TERBARU

6/recent/ticker-posts

Dari Kerja Serabutan, Kini Bisa Menabung Rp 5 Juta Sebulan

BENGET SITUMORANG SI PENGANTAR JEMPUT ANAK SEKOLAH XAVERIUS 2 JAMBI.foto Asenk Lee Saragih

Kisah Benget Situmorang Sang Pengantar-Jemput Murid Sekolah

“Hidup itu keras, dan tak mudah. Tapi aku lebih keras dan tak mudah dikalahkan. Hidup itu perjuangan yang tak seindah kata-kata motivasidan tak semudah kata-kata mutiara,” demikian kat-kata bijak yang sepadan dialamatkan kepada pria paruh baya ini. Hidup diperantauan baginya harus penuh perjuangan.

Rosenman MANIHURUK, Jambi

Profesi yang dilakoni pria paruh baya ini tergolong penuh dengan tanggungjawab. Di saat puluhan orang tua melepas anaknya kepada orang lain, tentunya bukan hal mudah. Dibutuhkan kepercayaan yang lebih dan tanggungjawab yang mulia bagi orang yang menerima tanggung jawab tersebut.

Menjadi tukang antar jemput anak sekolah belia (TK, SD) penuh dengan tanggungjawab dan kedisiplinan yang tinggi. Lalu bagaimana kisah Benget Situmorang sang tukang antar jemput sekolah ini menggeluti profesinya sejak 7 tahun lalu hingga sekarang? Berikut kisahnya.

Pagi itu, sebuah mobil Granmax BH 1890 BI warna putih tengah melaju di Jalan Sumatera, Perumnas Jelutung Kota Jambi dengan penumpang di dalamnya adalah puluhan anak sekolah dasar dan Taman Kanak-kanak (TK). Mobil yang penuh dengan anak-anak sekolah itu ternyata menuju SD Xaverius 2 Kota Jambi yang berada di Puncak Jelutung Kota Jambi.

Sesaat tiba di Xaverius 2 Jambi, tampak anak-anak dengan riang keluar dari mobil dan menuju areal sekolah dan menuju kelas masing-masing. Sementara Benget Situmorang (47) tampak mengawasi anak-anak yang keluar dari mobil agar jangan sampai ada yang saling dorong. Tiba jam pulang sekolah Benget juga mengawasi dan menjemput anak-anak jemputannya.

Pagi itu menunjukkan pukul 06.30 WIB. Beberapa jam kemudian atau pukul 10.00 WIB, mobil Granmax BH 1890 BI kembali tiba disekolah itu dan bersabar menunggu anak sekolah yang pulang. Dengan penuh kesabaran, Benget Situmorang menanti seluruh anak sekolah jemputannya hingga masuk mobil dan diantar pulang ke rumah masing-masing dengan selamat.

Begitulah keseharian Benget Situmorang yang mengantar dan jemput sekitar 35 orang anak sekolah TK dan SD Xaverius 2 Kota Jambi. Dengan penuh tanggungjawab, dirinya menjaga kepercayaan orang tua anak-anak tersebut terhadap keselamatan perjalanan.

“Saya sudah memulai profesi ini sejak tahun 2008 lalu. Awalnya saya hanya wiraswasta berdagang di Pasar Angso Duo Kota Jambi bersama istri. Kemudian kerja serabutanlah lah. Namun berbekal mobil Espass BH 1246 GI, saya memulai tukang antar jemput anak sekolah ini saat itu dianjurkan oleh marga Sitorus dan Simarmata,” ujar Benget Situmorang saat berbincang dengan Harian Jambi di SD Xaverius 2 Kota Jambi, Jumat (17/10).

Menurut Benget Situmorang, sebelumnya profesinya serabutan, hanya mengantar istrinya Mintauli br Simarmata untuk berdagang. Tapi karena banyak dorongan dari istri tercinta dan orang tua siswa, dirinya memulai profesi tukang antar jemput anak sekolah itu.

“Selama tiga bulan antar jemput siswa cuman 5 orang. Saat itu bayaran satu orang hanya Rp 200 ribu. Tapi setelah digeluti dengan serius, kini siswa antar jemput sudah 35 orang dengan upah Rp 300 ribu per siswa. Kalau jauh seperti dari Bagan Pete Lingkar Barat upahnya Rp 400 ribu perbulan,” ujarnya.

“Mobil saya dulu Espass BH 1246 GI dan ini saya gunakan untuk antar jemput sekitar 30 orang anak setiap harinya. Titik jemputan mulai dari Bagan Pete, Mayang dan Paal V Kotabaru Jambi. Usaha ini terus saya geluti dengan serius dan penuh tanggungjawab. Puji Tuhan, orang tua siswa mempercayai anak-anaknya untuk saya jemput dan antar pulang setiap harinya,” ujar Benget Situmorang.

Pekerjaan yang dilakukan Benget Situmorang bukanlah pekerjaan mudah bagi sebagian orang. Profesi ini butuh kedisiplinan, dedikasi dan tanggung jawab moral dan sosial. Di saat para orang tua melepaskan anak-anaknya kepada Benget Situmorang untuk dijemput dan diantar pulang sekolah, tentunya hal ini bukanlah pekerjaan mudah.

Kini tidak mudah untuk memberikan tanggungjawab dan kepercayaan kepada orang lain, disaat gencarnya pemberitaan soal penculikan anak, dan kasus-kasus pelecehan anak. Itulah yang menjadi tangungjawab berat Benget Situmorang sejak tahun 2008 lalu hingga sekarang terhadap puluhan anak-anak sekolah yang masih belia yang diantar dan dijemput sekolah.

Profesi Mulia 

Profesi yang dilakoni Benget Situmorang, adalah profesi yang mulia. Dia harus memberikan perhatian penuh kepada seluruh anak-anak sekolah yang dia jemput dan antar. Dia juga harus menjaga keselamatan perjalanan anak-anak sekolah hingga sampai di sekolah dengan selamat dan begitu juga tiba di rumah orang tua masing-masing dengan selamat.

“Kalau orang tua siswa komplain disaat anak terlambat di jemput dan diantar pulang. Kadang hal itu terjadi disaat ban mobil kempes, terpaksa butuh waktu untuk memperbaikinya. Namun kalau soal lain hingga kini belum ada,” ujar Benget yang juga menyebutkan kendala lain yakni macet di jalan.

Profesi yang digeluti Benget Situmorang juga sangat membantu para orang tua yang penuh dengan kesibukan masing-masing setiap hari. Sebagian besar orang tua yang mempercayakan anaknya dijemput dan diantar oleh Benget Situmorang, tentunya tak lagi harus buru-buru setiap pagi untuk mengantar anak dan jemput pulang anak sekolah.

“Saya sudah terbiasa bangun pukul 05.00 WIB. Kadang saya tak sempat sarapan dan sering sarapan di kantin sekitar sekolah. Kalau saat dulu, saya bawa bekal dari rumah, karena saat itu penghasilan masih pas-pasan. Maklumlah saat itu siswa antar jemput baru 5 orang selama tiga bulan,” kenangnya.

Menyinggung soal biaya antar jemput anak sekolah tersebut, Benget memberikan tarif untuk jarak paling jauh Bagan Pete, Lingkar Barat, Kotabaru Jambi sebesar Rp 400 ribu per orang per bulan. Setidaknya ada tiga orang anak dari Bagan Pete pelanggan Benget.

“Kemudian tarif antar jemput dari titik Mayang Rp 300 ribu per orang per bulan. Sedangkan dari titik Paal V Kotabaru Jambi tarifnya Rp 200 ribu per orang per bulan. Pembayaran semuanya lewat uang tunai dibawah tanggal 10 setiap bulannya. Selama ini pembayaran lancar-lancar. Kadang masih tanggal 5 semuanya sudah bayar. Saya buatkan daftar bayaran seperti SPP,” katanya.

Dua Mobil

Seiring meningkatnya permintaan antar jemput siswa, kini Benget Situmorang sudah memiliki dua mobil pribadi antar jemput. Dua mobil itu yakni Espass BH 1246 GI dan Granmax BH 1890 BI.

Mobil antar jemput  Espass BH 1246 GI itu kini sopirnya Ap Novri Simarmata. Kini dua mobil itu menjadi sarana antar jemput sekitar 35 murid SD Xaverius 2 Jambi.

“Puji Tuhan, kini kita memiliki dua mobil untuk usaha kecil-kecilan ini. Dua mobil ini ada hasil dari usaha antar jemput siswa. Mudah-mudahan ke depan bisa tambah seiring dengan bertambahnya kepercayaan orang tua murid yang menitipkan anak-anak mereka untuk antar jemput sekolah,” ujarnya.

Dirinya juga bangga bisa menyekolahkan anaknya tiga dari hasil usaha antar jemput sekolah itu. Tiga anaknya yakni Imelda Situmorang Kuliah Semester II di STIKOM Jambi, Sanjaya Situmorang Lulusan STM Batanghari dan Febri Situmorang Lulusan STM Batanghari, Kota Jambi.

“Untuk biaya operasional setiap bulannya untuk dua mobil tersebut sekitar Rp 4 jutaan lah. Jadi hasil dari antar jemput anak sekolah ini sudah bisa bayar kredit mobil dan menabung Rp 5 juta setiap bulannya. Usaha ini menjanjikan, namun saya tak bisa ke pesta lagi, kalau pada jam sekolah,” ujarnya. 

Menurut sejumlah orang tua murid yang anaknya menggunakan jasa antar jemput sekolah ini, mereka merasa terbantu dalam waktu soal antar jemput sekolah. Jasa antar jemput sekolah ini menjadi salah satu harapan mereka untuk mengurangi beban waktu untuk mengantar anak sekolah.

“Kami sangat percaya dengan jasa antar jemput B Situmorang ini. Sebab mereka menjadikan profesi yang penuh dengan tanggung jawab. Mereka ini cukup berjasa dalam pendidikan anak-anak sehingga anak-anak tiba disekolah dan pulang sekolah tepat waktu,” ujar B Purba, salah seorang warga Mayang Kota Jambi. (*/lee)  

BERITA LAINNYA

Post a Comment

0 Comments