Kader di Pussenif Bandung dimana waktu itu seluruh Yonif se Indonesia melaksanakan Latihan Kader dalam rangka menyiapkan satuan untuk melaksanakan Operasi di Timor Timur.     Personil yang mengikuti adalah seluruh Danyon, Dankipan, Kasiops dan Kasiintel Yonif selama 1 bulan, saya mendapatkan sangat banyak pengalaman tehnik dan taktik bertempur, bayangkan saya yang masih berpangkat Sersan Dua dan yang termuda waktu itu harus bisa melaksanakan tugas sebagai Pembawa Radio, Peta, Kompas atau Voorspeed (pengintai depan) pada setiap gerakan taktis patroli.

Dalam setiap gerakan saya selalu menjadi Voorspeed atau pengintai depan, pemegang kompas dan perintis jalan, apalagi pada saat Taktik saya harus jeli membaca peta untuk melanjutkan gerakan sampai pada sasaran, banyak tim yang kesasar dan lama baru mencapai sasaran, akan tetapi Tim Yonif 125/Smb selalu tercepat dan tepat tiba di sasaran, inilah cikal bakal sehingga pada saat saya mengikuti Pendidikan Secapa Regif saya juga waktu itu menjadi pembantu pelatih walaupun saya status siswa, memang kalau di bidang ilmu medan sampai sekarang ini saya dijuluki mbahnya Ilmu Medan.   

Setiap selesai latihan saya juga menjadi ajudan Danyon untuk menyiapkan perlengkapan Danyon, menyemir sepatu, mengumpulkan pakaian kotor untuk tukang cuci, soalnya benar-benar capek, harus sangat extra kegiatan untuk menjaga nama baik satuan, bayangin waktu itu saya sering latihan bersama para Danyon seperti Letkol Inf Endriartono Sutarto (Danyonif 512) yang menjadi Jenderal TNI (Panglima TNI), Letkol Inf M. Djali Yusuf (Dan Yonif 126/KC), ternyata kami dari Yonif 125/Simbisa dikenal menjadi Tim yang mempunyai kualitas baik, sehingga kamipun kembali ke Mako Yonif 125/SMB Kabanjahe dengan bangga, pada saat kembali ke kesatuan saya sempatkan untuk bermain dan jalan-jalan di Jakarta, bahkan saya sempatkan untuk mampir di Kantor Puspen ABRI karena Kapuspennya waktu itu adalah Brigjen TNI Pieter Damanik, maksudnya adalah agar mendapat sango atau istilah Angpau dan ternyata walaupun saya berpangkat Sersan Dua saya diberikan kesempatan menghadap Jenderal dan menerima Angpau hanya bermodalkan marga Damanik, waktu itu saya cukup keren dengan berpakaian celana preman tapi pistol FN 46 terselip dipinggang saya menambah percaya diri, karena baru selesai Lat Kader yang dilatih oleh personil Kopassus yang terkenal dengan Taktik Ambush, tembak reaksi dan tembak cepat, jadi bicara soal senjata tentu saya sangat mahir menggunakannya.

Setelah mengikuti Lat Kader, tinggallah tugas menunggu yaitu menyiapkan Latihan Pratugas Yonif 125/SMB ke Timor-Timur, maka saya diperintahkan menjadi Batih Ki-B Yonif 125/SMB, disini saya konsentrasi menyiapkan latihan Kompi, setiap perintah dari Danki Kapten Inf Kandar, saya laksanakan bahkan dengan semangat saya melatih personil Kompi B dan saya bekali dengan Ilmu Bela Diri Tae Kwon Do, maklum selama saya SMA di Kabanjahe memang sudah gabung di Perguruan Tae Kwon Do Cabang Tanah Karo dengan menyandang Sabuk Cokelat bersama teman saya Goklas Saragih dan Taman Surbakti yang sudah menyandang Dan-I, pada waktu itu kalau berbicara soal beladiri saya sudah biasa sparing patner 1 melawan 5 orang, saya tidak susah melumpuhkan yang 5 orang hanya dengan tamparan kaki dan tendangan, maka pengalaman saya sebagai Batih cukup dibanggakan karena saya yakin akan pembekalan ilmu dan latihan sesuai dengan sasaran dan dinyatakan Kipan B dalam status Siap Ops.

Dalam mempersiapkan Satgas Ops ternyata Danyonif 125/SMB memerintahkan saya menjadi Dansimayon, maka kembali tugas saya penuh dengan kesibukan, karena memang Staf Ops adalah Motor penggerak Satuan, kalau Ops lemah berarti satuanpun lemah, maka dengan semangat dan gigih saya mempersiapkan apa yang diperintahkan oleh Komandan melalui Kasiops saya Kapten Inf Nukman Kosady (Akmil 1981), dalam mempersiapkan latihan saya mencari dan meninjau daerah latihan yang menyerupai medan operasi Timor Timur, ada menembak taktis dengan pola Operasi Intelijen didukung oleh operasi tempur, ini semua hanya saya yang menangani bersama 3 orang anggota Sops, saya sangat ingat pada waktu mempersiapkan daerah latihan saya menggunakan Sepeda Motor Trail Binter KE warna biru saya yang bisa menjelajah disegala bentuk medan, memang waktu itu saya berbakat ikutan dengan group Crosser di Kabanjahe. 

Akhirnya setelah peninjauan dari Suad, Yonif 125/Smb dinyatakan dalam status Siap Operasi, lalu pada tanggal 5 Maret 1988 kami berangkat menuju Dili Timor Timur dengan Kapal Amboina 512.    Untuk persiapan berangkat seluruh personil penugasan sudah Serpas ke Pelabuhan Belawan dan melaksanakan embarkasi, disini cukup melelahkan karena banyak perlengkapan satuan yang harus dibawa, begitu juka Alkom selama diperjalanan laut harus tergelar untuk melaporkan situasi kepada Komando Atas.

Keterangan gambar : Pangkoops Tim Tim Brigjen TNI Wenny Warrou sedang memeriksa pasukan Yonif 125/Smb di Lapangan Tacitolu Dili Timor Timur.

Setelah tiba di Dili kami disambut oleh Asops Koopskam Tim Tim Kolonel Robert Sitorus yang cukup galak, karena pertama kali bertemu dengan kami langsung disenggak “kamu tentara batak” lalu pisau komandonya dilemparkan persis diujung sepatu Kasiops Batalyon, sehingga kami sudah ciut dibuatnya, lalu kami melaksanakan latihan adaftasi di Tacitolu selama 2 Minggu, lumayan lelah harus latihan turun naik gunung dengan beban ransel 25 Kg, akhirnya kami melaksanakan reorganisasi sesuai dengan perintah dari Pangkoopskam Tim Tim karena Yonif bergerak mobil untuk melaksanakan pembersihan GPK Fretelin mulai dari Sektor Barat menuju Sektor Timur, maka pada saat gerakan saya bergabung dengan Tim Kotis yang langsung dipimpin oleh Danyon, dari Dili kami Serpas sebanyak 12 Kendaraan Unimog menuju Bobonaro lalu bergerak menyisir sektor dengan Pangkal Gerak dari Bobonaro melaksanakan pembersihan menuju Ainaro yaitu melintasi gunung Ramelau yang sangat tinggi dan dingin, pengalaman tempur yang masil nol, membuat semua anggota penuh perhitungan, dimana begitu mendengar suara tembakan di depan, semua anggota langsung tiarap, padahal suara tembakan masih jauh, memang cukup menegangkan, gerakan demi gerakan kami lanjutkan dengan menemui banyak tanda tanda bekas kehidupan para GPK, maka pada hari ke-3 pasukan Timsus Nagabonar Dbp. Letda Inf Tugino kontak tembak dengan kelompok Fretelin berhasil menewaskan 1 orang perempuan yang sedang hamil (Informasinya adalah isteri dari Financio Feras Komandan Kompi Fretelin), atas kejadian kontak tembak akhirnya Tim Nagabonar bertahan di ketinggian dekat korban dimakamkan, pada malam itu terjadi keadaan sangat tegang karena kemungkinan serangan balas dari GPK Fretelin, akhirnya malam itu Kopda Aflizam yang sedang berjaga menembak anggota yang sedang buang air kecil yang menyebabkan tewas seketika yaitu Prada Rambe, maka pada hari ketiga Batalyon kami sudah salah lirik yaitu tertembaknya teman sendiri, kami sangat malu dan dengan bersusah payah berusaha mengevakuasi Prada Rambe ke Dili, akhirnya kami semakin waspada dan melaksanakan gerakan pembersihan dengan gerakan lebih rahasia dan sampai di TB Akhir di Ainaro.

Keterangan Gambar dibawah ini : Kapten Inf Dody Hermawan Dankipan-D menjelaskan gerakan pasukan yang kontak tembak dengan pos depan musuh, namun tak berhasil mengejar dan menembak musuh, dimana kelompok Danki Fretelin Financio Feras yang beroperasi di sekitar Gunung Ramelau dan Ainaro Komplek masih mempunyai pasukan 150 orang.
   
Pada saat Full Out di Ainaro dilakukan reorganisasi untuk gerakan selanjutnya yaitu pembersihan dari Ainaro menuju Same, selama gerakan saya layaknya seperti Kasiops selalu berdampingan dengan Danyon, tugas Kasiops saya kerjakan, karena Kasiops diperintahkan Danyon menjadi Dantim, tugas saya memplot posisi terakhir pasukan dan membuat oleat rencana gerakan serta titik titik poin untuk koordinasi, maka untuk gerakan kedua saya diperintah Danyon pada saat bergerak juga bertindak sebagai Timsus yaitu Pengamanan Kotis dalam gerakan, cukup repot melaksanakan gerakan perpindahan Kotis karena harus membawa Batere GS 100, Solarcell, Radio SSB, Antena dan perlengkapan Posko.    Untuk gerakan kedua dari Ainaro Menuju Same dilaksanakan dengan lancar dan cukup mengetahui tentang pergerakan GPK Fretelin yang juga sangat cepat mengetahui sepak terjang pasukan Yonif 125/SMB ditemukan bekas gerakan GPK yang menjauhi dan melarikan diri dari sektor gerakan, akhirnya kami tiba Full Out di Same. 

Untuk daerah sekitar Kabupaten Ainaro dan Kabupaten Same merupakan daerah bergunung-gunung yang tinggi, udara dingin karena berada diketinggian 3000 meter diatas permukaan laut, daerah subur dan bahan sumber kehidupan, maka daerah ini merupakan basis perjuangan Fretelin yang terkenal dengan pimpinan Financio Feraz.

Dari Kota Ainaro kelihatan cahaya lampu yang ada di dekat Pulau Christmas yaitu daerah pengeboran minyak ditengah laut, demikian juga sering kelihatan kapal-kapal berlayar dilaut yang mengarah ke Pulau Nusa Tenggara Timur.
Keterangan gambar : Danyonif 125/SMB Letkol Inf A.A. Tarmana sedang mempersiapkan diri untuk memberikan evaluasi terhadap gerakan pembersihan di sektor Ainaro dan Same Komplek serta penekanan atas terjadinya konban salah lirik terhadap anggota atas nama Prada A. Rambe.












Keterangan gambar : Danyonif 125/SMB Letkol Inf A.A. Tarmana, Dankipan-D (Tim Dewaruci) Kapten Inf Nurcahyono dan Pasi-1/Lidik Letda Inf Zainirzal terlihat berjalan lunglai setelah survival 3 hari.
 

 






























Mempelajari gerakan GPK ini Satgas melaksanakan operasi di sekitar Cribas sampai ke Manatuto dan terakhir Full Out di Cairui dipinggir Sungai Lalea.    Hasil pengumpulan informasi di lapangan bahwa daerah Cairui Komplek merupakan daerah penghubung dan sumber Logistik GPK dan beroperasi di sekitar Gunung Aitana, Gunung Santo Antonio, maka untuk mengejar GPK Danyon memerintahkan Timsus Nagabonar yang dipimpin saya sendiri untuk bergerak dengan gerakan malam dan taktik ambush menuju Gunung Aitana Komplek, Tim saya hanya berjumlah 14 orang, disinilah kita merasakan bagaimana membawa anggota untuk bertempur, dengan mempersiapkan segalanya saya kumpulkan anggota untuk mengarahkan dan melaksanakan drill gerakan serta penekanan disiplin tembakan, pada saat gerakan malam regu tidak bisa bergerak dan berhenti, saya tanya Danpok mengapa tidak bergerak, ternyata nyali prajurit disini diuji menjadi ciut dan takut, akhirnya saya maju di depan sebagai voorspeed dan memimpin gerakan dengan sangat hati hati dengan sesekali melihat arah kompas, gerakan demi gerakan kami laksanakan dengan berloncatan dan terkoordinasi karena kami dilengkapi radio HT untuk komunikasi antar Kelompok.
   






 





























Pada malam itu di Perengan gunung Aitana memang naluri prajurit berbicara didalam hati, menyatakan bahwa ada musuh, ditandai dengan adanya suara mirip burung yaitu nguk, nguk, nguk, lalu kami laksanakan taktik ambus membuat formasi V saling menutup, ternyata rombongan GPK melintas, namun karena posisi kami dibawah tentu kami tak melaksanakan tembakan dan kekuatan musuh sangat besar, kami biarkan lewat dan dengan mempelajari keadaan medan yang sangat gelap akhirnya kami putuskan untuk melaksanakan pertahanan melingkar dengan Kelompok I mengawasi ketinggian, Kelompok II mengawasi sungai dan kelompok III mengawasi arah belakang, ternyata pada tengah malam pukul 0100 terdengar suara gerakan di sungai, lalu kami waspada dan saya perintahkan pimpinan tembakan dari saya, setelah gerakan semakin dekat terlihat ada rombongan sedang bergerak di sungai membawa seekor kerbau, tentu saya sangat yakin bahwa rombongan GPK sedang membawa logistik menuju Gunung Aitana, saya laporan langsung kepada Danyon dan memerintahkan kami agar lebih rahasia, karena memang sangat dekat akhirnya kelompok II mengeluarkan tembakan yang padat, kamipun mengembangkan formasi untuk mengantisipasi serangan lawan, namun setelah tembakan selama 1 menit tembakan berhenti kami langsung senyap menunggu, ternyata keadaan tenang saja sampai pagi, maka pagi harinya kami melaksanakan pembersihan menemukan seekor kerbau sudah mati tertembak di dalam sungai namun manusia tidak ditemukan.     Maka atas perkembangan ini besok harinya Danyonif 125/SMB koordinasi dengan Danyonif 328/R Mayor Inf Prabowo Subianto untuk melaksanakan pengejaran dengan menggunakan Pesawat Helikopter, kemudian menurunkan 1 Tim Pasukan Yonif 328 menyusuri anak sungai Lalea, pada saat kami menelusuri jejak GPK ternyata pada Pukul 1100 Tim Yonif 328 sudah kontak tembak dengan GPK dan menemukan 6 pucuk senjata G3, Mouser dan Garand serta GPK terbunuh, atas perintah Danyon kami membersihkan sekitar Cairui Komplek karena Kotis berada di Cairui.     Dari hasil Binter di Cairui diperoleh Informasi tentang keberadaan pimpinan tertinggi GPK di daerah Bobosuko Komplek.
Keterangan gambar :
TBO sedang memonitor / menyadap radio GPK yang berbahasa Tetun.
Mendapat perintah dari Danyonif 125/Smb bergabung bergerak dengan Kotis.

Dalam setiap kegiatan operasi saya selalu memplotting dislokasi pasukan, mengecek dan memonitor pergerakan pasukan dalam operasi pembersihan GPK, maka peta, radio Ht, PRC dan Racal tidak pernah lepas dari tangan saya, memang benar slogan tentara bahwa peta adalah tikarmu, radio adalah bantalmu, senjata adalah isterimu, saya harus selalu siap menyediakan data, memplot perkembangan situasi di lapangan, memonitor perkembangan satuan tetangga, sehingga setiap saat Danyon bisa mengetahui keadaan lapangan, saya salut kepemimpinan Danyon Letkol Inf A.A. Tarmana yang berjiwa pasukan, beliau memilih tetap ditengah-tengah anak buah dalam gerakan.    Akhirnya Danyonif 125/SMB mendapat perintah untuk membersihkan Bobosuko Komplek dengan Opsgab mendapat BP 3 Yonif yaitu Yonif 126/KC, Yonif 407 dan Yonif 512/Marabunta ditambah 2 Psw BOV-10 dan 1 Pucuk Meriam Armed-9.   

Dalam operasi ini dengan Sandi Operasi Jaring Laba-Laba dengan konsep operasi 4 Pangkal Gerak dengan Sasaran Pokok di tengah (Gunung Bobosuko) berhasil menggiring pemusatan musuh di Bobosuko, setelah pasukan pagar betis mengelilingi sasaran, ditembaki dari Armed dan BTU Pesawat Bov-10 sebanyak 2 unit sehingga sasaran terjadi bumi hangus, namun pada pembersihan sasaran ditemukan sasaran dengan bekas perkampungan Fretelin hancur, hal ini langsung disaksikan oleh Pangkoopskam Timtim Brigjen TNI Mulyadi yang langsung berkunjung ke Kotis Yonif 125/SMB.  

Keterangan gambar :
Danyonif 125/Smb sedang bersantai setelah selesai tugas Ops Jaring Laba-Laba di Bobosuco komplek.   Beliau memang sosok pimpinan yang langsung turun ke lapangan memimpin operasi, bukan type pemimpin yang hanya menerima laporan dari anak buah di lapangan, ternyata dengan gaya kepemimpinan beliau seluruh anggota dilapangan tetap semangat dan antusias dalam melaksanakan tugas.

Setelah selesai operasi besok harinya Danyon mendapat perintah mengikuti Pendidikan Seskoad di Bandung tanpa mengikuti Test, soalnya Pangkoops Tim Tim merasa bangga dan salut atas konsep operasi Komandan Batalyon, lalu Yonif 125/SMB dbp Wadan Yonif 125/SMB Mayor Inf J.M. Manurung Nrp 25183 persiapan kembali ke Homebase.



Saya bersama anggota persiapan turun ke Dili dalam rangka membuat laporan penugasan serta rencana embarkasi.

saya berangkat duluan ke Dili untuk membuat laporan penugasan Yonif 125/Smb serta koordinasi dengan Koopskam Tim Tim tentang acara Embarkasi di Pelabuhan Dili Timor Timur.    Pada saat akan kembali ternyata banyak masyarakat yang kami bantu dan bina selama fullout terkesan akan kebaikan pembinaan territorial yang dilaksanakan pasukan Yonif 125/Smb, masyarakat banyak datang ikut mengantarkan di Kapal ada yang membawa burung kakaktua, kayu cendana dan ulos Timor Timur, yah..cukup terkesan juga rupanya bagi orang Timor Timur ini, memang banyak persamaan antara orang batak dengan orang Timor ini, bahasanya Tetun agak mirip dengan batak seperti kata “Han” artinya makan, kalau batak “Mangan”, untuk hitungan “ ida, rua, tolu, hat, lima, nen, hitu, walu, sia, sanulu” artinya satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, Sembilan, sepuluh.   Kalau batak “ sada, dua, tolu, opat, lima, onom, pitu, wualuh, siah, sapuluh”,  adat istiadatnya juga ada persamaan, orang Timor bila membuat pesta besar dengan lambang memotong Babi, makanya harga babi di Timor sama dengan harga emas, Ulos Timor juga mirip dengan ulos batak.


Kehancuran Yonif 125/Smb di daerah Operasi Timor Timur.

Pada rotasi kedua penugasan di TimTim, Yonif 125/SMB dipimpin oleh Danyon Letkol Inf Bambang Trinarno, saya bertugas di Kotis sebagai Dansimayon mempersiapkan staf operasi dalam mengendalikan gerakan, kepemimpinan lapangan Danyon sangat jauh berbeda dengan Danyon sebelumnya, beliau ini lebih senang mengendalikan gerakan pasukan dari Kotis yang statis, serta sering di Kout Dili (Basecamp), walaupun pasukan bergerak namun Kotis lebih sering ngebox dan pasukan Yonif 125/Smb bertugas sebagai Pam RPU, demikian juga dalam konsep operasi lebih cenderung bertahan dari pada mencari dan menghancurkan Fretelin, suatu saat Kotis berada di Sektor Tengah tepatnya di Natarbora, pada sore hari pukul 1600 Danyon berangkat menuju Dili tanpa ijin dari Dansektor, padahal rute perjalanan sangat rawan penghadangan Fretelin, Danyon membawa Parohis dan Dokter dengan menggunakan Jeep Land Rover Defender dikemudikan Pratu Siahaan, diperjalanan hari sudah malam ternyata lampu mobil tidak nyala, akhirnya perjalanan tetap dilanjutkan dengan mengikuti mobil truck sipil dari belakang, supir mengikuti cahaya lampu truck di depan, ternyata pada tikungan tajam kendaraan truck sudah berada didepan, dikira supir jalannya masih lurus sehingga supir meluruskan arah mobil dan akhirnya masuk ke jurang kedalaman 60 meter, hal ini diketahui dari masyarakat sipil yang melintas, dilaporkan melalui radio ORARI, maka Danyon cs langsung dievak ke RS Wirahusada Dili Timor Timur, sehingga heboh berita Yonif 125/SMB, saya dengan 3 orang anggota mendapat tugas untuk mengevak kendaraan Jeep Land Rover, saya membawa 2 pucuk M 16 A1, 1 Pucuk Minimi, 5 buah Granad, 2 Tabung Pelontar (TP) dan 500 butir munisi berangkat menuju Ermera menarik mobil jeep dengan menggunakan Slink 3 Ton yang dipinjam dari Kalan di Dili, selama 2 hari kami bertahan dilokasi akhirnya berhasil menarik mobil dan mendorongnya sampai ke Dili.  

Mendengar ini seluruh pasukan morilnya menjadi turun, pasukan tidak lagi konsentrasi dalam melaksanakan tugas, hanya bertahan jangan sampai diserang oleh Fretelin, hasil penugasan operasi tidak ada, malah terjadi banyak kerugian personil korban perang 4 orang.      Akhirnya selesai penugasan Yonif 125/Smb kembali ke home base.

Mendapat perintah tugas BP di Staf Ops Kodam I/BB.

Setelah selesai penugasan Ops Tim Tim Yonif 125/SMB tiba di Belawan melaksanakan Debarkasi, lalu Danyon dan Staf diperintahkan laporan dan paparan kepada Pangdam I/BB di Lt IV Makodam I/BB, saya mempersiapkan paparan Danyon, setelah selesai paparan saya mendapat kabar baik bahwa Asops Kasdam I/BB Kol Inf Aron Tambunan meminta saya bertugas di Sopsdam I/BB, lalu pada tahun 1990 saya resmi pindah bertugas di Sopsdam I/BB Medan, disini saya sempatkan pada sore hari mengikuti Kuliah di Universitas Terbuka di IKIP Negeri Jl. Merbabu Medan, ternyata tugas di staf operasi Kodam I/BB sungguh suatu pengalaman yang berarti, saya membantu Pabandya Ops membuat Lapsit ke Ko Atas setiap hari, menangani kegiatan operasional Kodam I/BB mulai dari membuat RO Jaring yaitu sasaran GPLHT di Aceh, sampai RO Jaring-5, kegiatan sangat padat tiada pernah ada waktu luang, kegiatan di staf operasi sangat padat bahkan hampir lembur setiap hari sampai pagi hari baru bisa istirahat sebentar, kegiatan utama staf operasi waktu itu adalah pengamanan Pemilu 1992 yang cukup meninggi suhu politik, pada saat Waasops Letkol Inf Heri Kosasih NRP 24183 saya selalu pulang jam 4 pagi dari Posko Pam Pemilu, sehingga pernah terjadi saya mengalami kecelakaan ditabrak oleh Taxi Delta, dimana ketika saya mau pulang ke rumah memasuki jalan sunggal, tiba-tiba taxi dengan kencang datang dari sebelah kanan langsung menabrak saya sehingga saya terpelanting dan kemudian tak sadarkan diri, ketika saya saya sadar, saya sudah berada di rumah sakit dengan keadaan kaki sebelah kanan dibalut dan bagian kepala luka, namun tidak terlalu berbahaya dan masih dapat sembuh, ternyata pada saat saya tertabrak masyarakat yang melihat langsung membawa saya ke rumah sakit, masyarakat melihat dan mengira saya seorang petugas karena membawa  pesawat HT dan masyarakat juga menahan taxi Delta yang menabrak saya. 

 Terlalu banyak yang diurusi oleh Sopsdam sampai masalah angkutan pesawat Heli bel-105 dan Bolcow, Psw Dash-7 tujuan Lhokseumawe dikendalikan oleh Sopsdam I/BB, setiap ada penumpang yang menuju Lhoksukon dan Lhokseumawe menggunakan Pesawat Dash-7 milik PT. Arun NLG harus ada surat keterangan penumpang dari Sops, maka tidak heran kalau saya sering naik psw Hely dan Pesawat Dash-7 melaksanakan cek rute bersama Capten Pilot Kapten Siregar dan Bambang.    Di Kodam I/BB pertama sekali melaksanakan paparan dengan menggunakan Barko adalah ketika Asops Kasdam I/BB Kolonel Kav Robik Mukav, beliau melaksanakan pengadaan teknology baru menggunakan layar proyektor, maka saya belajar menggunakan komputer membuat presentasi powerpoint serta administrasi lainnya dengan komputer, bayangkan pada zaman itu hampir semua kantor masih menggunakan mesin ketik portable, sehingga menjadi pekerjaan utama saya membuat bahan presentasi / paparan laporan satuan Kodam I/BB dari pangdam kepada Kasad di ruang Olah Yudha Kodam I/BB, Ruang Olah Yudha Kodam I/BB waktu itu dipelihara oleh Staf Operasi yang dilengkapi dengan Sound Dolby System.    Banyak pengalaman yang saya dapat bertugas di Staf Operasi Kodam I/BB dari beberapa pejabat Asops, Waasops dan Pabandya Ops yang hampir semuanya menjadi Jenderal yaitu Brigjen TNI Sunarto, Mayjen TNI Robik Mukav, Mayjen TNI Suparwantoro, Mayjen TNI AEH Radjagukguk, Mayjen TNI Harry Kosasih, Mayjen TNI M. Djali Yusuf, Mayjen TNI Iwan Sulandjana, Brigjen TNI Bambang Sugito dan Letjen TNI Cornel Simbolon.

Selama bertugas di Medan saya bertemu dengan pacar saya Minar Wilfrida Saragih, SH. pada saat mengikuti komunitas Muda-mudi, sehingga pada tanggal 12 Juni 1992 kami menerima pemberkatan perkawinan di Gereja Katolik Jl. Sibolga Pematang Siantar oleh Pastor Simamora.
Keterangan Gambar :
Saya dengan isteri yang baru menikah sedang menikmati indahnya Tugu Monas di Jakarta.






Mengikuti Pendidikan Secapareg di Secapa AD Bandung.

Pada Tahun 1994 saya mendapat kesempatan mengikuti Pendidikan Secapareg If di Secapa AD Bandung selama 9 bulan, selama mengikuti pendidikan saya mendapat prestasi yang lumayan sehingga saya mendapat jabatan Danton Corps Siswa yaitu menjadi wali di peleton yang mengatur rekan siswa dalam hal kegiatan atau proses belajar dan berlatih.      saya dilantik menjadi Perwira pada tanggal 20 Desember 1994.  Setelah itu dilanjutkan Sussarcabif di Pussenif selama 6 bulan, sehingga Mengawali tugas selama perwira saya mendapat penempatan Danton Kiwal Denmadam I/BB, kemudian mendapat surat perintah menjadi Dantonmin, lalu menjadi Pasipamops dan Pa Provost Denmadam I/BB.

Suatu pengalaman unik yang tak terlupakan adalah pada saat saya menjabat Pa Provoost Kodam I/BB waktu itu Kasdam I/BB dijabat oleh Brigjen TNI Rizal Nurdin, saya langsung mendapat perintah dari beliau untuk menertibkan perparkiran di Makodam yang menurut beliau tidak rapi dan tidak tertib, memang kondisi saat itu cukup sulit menertibkan parkir, sudah ditentukan tempat parkir dan ketentuan harus lurus, namun pemilik kendaraan selalu saja mau parkir sembarangan, perintah Kasdam I/BB agar semua kendaraan yang parkir harus bisa lurus diatur per jenis kendaraan, maka perintah Kasdam I/BB segera ditindak lanjuti untuk menertibkan parkir dengan membuat tanda-tanda tempat parkir sesuai dengan jenis dan bentuk kendaraan, kendaraan sedan, jeep, minibus, pickup, spm, bus masing-masing tersendiri, semua anggota Provoost dilengkapi dengan pesawat HT yang didukung oleh Hubdam I/BB, namun walaupun demikian saat-saat tertentu selalu saja oknum yang tidak tertib parkirnya, maka agar tidak sempat mendapat teguran dari pimpinan kadang kendaraan tersebut kami geser dengan mengangkat namun hal ini sangat berat kalau sering dilakukan, maka cara lain saya lakukan yaitu menggeser mobil yang parkir sembarangan dengan cara menyalakan mobil dan menggesernya ke tempat parkir, saya bisa membuka kendaraan dengan kunci serbaguna yang saya pelajari yaitu ilmu kunci mengunci sewaktu mengikuti pendidikan Sussarpa Intel ABRI di Cilendek Bogor, banyak pemilik kendaraan yang saya pindahkan parkirnya mencari mobilnya dan heran koq mobil saya pindah parkir, siapa yang memindahkan ? diangkat atau pakai apa ? dengan demikian pemilik mobil yang kerap parkir sembarangan merasa bingung dan berpikir sendiri lalu menjadi tertib memarkirkan mobilnya, akhirnya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya perparkiran di Makodam I/BB dapat saya tertibkan dan rapi mendapat pujian dari Kasdam I/BB.   Lalu tak lama saya menjabat Pa Provoost hanya 7 bulan, lalu pada tahun 1998 saya mendapat kehormatan menjadi Danramil 01 Kodim 0204/DS.





Keterangan gambar : Foto dengan rekan siswa Sussarpa Intel ABRI di Sat Induk Cilendek Bogor.











Pengalaman menjadi Danramil 01/Sunggal.

 pangkat saya masih Letda namun mendapat kepercayaan dari Pimpinan menjadi Danramil di daerah yang banyak potensi konflik,  selama menjadi Danramil banyak pengalaman tugas territorial dan intelijen yang saya lakukan secara kombinasi, karena saya pada tahun 1997 sudah mengikuti Sussarpa Intel di Sat Induk Bais TNI.

Yang menonjol dalam pelaksanaan tugas adalah masalah penanganan dan pengamanan ekses gerakan Reformasi yang bergulir tahun 1998, sehingga selama Danramil saya selalu dihadapkan dengan permasalahan territorial, unjukrasa buruh, unjukrasa masyarakat masalah tanah PTPN-II, penjarahan, kerusuhan dan dalam menangani keadaan ini saya hampir selalu berada di lapangan, banyak kasus yang saya ungkap dan tangkap mulai penimbunan beras, penimbunan oli, bahan peledak cairan methanol, setiap kejadian penangkapan mendapat respon langsung dari Pangdam I/BB Mayjen TNI Rizal Nurdin yang langsung turun meninjau ke Lokasi didampingi oleh Dandeninteldam I/BB waktu itu dijabat oleh Letkol Cpl F.X. Mardjono, tentu saja Komandan Kodim 0204/DS yang dijabat oleh Letkol Arm Bina Sinuhaji terpaksa juga harus merapat ke Lokasi dengan cepat untuk mendampingi Pangdam I/BB, demikian banyak persoalan di wilayah karena wilayah Koramil 01/Sunggal adalah daerah industri, banyak perusahaan yang buruhnya berunjuk rasa secara sporadis, mogok kerja dengan menduduki jalan umum, unjuk rasa menuntut hak cuti, menuntut kenaikan upah dan lain sebagainya, setiap unjuk rasa berlanjut sampai gerakjalan ke gedung DPRDSU, maka mau tidak mau agar tetap terkendali, saya ikut mengawal rombongan buruh bergerak jalan dari Diski menuju Kantor DPRDSU Jalan Imam Bonjol Medan dan semua dapat dilakukan secara aman dan terkendali, saya banyak melakukan pembinaan terhadap tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan, buruh dan ormas yang ada di wilayah, demikian keadaan masa menjelang reformasi, sehingga tugas Danramil 01/Sunggal hanya saya emban selama 1 tahun lewat 2 bulan, lalu saya mendapat perintah tugas baru menjadi Dantimsus Deninteldam I/BB.

Keterangan Gambar :
Saya bersama rekan Muspika Kec. Sunggal (Camat dan Kapolsek) sedang memberikan arahan tentang upaya menciptakan lingkungan yang kondusif dan menyikapi gerakan reformasi untuk menjaga wilayah agar tetap stabil dan kondusip.
Keterangan gambar :
1.              Dandim 0204/DS Letkol Arm Bina Sinuhaji sedang melantik saya menjadi Danramil-01/Sunggal menggantikan Kapten inf D. Gurusinga di Depan Makoramil 01/Sunggal Diski.
2.             Danramil 01/Sunggal Letda Inf JSM Damanik sedang memberikan pengarahan kepada karyawan Pabrik Garmen di Kel. Besar Diski tentang menjaga kondisi agar tetap stabil dan kondusif, jangan terpengaruh oleh provokasi dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang mengissukan gerakan reformasi.
Menjadi insan intelijen.    

Sejak bertugas di Deninteldam I/BB pada tahun 1998, saya langsung mendapat perintah dari Dandeninteldam I/BB Letkol Kav M. Thamrin menangani kasus-kasus penting di Medan, mulai dari bidang ekonomi, sosial dan politik serta kasus Separatism Aceh sampai masalah Timor Timur,

Pada tahun 1999 saya menangani kasus BOM dan pasukan merah dan kelompok Jemaah Islamiah (JI) yang bertebaran di Medan berhasil mengungkap pelaku Bom di Gereja Padang Bulan, Medan Mall dan Batam, melalu operasi intelijen kita berhasil mengidentifikasi pelaku, melakukan penjejakan fisik dan melaksanakan pengejaran terhadap jaringan pelaku mulai dari Medan – Dumai - Pulau Bengkalis – Selat Panjang – Pekanbaru sampai tertangkap di Batam sehingga kegiatan pengeboman telah diketahui pelakunya adalah jaringan dari Kelompok JI, Kelompok Garis Keras Teroris internasional kelompok Hambali dan Noordin M Top yang berlink dengan Al Qaida serta kelompok keras agama islam radikal.

Di Pekanbaru saya memutuskan hubungan klandestin USA yang menggunakan cover LSM USAID yang mengadakan seminar penyiaran di Hotel Pekanbaru, dimana seluruh penyiar Radio dan Televisi se Prov. Riau diundang mengikuti seminar tentang Demokrasi dan tata cara penyiaran dalam rangka kegiatan demokrasi di Prov. Riau dan mengangkat juga issu-issu pelanggaran HAM.

Saya melihat penyelenggaraan seminar tidak melibatkan aparat Pemda Tk-I Riau, kemudian selektif terhadap peserta, karena saya dengan anggota bermaksud mengikuti seminar dengan menyamar sebagai wartawan salah satu harian surat kabar sesuai dengan cover, namun mereka mengendus kami yang bukan berasal dari Riau, lalu dengan cepat saya bertindak dengan langsung meminta data / identitas dari warga asing yang menjadi pelaksana / panitia seminar, lalu saya periksa Pasfor ternyata orang asing tersebut adalah Visa turis, maka saya langsung koordinasi dengan Kasiintelrem 031/WB waktu itu Letkol Inf J. Purba dan dari Dinas Imigrasi Pekanbaru untuk membatalkan acara seminar dan saya minta peserta seminar membubarkan diri, penanganan kasus selanjutnya oleh Kantor Imigrasi Pekanbaru.    

Kemudian saya juga menggagalkan yang berkaitan dengan adanya issu Riau Merdeka dengan Tokoh Riau Tabrani Rab dan Al Azhar Dosen di Universitas Islam Riau, saya menjadi pemasok barang alat medis dan bermacam macam obat di RS Tabrani Rab Pekanbaru selama 3 bulan yang menjalin hubungan dengan seorang perawat medis RS Tabrani Rab bernama Hadijah bekas sekretaris Tabrani Rab untuk mendapatkan data penting dan aktivitas dari Tabrani Rab dan Al Azhar.   

Dari beberapa karyawan RS. Tabrani yang hampir seluruhnya berasal dari sekolah perawat dan Akper Tabrani Rab bekerja di RS milik Tabrani Rab saya mendapatkan banyak informasi tentang aktivitas dan jaringan Tabrani Rab, dan yang menjadi dalang pembakaran lokasi ladang minyak PT Caltex di Duri dan Dumai dilakukan oleh masyarakat yang Pro Riau Merdeka atau Kelompok Tabrani Rab, sehingga dalam tempo yang sesingkat-singkatnya issu Riau Merdeka dapat dipadamkan dengan menggembosi pengikut Tabrani Rab dan Al Azhar dengan melakukan Pus Propaganda dan Kampanye menggunakan selebaran yang membuat ciut nyali dari Tabrani Rab dari karyawannya sendiri yang pernah dipacarinya, kemudian Al Azhar yang juga Dosen di UIR mendapat tekanan dari kelompok preman kota Pekanbaru.

 Terjadi pergantian Komandan Deninteldam dari Letkol Kav Thamrin kepada Letkol Inf Joni Suprianto, lalu saya mendapat tugas  menjadi aktivis menggerakkan massa OKP yang terdiri dari Pemuda FKPPI, PPM dan Pemuda Pancasila sebanyak 5000 orang melaksanakan unjuk rasa di Kantor DPRD Sumatera Utara untuk mengkondisikan menolak pendudukan dan campur tangan pasukan Interfet di Timor Timur. 

Kemudian melanjutkan pemutusan jaringan suplai senjata dan hubungan GAM dengan peredaran ganja di Medan, mengkomunikasikan gerakan imbangan melalui Tokoh Aceh di Medan antara lain Bapak Nurnikmat, M. Jufli serta A. Bakar, keadaan di Aceh semakin memanas karena berakhir dengan pemberian status DOM, saya sangat salut dengan Komandan Deninteldam I/BB Letkol Inf Joni Supriyanto yang merupakan insan intelijen sejati dengan yakin dan berani menembus wilayah Aceh.

Pada waktu itu Bulan November 1999 menjelang HUT GAM Tgl 4 Desember, seluruh Aceh sudah benar benar dikuasai oleh GAM, aktivitas Pemda tidak lagi kelihatan, pasukan TNI tidak ada yang berani keluar Markas, bahkan satuan tempur sudah melaksanakan pertahanan keliling di Markasnya, maka tidak ada lagi prajurit TNI yang memantau situasi di wilayah Aceh.     

 Pada pagi itu Danden Intel Letkol Inf Joni Suprianto memutuskan untuk bergerak menuju Lhokseumawe dengan 3 orang anggota dengan mengendarai mobil Jeef Daihatsu Feroza untuk mengetahui situasi terakhir sebelum penentuan DOM, disepanjang jalan mulai dari Rantau Kuala Simpang, Langsa sampai ke Lhokseumawe sudah dipenuhi oleh masyarakat yang lengkap bersenjata, mengibarkan bendera GAM di sepanjang jalan.

Rombongan Dandeninteldam I/BB berhasil menebus barikade-barikade masyarakat sampai ke Lhokseumawe, hanya dengan menyamar bahwa kita juga adalah pendukung referendum ke Lhokseumawe, hasil penyelidikan dan observasi memang di Aceh sudah semua dikuasai GAM, kegiatan pemerintahan telah lumpuh sehingga dilaporkan ke Presiden, kemudian tanggapan atas laporan intelijen ini maka Pemerintah Pusat melaksanakan Sidang Istimewa dengan hasil daerah Aceh menjadi Status Darurat Militer, yang memutuskan untuk dilakukan perang terbuka di Aceh dengan menerjunkan pasukan Kostrad dan Kopassus.

Pada bidang tugas lain saya melaksanakan TO dari Asintel Kasdam I/BB tentang illegal logging di Prov Riau, dari hasil Observasi di lapangan terutama di daerah Dumai, Duri dan Cikampak ternyata semua oknum yang melaksanakan illegal logging, pemilik Sawmil dan yang menggunakan SAKO Palsu adalah orang-orang yang dibacking oleh Pangdam I/BB Mayjen TNI Abdulrahman Gaffar.

Hasil Lidobs beserta dokumennya saya kirimkan kepada Danden Inteldam, walaupun kami dilapangan diajak untuk damai dengan uang damai 1 milyar saya tolak, akhirnya saya mendapat kabar dari rekan di Deninteldam I/BB bahwa Pangdam I/BB sangat marah dan memerintahkan semua personil Deninteldam I/BB berkumpul di Lantai 5 Makodam I/BB.

Pada saat Pangdam I/BB tiba di Ruangan Lantai 5 Mayjen Abdurrahman Gaffar langsung menanyakan dimana si Damanik, ternyata yang dicari adalah saya, namun Danden Inteldam I/BB mengatakan bahwa saya sedang berada tugas lapangan, sebagai seorang anggota saya sangat takut, namun Komandan saya mengatakan tidak usah takut justru kami tim diberikan uang sebagai pengganti sarana kontak dan penggalangan dilapangan, maka 2 bulan kemudian Bapak Mayjen TNi Abdulrahman Gaffar ditugaskan ke Jakarta.

Mendapat tugas menjadi Komandan Koramil 04 Medan Kota

Saya menjabat Danramil 04/Medan hanya selama 4 bulan, walaupun singkat namun saya berhasil membina wilayah menjadi wilayah yang aman serta kondusif. Selama saya menjabat Danramil 04/Medan Kota berhasil mempersatukan seluruh elemen masyarakat dengan mengadakan pertemuan silaturahmi yang terdiri dari tokoh agama, tokoh adat, cendikiawan, tokoh masyarakat, LSM.

Pemuda bekerja sama dengan teman-teman Muspika yang waktu itu Camat adalah Sdr. Drs Hanafiah dan Kapolsek Medan Teladan AKP Maruli Siahaan yang sangat kompak saling membantu, dimana wilayah Koramil 04/MK terdiri dari 3 Kecamatan yang merupakan pusat kota medan dengan ragam masyarakat yang tinggi, demikian juga tingkat kejahatan yang tinggi, maka selama ini mudah sekali terjadi gesekan-gesekan baik antar OKP yang mengarah pada pertikaian kelompok pemuda, demikian juga menangani kasus-kasus gangguan Kamtibmas serta perkelahian antar OKP bekerjasama dengan Polsekta Medan Teladan.  








Keterangan gambar :
Danramil 04/Medan Kota Lettu Inf JSM Damanik bersama Camat Medan Kota Drs. Hanafiah sedang bernyanyi bersama pada saat acara peresmian pembangunan gedung aula Koramil 04/MK yang dibangun atas swadaya sendiri.

Dandim 0201/BS Letkol Kav M. Haryanto turut bergembira dan menyalami tokoh masyarakat dan pemuda yang hadir pada acara peresmian gedung aula, pada saat itu Dandim menyampaikan kepada saya “ Damanik, kamu dimanapun bertugas pasti selalu berhasil”, saya terkejut atas penyampaian Dandim, saya hanya menjawab “ Siap Komandan”, karena saya memang sudah mendapat Sprin pindah tugas menjadi Danramil 10/Medan Labuhan.

Pengalaman yang tak terlupakan dan merupakan prestasi bagi saya yaitu pada suatu ketika Polsekta Medan Teladan mengejar pelaku pencuri sepeda motor di Simpang Limun Medan, pencurinya  membawa senjata dan lari ke komplek perkampungan yang padat rumah dan pihak kepolisian kehilangan jejak dan tak dapat menemukan pencurinya.

Akhirnya saya berada di TKP mendengarkan kronologis kejadian, saat itu juga feeling dan naluri intelijen saya menyimpulkan bahwa pelaku belum jauh dari TKP dan saya membaca jejak kaki ada di dinding pagar rumah masyarakat yang tingginya 3 meter, saya memperkirakan bahwa pelaku berhasil melompati pagar yang tinggi itu dan mempunyai kemampuan fisik yang terlatih masih terkurung diantara rumah masyarakat. 

Ternyata memang benar bahwa pelaku bersembunyi menggantung dibawah kolong mobil yang diparkir di garasi, spontan saya kokang pistol yang selalu terselip di pinggang saya, lalu mengatakan segera turun dan duduk, lemparkan senjatanya,  kalau tidak akan saya tembak, lalu pelaku melemparkan senjatanya dan duduk, lalu saya tangkap dan gari tangannya, selanjutnya saya bawa ke Mapolsekta Medan Teladan untuk proses hukum, ternyata pelaku adalah mantan anggota tentara yang sudah dipecat dari dinas TNI.   

 Saya juga berhasil membangun Aula Kantor Koramil dengan dana swadaya sebesar Rp. 50 Juta yang saya dapatkan dari partisipasi tokoh masyarakat di wilayah Koramil 04, untuk dijadikan menjadi sarana pembinaan terhadap personil dan keluarga Persit Koramil 04MK, demikian juga untuk menjadi tempat rapat Muspika dan Tokoh masyarakat. Saya dipindah oleh Dandim Letkol Kav M. Haryanto ke Koramil 10/Medan Labuhan karena saya dinilai tidak pantas menggantikan Kapten Art Cecep Lulusan Akmil 1992, namun pada saat peresmian Aula Koramil yang dihadiri Dandim mengatakan bahwa “kamu dimanapun bertugas akan selalu berhasil”, tokoh masyarakat, pemuda dan rekan Muspika terkejut mendengar saya begitu selesai meresmikan aula langsung mendapat mutasi.


MENJABAT DANRAMIL 10/ML   

Baru 2 bulan menjabat Danramil 10/ML saya dapat mempersatukan unsur Muspika dengan tokoh tokoh masyarakat yaitu tokoh agama, pemuda dan LSM, saya mengadakan kegiatan pertemuan dan silaturahmi dengan issu mengangkat kawasan Pantai Siombak untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata, akhirnya Dandim 0201/BS Letkol Art Felix Hubabarat MBA bersama Ibu berkunjung ke Pantai Siombak dianugrahi Seperangkat Pakaian Adat Melayu oleh Bapak Bachtiar Jafar (Mantan Walikota Medan) disaksikan oleh Camat dan Kapolsek.
Pertemuan dinilai sangat berarti dalam membangun kerukunan hidup berbangsa dan bermasyarakat di wilayah Koramil.   Camat Medan Labuhan Drs Fitriyus mengatakan salut atas kreatifitas Danramil-10/ML yang baru saja 2 bulan bertugas menjadi Danramil namun sudah serasa satu tahun dimana dapat menyelenggarakan acara silaturahmi dengan tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama serta para pemuda sekaligus menerima Dandim 0201/BS Letkol Art Felik Hutabarat S.IP MBA beserta ibu menjadi warga kehormatan melayu Medan Labuhan dengan memakaikan seperangkat pakaian adat melayu.

Daerah Koramil 10/ML merupakan daerah yang masyarakatnya heterogen dan sangat sensitif terjadinya gesekan antar kelompok, yang sering terjadi adalah pertikaian antar kelompok pemuda yaitu  IPK dan PP yang selalu bagaikan kucing dan tikus berusaha berlomba mencari lahan atau uang dengan cara-cara preman, pertikaian ini sampai pada tindakan pembunuhan maupun pembakaran terhadap pos OKP dan dapat berbuntut meluar pada terganggunya Kamtibmas di wilayah.

Yang sangat dibanggakan adalah saya berhasil menjalin hubungan baik dengan Tokoh LSM yang sangat vocal yaitu Ustaz Zulkarnain yang selalu melawan pemerintah dengan berunjukrasa di Lapangan Merdeka Medan, dengan berbagai cara pendekatan yang dilakukan, kemudian Ustaz Zulkarnain berhasil menjadi Mitra Karib Kodim 0201/BS, selama bertugas di Koramil saya berhasil membina hubungan akrab OKP.    Saya bertugas hanya selama 8 bulan, dimana kemudian saya pindah menjabat Danramil 05/Medan Baru.


MENJABAT DANRAMIL 05/MB.    

Selama 3 tahun lebih saya bertugas sebagai Danramil 05/MB saya menyelesaikan beberapa kasus penting di wilayah territorial saya, banyak yang memberikan dukungan kepada saya dalam melaksanakan pembinaan territorial, yang paling berkesan adalah dari bapak Gubernur Sumatera Utara Mayjen TNI Purn Rizal Nurdin, beliau sudah saya kenal sejak menjabat sebagai Kasdam I/BB dan sewaktu menjabat Pangdam I/BB beliau mengangkat saya menjadi Pa Provoost Kodam I/BB kemudian mengangkat saya menjadi Danramil 01/Sunggal pada tahun 1998.      
Singkatnya selama beliau menjabat Gubernur Sumut saya dengan anggota Koramil 05/MB terlibat langsung dalam pengamanan sekitar kantor Gubsu, bila ada kegiatan unjukrasa dari mana saja, maka saya lebih dahulu mengkoordinasikan pengamanan dengan unsur keamanan lainnya mulai dari Satpol PP, Kepolisian dan Kodim 0201/BS, beliau mendukung memberikan alat komunikasi Handy Talkie kepada seluruh anggota Koramil.    

Permasalahan yang diselesaikan di wilayah Koramil adalah menyelesaikan permasalahan tanah eks Yonkav 6/Bu di Padang Bulan Medan berhasil dengan baik, dimana sebelumnya oleh beberapa Danramil terdahulu belum berhasil menyelesaikan kasus tanak eks asrama Yonkav 6/Serbu Padang Bulan.

Dimana setelah mendapat perintah dari Dandim 0201/BS Letkol Art Felik Hutabarat saya langsung melaksanakan pengumpulan data di lapangan tentang beberapa oknum yang tetap bertahan menempati asrama eks Yonkav 6/Bu begitu juga terhadap kelompok pedagang pedagang yang berjualan di sekitar bioskop Hirako Padang Bulan.

Dimana secara umum lahan pedagang kaki lima ini merupakan lahan yang dikuasai oleh kelompok preman dengan meminta uang keamanan terhadap para pedagang, maka dengan tehnik intelijen saya mengadakan taktik penggalangan kemudian memecah serta mencerai beraikan kelompok demi kelompok pedangang begitu juga terhadap oknum yang tetap bertahan menempati rumah eks asrama Yonkav-6/Bu dengan cara memutuskan saluran air PAM, listrik serta membuat tekanan-tekanan terhadap mereka, agar secepatnya meninggalkan asrama. 

Ternyata dengan upaya terpadu dari Kodam I/BB mendukung gerakan saya dilakukan pembayaran uang bantuan pindah, maka dengan cepat mereka mau pindah, kemuadian menyelesaikan masalah dengan para penggarap yang mengaku mempunyai tanah di lahan eks asrama Yonkav-6/BU.

Pada saat ini sangat terasa begitu sulit melakukan negosiasi dengan kelompok masyarakat yang telah terkoordinir oleh oknum oknum yang mengambil kesempatan dalam masalah tanah ini, bahkan telah ditunggangi kelompok LSM dan Mahasiswa, namun demikian tidak menambah gentar melaksanakan penertiban dengan memagar lahan agar tidak dimasuki oleh para penggarap, sehingga akhirnya semua tanah lahan eks Yonkav 6/BU dapat diselesaikan dan diserahkan kepada developer yaitu PT. CML pimpinan Ishak Charli.

   Kemudian saya terlibat langsung dalam penyelesaian kasus tanah eks Asrama Kampung Anggrung Medan juga berhasil dengan baik, dimana menghadapi persoalan tanah memang sangat rumit, eks asrama Kampung Anggrung yang di ruislag dengan Mujur Timber Group Pimpinan Arsyad Lis berhadapan dengan kelompok masyarakat Kampung Anggrung yang bersikeras mempertahankan bangunan Masjid yang ada di dalam eks lahan, maka dengan tehnik intelijen dan pendekatan pembinaan teritorial penyelesaian kasus tanah eks asrama Kampung Anggrung dapat terselesaikan.  

Kemudian penyelesaian kasus tanah Pemko Medan dengan masyarakat di Perumahan Taman Polonia Medan juga berhasil dengan sukses dimana waktu itu Tim Pemko Medan dalam hal ini Dinas Tata Kota dan Satpol PP tidak mampu menertibkan permasalahan bangunan perumahan, namun dibawah pimpinan saya kelompok preman dapat dituntaskan.

Demikian juga pembangunan Sun Plaza di Kampung Keling Medan dapat berjalan dengan lancer atas kerjasama yang kompak antar Muspika Medan Baru.     Di Kampus USU dapat meredam kasus bentrokan antar mahasiswa serta dapat mengendalikan pelibatan dan pengerahan mahasiswa dalam unjukrasa yang dipengaruhi oleh tokoh politik, sehingga tidak sembarangan mahasiswa dapat terlibat dalam kegiatan unjukrasa.     

Sehingga secara umum selama saya menjabat Danramil di wilayah Koramil 05/MB sangat kondusip, hubungan antar tokoh penting dengan masyarakat berjalan dengan baik, akhirnya pada tahun 2004 saya harus meninggalkan jabatan Danramil 05/MB karena saya berhasil dalam test pertama masuk Selapa, maka pada tahun 2004 saya mengikuti pendidikan Selapa di Pusdikif Bandung.


SETELAH MENGIKUTI DIKLAT SELAPA IF TAHUN 2004.

Selesai Pendidikan Selapa If pada bulan Desember 2004 saya mendapat penempatan sebagai Kasibintra Juang Bintaldam I/BB, ini juga saya peroleh atas bantuan bapak Mayjen TNI Cornel Simbolon yang waktu itu menjabat sebagai Asops Kasad, saya menghadap beliau di kantor Mabesad agar saya dapat penempatan di Kodam I/BB.      Selama di Bintaldam I/BB saya sempat keliling ke satuan jajaran Kodam I/BB untuk memberikan ceramah Bintal bidang Kejuangan yaitu Korem 033/WP di daerah Batam, Pulau Bintan dan Tanjung Balai Karimun.   

Pengalaman tugas sebagai Gumil/Pelatih di Rindam I/BB.

Jabatan Kasi Binatrajuang Bintaldam I/BB hanya saya jalani selama 5 bulan karena saya mendapat perintah menjadi Kepala Departemen Militer Umum Rindam I/BB, selama bertugas di Departemen banyak yang saya lakukan membuat perubahan-perubahan dalam hal pendidikan yaitu menertibkan paket instruksi dimana selama ini Gumil dan pelatih yang mengajar hanya dilaksanakan asal mengajar tanpa memperhatikan mutu baik Gurunya sendiri maupun perangkat pendidikan.
Lalu saya memberikan contoh tentang mengajar yang baik dengan menyiapkan Paket Instruksi mulai Progjar, Hanjar, Siapjar, Bahan Latihan Serdik, Bahan Evaluasi Pelajaran, Alin Alongin dengan menyiapkan Multi Media elektronik Proyektor dan sound system, dengan demikian di Rindam I/BB seorang Guru Militer bila akan mengajar harus mempersiapkan kelengkapan Paket Instruksi ini, kemudian saya terlibat dalam kegiatan Latihan Berganda Siswa Secaba PK Tahap II.

Saya mendapat kehormatan menjadi Danyon Latihan Berganda membawa siswa sebanyak 2 Kompi Latihan melaksanakan latihan mulai dari Tahap Basis, Hutan Gunung dan Latihan Rawa Laut dapat berjalan dengan aman dan sukses serta berhasil, merupakan pengalaman yang tidak terlupakan bagaimana membawa siswa latihan dengan penuh semangat dan berhasil yang penuh dengan tantangan.     

Daerah Latihan Aeknatolu Kab. Tobasa Prov. Sumut saya temukan hikmat yang luar biasa, iman dan daya spiritual saya dibangkitkan, ketika saya membawa siswa Secaba PK melaksanakan latihan Kecabangan Infanteri, hari demi hari kegiatan latihan dapat kami lalui dengan baik tanpa mengenal waktu dan cuaca, hari hujan, malam gelap tidak menjadi halangan bagi kami dalam berlatih.

Suatu hari selesai kegiatan sore sebelum kembali ke barak Dodiklatpur, saya naik ke puncak bukit pening, saya memandan keujung langit di ufuk barat matahari telah terbenam namun masih memancarkan sinar agak kuning menyinari perbukitan yang memanjang yang kelihatan biru, sungguh indah dan sangat besar nilai penciptaan Tuhan Allah YME.

Yang terdengar mulai dari suara jangkrik dan burung malam seakan menyampaikan selamat menghadapi malam hari, lalu saya duduk diatas kayu pinus yang telah ditumbang sambil memandang jauh kedepan, merenungkan begitulah kehidupan ini yang harus dilalui dengan penuh semangat dan penuh pengabdian kepada bangsa dan Negara.

Dari situ saya mendapatkan semangat dan kekuatan spiritual untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa rela berkorban, tak mengenal menyerah, kemudian pada malam harinya saya bermimpi kehujanan, saya merasakan badan saya basah kuyup, namun serasa hikmat sekali karena saya merasakan dikuatkan, akhirnya selama pelaksanaan Diklat Sarbaif dapat berjalan dengan sukses, aman dan lancer.  

Kemudian saya juga dipercaya sebagai Timtih untuk melatih Yonif 121/MK yang saat itu mengalami hancur lebur karena kasus kepemimpinan dan adanya pasukan 1 kompi melarikan diri, maka satu tantangan yang sangat berat bagi saya untuk melatih mengembalikan kembali marwah dan kehormatan Yonif 121/MK.

Dengan penuh semangat saya emban tugas tersebut saya melakukan pendekatan Bintal kepada seluruh anggota satuan untuk bersemangat mengembalikan marwah satuan Macan Kumbang, ternyata selama 1 bulan saya melatih Yonif 121/MK mendapat penilaian yang sangat baik dari Pangdam I/BB Mayjen TNI Lilik AS, prajurit Yonif 121/MK dapat menunjukkan kehebatan gerakan dalam melaksanakan latihan dan demonstrasi taktik serangan, Binjasmil, menembak serta latihan kerjasama antar tim, dimana karena senang dan bangga, Pangdam I/BB memberikan hadiah uang kepada prajurit Yonif 121/MK, saya juga senang atas perhatian Danyonif 121/MK waktu itu Letkol Inf Frans Thomas memberikan kami ucapan terima kasih.   

Tugas saya berlanjut terus saya diperintah menjadi Wadansattar Purkota, PJD dan Penyebrangan Sungai di Aek Natolu, disini juga saya kerahkan segala daya upaya agar penataran dapat berjalan dengan baik, gagasan saya yang paling unik adalah dengan menyiapkan demonstrasi pada saat penutupan penataran, yang tidak pernah dilaksanakan.

Akan tetapi menurut saya hal itu sangat perlu untuk memperlihatkan kemampuan yang sudah dimiliki peserta penataran kepada pimpinan, hal ini mendapat aplaus atau respon yang baik dari pimpinan, setelah itu akhirnya saya diperintahkan oleh Danrindam I/BB waktu itu Kolonel Inf Lodewijk F Paulus.

Saya diangkat menjadi Wadan Secaba, karena pejabat Wadan Secaba waktu itu bermasalah, maka selama menjawat Wadan Secaba selama 4 tahun banyak saya robah metode pendidikan yang kurang tepat, etika dan perilaku Guru Militer dan Pelatih banyak saya robah, tidak ada lagi Guru/Pelatih yang asal-asalan, main tindak main pukul yang tidak beralasan yang tepat, akan tetapi saya arahkan dalam apa tujuan kepelatihan tersebut yaitu untuk membentuk prajurit yang saptamargais mempunyai kemampuan akademis, keterampilan yang memadai serta bermental prajurit yang kuat.

Yang paling berkesan adalah saya membuat perencanaan untuk setiap Pendidikan akan dilaksanakan Demonstrasi pada akhir pendidikan yaitu saat penutupan pendidikan, dimana selama ini belum pernah dilaksanakan, akhirnya ide saya disetujui Komandan dan mempersiapkan suatu demonstrasi yang terintegrasi.

Akhirnya pada saat Upacara Penutupan pendidikan dapat diperlihatkan bagaimana kemampuan siswa setelah mendapat Diklat di Rindam, para siswa sudah siap pakai dengan kemampuan dan keterampilan yang sudah oke punya atau siap tugas di kesatuan, sangat banyak suka duka selama menjadi Wadan Secaba karena saya fokus pada kegiatan Diklat serta kelengkapan prosedur pada setiap kegiatan, akhirnya semua dapat berjalan dengan aman, lancar tidak ada permasalahan atau kasus kasus yang memalukan seorang Prajurit Sejati.   Pimpinan di Rindam I/BB silih berganti mulai dari Kolonel Inf Gatot Marwoto, Kol Inf Lodewijk F. Paulus, Kol Inf Kartotok dan Kol Inf Ali Imron memberikan penghargaan kepada saya pada saat pindah tugas ke Itdam I/BB.

Pada bulan September 2008 saya pindah tugas ke Itdam I/BB, akan tetapi pada awal Oktober 2008 saya diperintahkan mengikuti Pendidikan Suspa Intel Strat Tk-I di Bais TNI Cilendek Bogor.

Saya tidak begitu berharap dapat masuk, karena saya mengenal diri saya hanya prajurit yang bersumber dari sekolah sore, namun pada saat test psykologi di Seintelstrat saya dinyatakan lulus dan berhasil mengikuti pendidikan, suatu hal yang tidak mungkin namun itulah kenyataannya.
Saya beserta 29 orang lain masuk sedangkan 30 orang lain terpaksa kembali ke satuan asalnya, akhirnya pendidikan saya lalui dengan semangat dan hasilnya cukup memuaskan saya, saya memperoleh urut kecakapan nomor 5, namun sebenarnya dibidang akademik nilai saya yang tertinggi, entah bagaimana pula penilaiannya akhirnya juara 1 adalah Letkol Inf Andi Muhammad Dandim Brau, juara 2 adalah Letkol Inf Muhammad Hasan Dandim di Kalimantan, juara 3 Letkol Inf Yan Pulung Kasrem 032/WBR, juara 4 Mayor Inf Yusak P Girsang dari Pusdikarh Malang Lulusan Seskoad Tahun 2008 dan juara 5 saya sendiri.  

Keterangan gambar :
Foto pada saat upacara pembukaan Suspa Intel Strat Tk-I di San Induk Bais TNI di Cilendek Bogor sebanyak 30 orang.   Saya bangga karena dapat mengikuti pendidikan bergabung dengan rekan2 senior Akmil 86, 87, 88 dan pamen yang sudah lulusan Seskoad.     Sesuatu yang saya rasakan luar biasa berkat Tuhan karena pada saat test psy kami semua peserta 60 orang, yang diterima / lulus hanya 30 orang termasuk saya.




Hal ini cukup membanggakan saya karena diantara seluruh teman sekolah saya saya yang paling junior pangkatnya.

Setelah pendidikan saya focus dalam kegiatan tugas di Itdam I/BB yaitu melaksanakan Wasrik ke seluruh satuan jajaran Kodam I/BB, disini sangat dibutuhkan kompetensi sebagai seorang pemeriksa atau auditor dalam memeriksa, sehingga hasil pemeriksaan harus benar benar sesuai dengan aturan yang berlaku, untuk menambah ilmu auditor saya diperintahkan Irdam I/BB Kol Inf Erro Kusnara mengikuti Diklat Auditor Pengadaan BJ/SimakBMN di Pusdiklatwas BPKP Ciawi Bogor pada tahun 2009, kemudian pada akhir Tahun 2009 saya mengikuti Diklat Sertifikasi Auditor Ahli di Pusdiklatwas BPKP Bogor selama 1 bulan dengan hasil Lulus Baik.    Maka setelah sekolah auditor ini semakin tinggi kompetensi saya dalam mengaudit dimana hasil audit saya banyak sekali temuan temuan yang menonjol dan mendapat perhatian dari Pimpinan.     

Lalu pada Tahun 2010 saya diperintah Irdam I/BB Kol Inf Syahril Arsyad mengikuti Diklat Suswasrik dan Tehnik Auditor di Pusdiklat Kemhan Pondok Labu selama 5 Bulan, disini merupakan pengalaman yang sangat berkesan, karena teman2 sekolah adalah senior berpangkat Letkol dan Kolonel, karena pendidikan Suswasrik ini memang diarahkan potensil untuk menduduki jabatan Gol IV di satuan Inspektorat, saya dapat lalui Diklat ini dengan hasil baik dan banyak pengalaman.    Suatu kesempatan lang sangat luar biasa mengikuti pendidikan di Pusdiklat Kemhan dengan pengajar dari dosen terkenal seperti dari Universitas Indonesia, Kementerian Keuangan, Bappenas RI serta Kemhan RI, sangat memberikan banyak wawasan khususnya dibidang pengawasan dan pemeriksaan.
Keterangan gambar : Saya dipercaya rekan untuk memaparkan rencana Wasrik pada Geladi Sekolah Suswasrik yang berlangsung selama 5 bulan di Pusdiklat Kemhan Pondok Labu Jakarta.

Dari berbagai pengalaman pendidikan ini tentu saya berupaya mempraktekkan ilmu auditor dan Wasrik, dalam pelaksanakan tugas inspektorat saya memodifikasi berbagai tehnik dan metoda serta pendekatan Wasrik, karena sebenarnya tujuan Wasrik adalah untuk menemukan sedini mungkin ketidaksesuaian dengan aturan serta memberikan opini memperbaiki segala kesalahan yang dilakukan oleh auditi, maka saya banyak mewarnai pelaksanaan Wasrik dan saya berusaha merubah kebiasaan jelek dari Wasrik, selama ini banyak pemeriksa hanya mencari cari keselahan dengan dalih kemudian diberikan gratifikasi demikian juga metode Wasrik yang tidak sesuai kode etik audit.











Keterangan gambar : Siswa Suswasrik yang terdiri dari 3 angkatan dan Pns Kemhan sedang menerima peng-arahan dari Kabadiklat Kemhan di Ruang Aula Pusdiklat Kemhan, siswa terdiri dari Pamen berpangkat Kolonel dan Letkol, hanya beberapa orang berpangkat Mayor.

Siswa Suswasrik sedang menerima pengarahan dari Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jl. Rasuna Said Jakarta pada saat praktek kerja Wasrik.
Keterangan gambar : Foto bersama pada saat wisuda Suswasrik (Upacara Tupdik) bersama rekan siswa senior dari 3 Angkatan.    Rekan-rekan saya semua yang hebat-hebat






.















Foto kenangan : Siswa Suswasrik foto bersama Dosen dari Deputi 2 Menkeu dan Bappenas RI yang memberikan mata pelajaran tentang sistem anggaran dan keuangan NKRI.

Menerobos arus demi menegakkan yang benar, inilah yang selalu ada dalam benak saya, tidak rela melihat hal-hal yang tidak baik terjadi dalam pelaksanaan tugas dan berusaha selalu yang terbaik untuk kepentingan bersama, namun kekuatan duniawi masih lebih dominan saat ini, karena rekan senior yang selalu mau menang sendiri, padahal aturan kode etik sebagai auditor menghendaki seorang auditor harus bertindak professional dan berdasarkan kompetensi, maka bila terjadi ketidak sesuaikan kode etik pada saat pemeriksaan, tentu saya menyampaikan tentang aturan yang sebenarnya, sehingga akhirnya dengan alasan mutasi yang tidak tepat, saya terpaksa menerima mutasi ke Rindam I/BB sebagai Wadandodik Belanegara, hal ini saya terima dengan keyakinan bahwa segala sesuatu itu indah pada waktunya, saya laksanakan dengan sungguh sungguh dan tekad untuk memberikan perubahan menuju kebaikan, melayani sesama dan memberikan ketauladanan sebagai seorang prajurit sejati, saya dapat memberikan masukan-masukan pada saat mengajar serta membantu pimpinan dalam hal menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapi.

Selama bertugas di Rindam I/BB selalu teringat dalam hati, kapankah saya dapat mendapat promosi jabatan, karena menurut aturan Binkar yang berlaku di TNI-AD dengan MDP 18 Tahun sudah dapat diajukan untuk promosi jabatan pangkat Letkol, ditambah kompetensi saya yang sudah lumayan banyak mengikuti pendidikan, sebenarnya sudah memenuhi kriteria menduduki jabatan Gol V, inilah selalu menjadi harapan saya tetap semangat melaksanakan tugas, semoga Tuhan Allah YME dapat memberikan jalan dan mengangkat saya dalam jabatan Gol V melalui kebijaksanaan pimpinan saya.

Foto pada saat Danup pada upacara Tupdik Diklat Bintalfisdis Satpam PT Bridgestone di Gedung Belanegara Rindam I/BB P. Siantar.















            PEMBINAAN MENTAL PRAJURIT.

Seorang prajurit diharapkan memiliki kondisi mental dan rohani yang selalu siap melaksanakan tugas, kondisi prajurit tentu tidak terlepas dari sebagai seorang manusia, tentunya sudah menjadi sifat manusia tidak ada yang sempurna, yang semurna hanyalah Tuhan Allah Sang Pencipta,   sebagai prajurit tentu harus memiliki kondisi fisik yang siap melaksanakan tugas, demikian juga mental dan intelegensia, ketiga bagian ini harus dalam kondisi baik dan seimbang, sehingga memungkinkan prajurit dapat melaksanakan tugas dengan baik dan profesional.     Kalau prajurit memiliki kondisi fisik yang baik, mempunyai mental yang baik namun tidak memiliki intelegensia yang baik tentu dalam pelaksanaan tugasnya juga tidak sempurna, demikian sebaliknya prajurit yang pintar dan memiliki fisik yang prima namun tidak memiliki mental yang baik, maka pelaksanaan tugasnya juga tidak akan maksimal.     Oleh karena itu pembinaan mental bagi seorang prajurit ibaratnya adalah sama seperti kebutuhan makan sehari-hari, artinya kalau kebutuhan fisik diberikan secara teratur, maka kebutuhan mental spitual melalui pembinaan mental spritual juga sangat perlu diberikan kepada prajurit.

            Sebagai seorang prajurit tentu harus memiliki iman dan kepercayaan kepada Tuhan YME, ini merupakan landasan bagi setiap prajurit dalam melaksanakan tugasnya sekaligus sebagai penuntun hidup seorang prajurit, seorang prajurit yang mempunyai kecerdsasan spritual tentu memiliki daya ataupun kekuatan yang dapat membentengi dirinya dari perbuatan melanggar hukum, kemudian akan menjadikan prajurit taat serta profesional dalam melaksanakan tugasnya serta berupaya untuk aktif dalam melaksanakan kebaikan-kebaikan bagi sesama umat manusia.       Pedoman dalam melaksanakan tugasnya seperti yang tercantum pada Pancasila dan UUD 1945, Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, menjadikan prajurit memiliki sifat kesatria, rela berkorban, pantang menyerah, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara serta gigih dalam melakukan terobosan dalam hal sebagai inisiator, motivator, dinamisator dan stabilisator di lingkungan dimanapun bertugas.

            Dengan kekuatan mental dan spritual prajurit akan mendorong prajurit mempunyai keunggulan dalam cara bertindak maupun bertugas, karena prajurit akan merasa tertuntun langkahnya oleh kekuatan dari Allah Yang Maha Kuasa.    Dari kisah pertarungan antara si Daud dan Goliat kita dapat menyadari betapa kebenaran dapat melawan hal-hal yang tidak benar, dan hal hal yang mengandung kesombongan dapat mengakibatkan kehancuran.
           
Maka sudah menjadi kewajiban bagi setiap prajurit untuk tetap melaksanakan pembinaan mental dengan melakukan ibadah agama dengan benar.    Keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan YME dengan benar akan mengasilkan suatu kekuatan dahsyat bagi prajurit dalam melaksanakan tugasnya.     Setiap prajurit akan merasa bahwa tugasnya adalah suatu kehormatan yang harus dijaga, pengabdian kepada bangsa dan Negara merupakan tekad dan marwah seorang prajurit sejati.    Sudah barang tentu bahwa tantangan dan godaan bagi setiap manusia sudah pasti ada, namun dengan kematangan jiwa serta adanya upaya yang terus menerus didalam membina sikap mental akan dapat mewujudkan kesiapan mental dan fisik yang prima.

Maka dengan demikian dari segi pengalaman bertugas di TNI-AD sudah lengkap, saya sudah mempunyai pengalaman tugas di satuan tempur, satuan kewilayahan ( territorial ), satuan pelayanan dinas dan jawatan, tugas bagian staf, satuan intelijen, lembaga pendidikan dan badan inspektorat dengan profesi auditor.  

            Demikian juga pengalaman tugas operasi tempur di Timor Timur pada Tahun 1988 dan Tahun 1989, tugas operasi GOM VII di Aceh, sudah mendapat piagam penghargaan dan Satya Lencana Seroja Tahun 1988, Satya Lencana Seroja Tahun 1989, Satya Lencana GOM VII Tahun 1991, Satya Lencana Kesetiaan VIII Tahun, Satya Lencana Kesetiaan XVI Tahun, Satya Lencana Kesetiaan XXIV Tahun, Satya Lencana Nararya, Satya Lencana Dwitasista.















Foto keluarga saya pada tahun 2006 pada saat menjawab sebagai Wadan Secaba Rindam I/BB.


Daftar Riwayat Hidup Singkat ;

Nama                            : J.S.M DAMANIK S.Sos
Pangkat/Corps              : MAYOR  INF
Nrp                               : 546804
Jab/kesatuan                 : KASIOPSDIK SBAGDIK RINDAM I/BB
Tempat/tgl lahir             : N. TANI/5-1-1964
Alamat                          : MESS VIYATA YUDHA RINDAM I/BB
Status                           : K/1
Pendidikan                    :
     a.   Umum                : 1. SD TAHUN 1977
                                      2. SMP TAHUN 1980
                                      3. SMA TAHUN 1983
                                      4. S-1 FISIPOL TAHUN 2001
           
     b.   Militer                : 1. SECABA MILSUK THN 1983/1984
                                      2. SECAPA REG THN 1994
                                      3. SUSSARCABIF THN 1995
                                      4. SUS KIBI HANKAM THN 1996
                                      5. SUSSARPA INTEL ABRI THN 1997
                                      6. SELAPAIF THN 2004
                                      7. SUSPA INTELSTRAT TK-I TH 2008
                                      8. DIKLAT SERTIFIKASI AUDITOR AHLI TH 2009
                                      9. DIKLAT AUDITOR PBJ/SIMAKBMN 2009
                                      10.SUSFUNG WASRIK & AUDITOR TH 2010

Riwayat tugas :
1. THN 1984/1985 DANRUPAN KIPAN A YONIF 125/SMB
2. THN 1986 BATON KIPAN A YONIF 125/SMB
3. THN 1987 BASI-2 OPS SIMAYON KIMA YONIF 125/SMB
4. THN 1988 BATIH KIPAN B YONIF 125/SMB
5. THN 1989 BATISI-2 OPS SIMAYONIF 125/SMB
6. THN 1990-1994 BATISIOPS SOPS KODAM I/BB
7. THN 1995-1996 DANTONMIN DENMADAM I/BB
8. THN 1997 PA PROVOOST DENMADAM I/BB
9. THN 1998 DAN RAMIL 01 KODIM 0204/DS
10. THN 1999 DANTIMSUS BANSUS DENINTELDAM I/BB
11. THN 2000 DAN RAMIL 04/MK KODIM 0201/BS
12. THN 2001 DAN RAMIL 10/ML KODIM 0201/BS
13. THN 2002-2003 DAN RAMIL 05/MB KODIM 0201/BS
14. THN 2004 KASIBINA TRAJUANG BINTALDAM I/BB
15. THN 2005 KADEPMILUM RINDAM I/BB
16. THN 2005-2008 WADAN SECABA RINDAM I/BB
17. THN 2008-2012 PABANDA OPS ITDAM I/BB
18. THN 2013 WADAN DODIK BELANEG RINDAM I/BB
19. THN 2014 KASIOPSDIK SBAGDIK RINDAM I/BB

Tugas Operasi   :

1.   OPS TIMTIM 1988
2.   OPS TIM TIM 1989
3.   OPS GOM ACEH THN 1990-1992


LATAR BELAKANG KELUARGA

Sejarah keluarga saya dapat dilihat di https://www.facebook.com/groups/damanik/doc/205757502802893/, disebutkan bahwa dalam silsilah yang telah dibuat oleh Keluarga saya, Nenek saya berasal dari  Partibi Sinombah (Saudara dari Tuan Sihubuan Sipolha) keturunan Tuan Nagur yang mengirimkan Tuan Bohom Damanik untuk memperluas dan mendirikan kerajaan Saribujawa dengan wilayah mulai Amborokan, Partimalayu, Huta saing, Saribujawa, Parapat huluan, Simanabun, Parapat buntu dan Dolog morawa, keturunan tuan Bohom Damanik yang terakhir berkuasa yaitu tuan dahatam damanik yang hanya berumur 82 tahun.

Sejarah daerah Saribujawa ini dikenal menjadi Kampung Saribujawa karena pada tahun 1920 sebanyak seribuan orang yang didatangkan dari pulau jawa (transmigrasi) untuk bekerja di perkebunan Belanda di perkebunan Sidamanik dan untuk membangun bendungan memisahkan Sungai Bah Karei dengan Sungai Bah Ambalutu yang ada di Saribujawa agar tidak menyatu, karena kalau sungai ini menyatu maka tidak ada sungai untuk mengairi persawahan didaerah Kec. Silau Kahean mulai dari kawasan nagoridolog sampai ke Silau Dunia dan Dolog Manampang.   Tuan Dahatam selama pemerintahannya dikenal sangat anti dengan Belanda, setiap tentara belanda datang ke Dologsilau dan Saribu jawa selalu diserang pasukan tuan dahatam damanik dengan senjata rahasia Hultop beracun.   

 Pada suatu saat Tuan Dahatam Damanik mengawal masyarakat yang membawa hasil bumi untuk dijual ke Kota Tebing Tinggi, belanda dihalau di jembatan sungai Bah Ambalotu dengan hentakan kaki ke tanah sehingga seketika terjadi gempa bumi, bumi bergoyang dan terjadi angin topan (Halisungsung dalam istilah simalungun), akhirnya belanda lari ke kota tebing tinggi, maka menjadi tugas penting mengawal rakyat pada saat membawa hasil bumi untuk dijual di Kota Tebing Tinggi.  Tuan Dahatam Damanik dikenal mempunyai ilmu yang tinggi, mampu menghilang seketika bila mau ditangkap oleh Belanda, dapat berkomunikasi dengan binatang seperti ular dan harimau, mempunyai kemampuan ilmu pidoras yaitu kekuatan memukul dengan menggunakan tangan, mampu menumbangkan pohon dengan pukulan tangan, dapat berkomunikasi dengan tumbuhan andor nguknguk dan semua ilmu ini tertulis di Kitab/Buku Laklak.    

Tuan dahatam damanik meninggal dunia karena digigit ular yang dikirim oleh raja raya (marga saragih), saat itu tuan dahatam damanik lengah dan menyesali dirinya karena anaknya tidak mau menerima ilmu yang mau diturunkan yaitu ilmu harajaon, ilmu kesaktian pidoras, racun hultop dan tahan tembak, yang tertulis di Pustaha Laklak Tuan Saribujawa, sejak itulah kerajaan dahatam langsung tamat, semua anaknya pergi ke wilayah Nagori Dolok, anak dari tuan dahatan yaitu : St. Tajim Lybercius Damanik, Mari Damanik, Rumbi Boru Damanik dan Roba Boru Damanik semua sudah almarhum, tinggallah kami anak-anaknya : 1. Janer Damanik (nagoritani), 2. Hermanus Damanik/boru girsang (kabanjahe), Amir Hasan Damanik (alm)/boru sitopu, Rosnauli Damanik/saragih (alm) (negeritani), JSM Damanik/boru saragih (medan), Rosminaria Damanik/turnip (nagoridolok), Rosmaini Damanik /purba (medan), Risma Damanik/ Lumbantobing (medan).


KISAH TUAN SARIBUJAWA.

Tuan Dahatam Damanik adalah anak dari Tuan Mintara Damanik, cerita singkat ibaen goran saribu jawa halani kerajaan damanik nagur mendapat intimidasi dari penjajah Belanda, sebahagian pasukan berangkat mengikuti Tuan Bohom Damanik mengembara ke daerah saribu jawa, daerah ini merupakan hutan belantara yang penuh dengan bukit bukit yang tinggi, sampai tempat tersebut disebut Bukit Pening karena setiap masyarakat yang ingin membuka jalan dibukit tersebut, merasa pening karena sulitnya bentuk medan yang akan dilalui, disini masih ada situs sejarah peninggalan bangunan belanda dalam bentuk benteng pertahanan, sekarang daerah tersebut dikenal Kampung Bongbongan.

Disinilah basis dan menjadi tempat persembunyian serta pengembaraan rombongan dari tuan Nagur, inilah cikal bakal kerajaan saribujawa, daerah ini keadaan medan sangat sulit dijalani, bahkan sampai sekarang belum bisa dilewati kendaraan roda 2 maupun 4  dan dikenal rute perjuangan...  Jalan ini sampai sekarang belum terealisasi menjadi jalan tembus dari Nagori Dolog ke Pematang Raya, sehingga masyarakat di sekitar ini harus berangkat menuju pematang raya melalui simanabun - nagori dolok - tebing tinggi - p. siantar.

Tuan Dahatam Damanik meninggal dunia pada tahun 1942 ketepatan dengan menyerahnya tentara jepang kepada sekutu nica lalu dimakamkan di talun dolok singgalang.

Sejarah saribujawa : pada jaman penjajahan belanda banyak orang jawa dipekerjakan di perkebunan dengan transmigrasi di pematang sidamanik sipolha, sedangkan di dearah gunung simbolon, dolok saratus, dolok singgalang ada seribuan orang jawa memperkuat pertahanan kerajaan nagur yaitu panglima perang kerajaan nagur yang mempersiapkan kekuatan melawan belanda di sekitar gunung simbolon, orang jawa ini mengolah hutan menjadi ladang, mengambil hasil hutan yaitu rotan dan kayu.

Pada tahun 1900 disekitar dolok saratus ada nama huta bongbongan, disini dulu orang jawa membuat bendungan sungai untuk mengalihkan aliran sungai yang dari gunung simbolon ke bah karei untuk mengairi persawahan sampai ke silau dunia, dolok masihol, karena sebelumnya semua air mengalir ke bah ambolotu yang mengairi persawahan di sekitar nagori dolok dan bandar hanopan yang banyak dikuasai oleh kerajaan doloksilau marga purba,,,maka ada mitos waktu itu tidak bolah bah karei dengan bah ambolotu bersatu, apabila bersatu maka akan terjadi malapetaka besar bagi rakyat.

Keterangan tambahan kerajaan nagur yang di gunung simbolon sampai raja yang terakhir yaitu raja saribujawa tuan dahatam damanik.        dalam keterangan diatas tidak disebutkan adanya swapraja dan Korte Verklaring 1907 antara kerajaan Nagur yang membangun kekuatan di dolog simbolon sekitarnya,,,sedangkan menurut tetua tetua damanik  yang ada di amborokan, partimalayu, ramania, sipispis, sindarraya dan ginomparni tuan dahatam damanik raja saribujawa, bahwa memang di sekitar gunung simbolon sampai ke dolok saratus tersebar pasukan nagur dengan senjata rahasia hultop beracun untuk selalu siap melawan belanda, makanya belanda tidak berhasil masuk ke wilayah kerajaan Nagur.

Kronologis terakhir kejadian yang sangat dikenal masyarakat yaitu keberanian raja tuan dahatam damanik mengawal rakyat untuk membawa hasil bumi mau dijual ke kota tebing tinggi melalui nagori dolok, silau dunia, dolok masihol,,, setibanya di jembatan bah ambalotu belanda sudah menunggu untuk mengambil pajak, hanya separuh dari barang dagangan yang boleh dibawa untuk dijual, separuhnya harus diserahkan ke belanda, saat itulah raja tuan dahatam menginjakkan kakinya ke tanah.

Maka seketika terjadi gempa dan angin topan kencang yang ditiup oleh tuan dahatam tersebut, sehingga belanda sangat ketakutan dan melarikan diri ke arah tebing tinggi, maka rakyat dapat membawa semua barang dagangannya, menjual semua hasil bumi dan ternak ke  Dolok Masihul dan Tebing Tinggi, dengan berjalan kaki dan sepeda.


 
KISAH SEDIH KETURUNAN DARI TUAN DAHATAM DAMANIK,

Tuan Saribujawa ingin mewariskan ilmu kehebatannya kepada anaknya dengan memberikan ajaran dan disiplin yang kuat dan tegas, suatu hari tuan dahatam damanik berkata kepada anaknya yang laki-laki agar mempersiapkan diri untuk menerima ilmu harajaon dengan cara belajar ilmu (bertapa) di dolok singgalang selama 2 bulan, namun karena terasa berat dan takut anaknya selalu menolak untuk ikut bertapa, lalu tuan dahatam sangat marah kepada anaknya, sehingga anaknya pergi ke daerah nagoridolok tinggal di nagoritani dengan membuka lahan pertanian.

Tinggallah tuan Dahatam dengan anaknya bernama Mari Damanik, namun anaknya Mari Damanik juga tidak sanggup menerima ilmu harajaon itu akhirnya tuan Dahatam Damanik sudah mulai putus asa, akhirnya anaknya Mari  Damanik juga pergi ke Nagoridolok, tuan Dahatam Damanik sangat kecewa kepada anaknya yang sudah meninggalkannya di Saribujawa. 

Akhirnya tuan Dahatam Damanik sangat menyesali sikap anaknya, sehingga anaknya yang pertama mengalami sakit gatal gatal disekujur tubuhnya, selama 60 tahun mengalami sakit gatal dan sudah berobat ke dokter spesialis kulit di Tebing Tinggi dan Medan tidak mengalami sembuh2, namun tidak terlalu mengganggu dalam aktifitasnya sehari-hari.

Bahkan pada perjuangan kemerdekaan ikut dalam barisan pembela tanah air (Peta) dibawah pemerintahan Jepang, dari cikal bakal itulah bapak St T.L. Damanik mendapat penghargaan Veteran Pejuang RI dan selama hayatnya aktif menjadi pengurus GKPS Negeri Dolog sebagai bendahara gereja selama 25 tahun.

Untuk adiknya bernama Mari Damanik, akhirnya tidak menikah sampai meninggal dunia tutup usia 78 tahun, inilah mungkin akibat tidak patuh terhadap orang tua.

SILSILAH PARTUANON SARIBUJAWA

Oppung sitombei huta saribujawa berasal dari kampong  Partibi Sinombah Sidamanik.
(PARTUANONSARIBUJAWA), anak dari Raja Nagur yang bernama  Soro Tilu yaitu Tuan Saharma Damanik, mempunyai 2 orang anak laki-laki yaitu 1. Tuan Tahan Damanik dan 2. TUAN BOHOM DAMANIK / ROMMA BR GIRSANG ( 1790-1865). Tuan Bohom Damanik mempunyai keturunan :

3 Perempuan :
1. RIANI DAMANIK
2. RAHON DAMANIK
3. RONGGIMA DAMANIK

4 ANAK Laki-laki :
1. Tuan MINTARA DAMANIK (1834-1924)
1.1. Tuan DAHATAM DAMANIK/TOPAINIM PURBA (1864-1942)
1.1.1. Tuan TAJIM LYBERCIUS DAMANIK/M. ROSMAITA PURBA
(1922-2008) (NAGORITANI)
1.1.1.1. JANER DAMANIK/TINA BR PURBA (NAGORITANI)
1.1.1.2.HERMANUS DAMANIK/SELLY GIRSANG (KABANJAHE)
1.1.1.3.AMIRHASAN DAMANIK/SARMA SITOPU (NAGORITANI)
1.1.1.4.ROSNAULI DAMANIK/ MULDEN SARAGIH (NAGORITANI)
1.1.1.5. JSM DAMANIK/MINAR W SARAGIH (MEDAN)
1.1.1.6.ROSMINARIA DAMANIK/ARIF SARAGIH (SIRPANGOPAT)
1.1.1.7. ROSMAINI DAMANIK/JONAMAN PURBA (MEDAN)
1.1.1.8. RISMANNARIA DAMANIK/F. LUMBANTOBING (MEDAN)
1.1.2. RASI BR DAMANIK/MARDI PURBA (BONGBONGAN)
1.1.3. MARI DAMANIK
1.1.4. ROBA DAMANIK/JAWALEN PURBA
1.1.5. RUMBI DAMANIK/BAREN SINAGA
1.2  KORAJIM DAMANIK/HORTA BR PURBA
1.2.1  REMAN DAMANIK/KINTAUHUR PURBA
1.2.2  RANSEL DAMANIK/MENTAK PURBA
1.2.3  RAMIANIM DAMANIK/RAMALIM SARAGIH
1.2.4  SARINTA DAMANIK/APPUK PURBA
1.2.5  TIURLINA DAMANIK/RAMULUM LIMBONG
1.2.6  ROSDIANA DAMANIK/KARDIN SARAGIH
1.3. TORMAINIM DAMANIK
1.4. TARINIM DAMANIK

2. Tuan MANGGA DAMANIK/R. BR PURBA.
2.1. Tuan RAJIM DAMANIK/
2.1.1. JARAMA DAMANIK/MANTINA PURBA
2.1.2. MARTANI DAMANIK/MARNA SEMBIRING
2.1.3. LESMAN DAMANIK/TATA PURBA
2.1.4. MUDAHAMIN DAMANIK/R. PURBA
2.1.5. RAMINI DAMANIK/KAJAD PURBA (PARTIMALAYU)
2.1.6. LERTINA DAMANIK/JORMAN SINAGA (KARIAHAN)
2.1.7. ROLIANNA DAMANIK/ITTU SARAGIH
2.2. Tuan JAHITAP DAMANIK
2.2.1. JARINSEN DAMANIK
2.2.2. LIASMAN DAMANIK/BR SINAGA
2.3. TORHANIM BR DAMANIK
2.4. ENEM BR DAMANIK
2.5. SARANIM BR DAMANIK
2.6. RAHENEM BR DAMANIK
2.7. LOTA BR DAMANIK

3. Tuan MARADA DAMANIK/R. BR GIRSANG
3.1. Tuan TORALIM DAMANIK/BORUGIAN PURBA
3.1.1. MUDAHAMAN DAMANIK/ASMI PURBA
3.1.2. RUSMALINA DAMANIK/MAREDAN SARAGIH
3.1.3. SUDIMAN DAMANIK/RASTIANIM PURBA
3.1.4. SUBIRMAN DAMANIK/TIANNARIA SARAGIH
3.1.5. ROSMAWATI DAMANIK/JON PARULIAN GIRSANG
3.1.6. SAMARIANI DAMANIK/HENRI FONDA SEMBIRING
3.1.7. EDWARD P DAMANIK/INUR GIRSANG
3.2. KORINIM DAMANIK
3.3. KARINA DAMANIK
3.4. Tuan KORAJIN DAMANIK/BORU PURBA
3.4.1. REMAN DAMANIK/KINTAUHUR PURBA
3.4.2. RAMIANIM DAMANIK/RAMALIM SARAGIH
3.4.3. NONEM DAMANIK/APUK PURBA
3.4.4. RANSEL DAMANIK/MENTAK PURBA
3.4.5. TIUR DAMANIK/RAMULUM
3.4.6. SITEK DAMANIK/N. SARAGIH
3.5. TORMANIM DAMANIK

4. Tuan MANGSA DAMANIK /SIBORU PURBA
4.1. Tuan JARIAM DAMANIK/MIAN BR PURBA
4.1.1. JAHIA DAMANIK/BUNGA LONTA PURBA
4.1.2. RASIANNA DAMANIK/ATER PURBA
4.1.3. JAKIAN DAMANIK/MARTIANNA PURBA
4.1.4. KARTIANNA DAMANIK/RUBEN SARAGIH
4.1.5. SARUNIM DAMANIK/JEKSON SIPAYUNG
4.1.6. ADEK DAMANIK/TULA PURBA
4.1.7. KAMAN DAMANIK/SERI SIPAYUNG

4.2. RAMALONIM DAMANIK/KADING SINAGA
4.3. Tuan JALEKER DAMANIK/KAMINTA PURBA
4.3.1. SARIPEN DAMANIK
4.3.2. ASMA DAMANIK
4.3.3. SUDIMAN DAMANIK
4.3.4. GIRSOM DAMANIK
4.3.5. AMIRUDDIN DAMANIK
4.3.6. JAYAKARMAN DAMANIK
4.3.7. ANI DAMANIK
4.3.8. JULUR DAMANIK

4.4. Tuan RAILAM DAMANIK/KORASMINA PURBA (RAWANGLUTING)
4.4.1. ARTIMA DAMANIK/BEONG SARAGIH
4.4.2. TRULIAMAN DAMANIK/MURNIATI SARAGIH
4.4.3. MARIANI DAMANIK/KLIWON S
4.4.4. LIHARMAN DAMANIK/ANI PURBA
4.4.5. SUMARNI DAMANIK/DAME PURBA
4.4.6. SIMSEN DAMANIK/DELPIANA PURBA
4.4.7. PONDANG DAMANIK/TIURMA O PURBA
4.4.8. SAMIARA DAMANIK/DORLAS PURBA

4.5. Tuan KARDIMAN DAMANIK/RAMENTE SIPAYUNG (HUTAPINING)
4.5.1. JANUESSEN DAMANIK/ER
4.5.2. ERLINA DAMANIK/JASEN SARAGIH
4.5.3. BESEN DAMANIK/BR PURBA
4.5.4. LORMAINA DAMANIK/MARIONO SIPAYUNG
4.5.5. MARIASEN DAMANIK/PERAWATI PURBA
4.5.6. RIAHMA DAMANIK/SAMEN SIPAYUNG
4.5.7. DONGMA UHUR DAMANIK/ALOPAN SARAGIH

(Tulisan  Mayor Inf James Sabar Mahita Damanik. S.Sos)




Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments