BENGET SITUMORANG SI PENGANTAR JEMPUT ANAK SEKOLAH XAVERIUS 2 JAMBI.foto Asenk Lee Saragih |
Kisah
Benget Situmorang Sang Pengantar-Jemput Murid Sekolah
“Hidup itu keras, dan tak mudah. Tapi aku lebih keras dan
tak mudah dikalahkan. Hidup itu perjuangan yang tak seindah kata-kata
motivasidan tak semudah kata-kata mutiara,” demikian kat-kata bijak yang
sepadan dialamatkan kepada pria paruh baya ini. Hidup diperantauan baginya
harus penuh perjuangan.
Rosenman MANIHURUK, Jambi
Profesi yang dilakoni pria paruh baya ini tergolong penuh
dengan tanggungjawab. Di saat puluhan orang tua melepas anaknya kepada orang lain,
tentunya bukan hal mudah. Dibutuhkan kepercayaan yang lebih dan tanggungjawab
yang mulia bagi orang yang menerima tanggung jawab
tersebut.
Menjadi tukang antar jemput anak sekolah belia (TK, SD) penuh
dengan tanggungjawab dan kedisiplinan yang tinggi. Lalu bagaimana kisah Benget
Situmorang sang tukang antar jemput sekolah ini menggeluti profesinya sejak 7
tahun lalu hingga sekarang? Berikut kisahnya.
Pagi itu, sebuah mobil Granmax BH 1890 BI warna putih tengah
melaju di Jalan Sumatera, Perumnas Jelutung Kota Jambi dengan penumpang di
dalamnya adalah puluhan anak sekolah dasar dan Taman Kanak-kanak (TK). Mobil
yang penuh dengan anak-anak sekolah itu ternyata menuju SD
Xaverius 2 Kota Jambi yang berada di Puncak Jelutung Kota Jambi.
Sesaat tiba di Xaverius 2
Jambi, tampak anak-anak dengan riang keluar dari mobil dan menuju areal sekolah
dan menuju kelas masing-masing. Sementara Benget Situmorang (47) tampak
mengawasi anak-anak yang keluar dari mobil agar jangan sampai ada yang saling
dorong. Tiba jam pulang sekolah Benget juga mengawasi dan menjemput anak-anak
jemputannya.
Pagi itu menunjukkan pukul 06.30 WIB. Beberapa jam kemudian atau pukul 10.00 WIB, mobil Granmax BH 1890 BI kembali
tiba disekolah itu dan bersabar menunggu anak sekolah yang pulang. Dengan penuh
kesabaran, Benget Situmorang menanti seluruh anak sekolah jemputannya hingga
masuk mobil dan diantar pulang ke rumah masing-masing dengan selamat.
Begitulah keseharian Benget Situmorang yang mengantar dan
jemput sekitar 35 orang anak sekolah TK dan SD Xaverius 2 Kota Jambi. Dengan
penuh tanggungjawab, dirinya menjaga kepercayaan orang tua anak-anak tersebut terhadap
keselamatan perjalanan.
“Saya sudah memulai profesi ini sejak tahun 2008 lalu.
Awalnya saya hanya wiraswasta berdagang di Pasar Angso Duo Kota Jambi bersama
istri. Kemudian kerja serabutanlah lah. Namun berbekal mobil Espass BH 1246 GI,
saya memulai tukang antar jemput anak sekolah ini saat itu dianjurkan oleh
marga Sitorus dan Simarmata,” ujar Benget Situmorang saat berbincang dengan
Harian Jambi di SD Xaverius 2 Kota Jambi, Jumat (17/10).
Menurut Benget Situmorang, sebelumnya profesinya serabutan,
hanya mengantar istrinya Mintauli br Simarmata untuk berdagang. Tapi karena
banyak dorongan dari istri tercinta dan orang tua siswa, dirinya memulai
profesi tukang antar jemput anak sekolah itu.
“Selama tiga bulan antar jemput siswa cuman 5 orang. Saat
itu bayaran satu orang hanya Rp 200 ribu. Tapi setelah digeluti dengan serius,
kini siswa antar jemput sudah 35 orang dengan upah Rp 300 ribu per siswa. Kalau
jauh seperti dari Bagan Pete Lingkar Barat upahnya Rp 400 ribu perbulan,”
ujarnya.
“Mobil saya dulu Espass BH 1246 GI dan ini saya gunakan
untuk antar jemput sekitar 30 orang anak setiap harinya. Titik jemputan mulai
dari Bagan Pete, Mayang dan Paal V Kotabaru Jambi. Usaha ini terus saya geluti
dengan serius dan penuh tanggungjawab. Puji Tuhan, orang tua siswa mempercayai
anak-anaknya untuk saya jemput dan antar pulang setiap harinya,” ujar Benget
Situmorang.
Pekerjaan yang dilakukan Benget Situmorang bukanlah
pekerjaan mudah bagi sebagian orang. Profesi ini butuh kedisiplinan, dedikasi
dan tanggung jawab moral dan sosial. Di saat para
orang tua melepaskan anak-anaknya kepada Benget Situmorang untuk dijemput dan
diantar pulang sekolah, tentunya hal ini bukanlah pekerjaan mudah.
Kini tidak mudah untuk memberikan tanggungjawab dan
kepercayaan kepada orang lain, disaat gencarnya pemberitaan soal penculikan
anak, dan kasus-kasus pelecehan anak. Itulah yang menjadi tangungjawab berat
Benget Situmorang sejak tahun 2008 lalu hingga sekarang terhadap puluhan
anak-anak sekolah yang masih belia yang diantar dan dijemput sekolah.
Profesi Mulia
Profesi yang dilakoni Benget Situmorang, adalah profesi yang
mulia. Dia harus memberikan perhatian penuh kepada seluruh anak-anak sekolah
yang dia jemput dan antar. Dia juga harus menjaga keselamatan perjalanan anak-anak
sekolah hingga sampai di sekolah dengan selamat dan begitu juga tiba di rumah
orang tua masing-masing dengan selamat.
“Kalau orang tua siswa komplain disaat anak terlambat di
jemput dan diantar pulang. Kadang hal itu terjadi disaat ban mobil kempes,
terpaksa butuh waktu untuk memperbaikinya. Namun kalau soal lain hingga kini
belum ada,” ujar Benget yang juga menyebutkan kendala lain yakni macet di
jalan.
Profesi yang digeluti Benget Situmorang juga sangat membantu
para orang tua yang penuh dengan kesibukan masing-masing setiap hari. Sebagian
besar orang tua yang mempercayakan anaknya dijemput dan diantar oleh Benget
Situmorang, tentunya tak lagi harus buru-buru setiap pagi untuk mengantar anak
dan jemput pulang anak sekolah.
“Saya sudah terbiasa bangun pukul 05.00 WIB. Kadang saya tak
sempat sarapan dan sering sarapan di kantin sekitar sekolah. Kalau saat dulu,
saya bawa bekal dari rumah, karena saat itu penghasilan masih pas-pasan.
Maklumlah saat itu siswa antar jemput baru 5 orang selama tiga bulan,”
kenangnya.
Menyinggung soal biaya antar jemput anak sekolah tersebut,
Benget memberikan tarif untuk jarak paling jauh Bagan Pete, Lingkar Barat,
Kotabaru Jambi sebesar Rp 400 ribu per orang per bulan. Setidaknya ada tiga
orang anak dari Bagan Pete pelanggan Benget.
“Kemudian tarif antar jemput dari titik Mayang Rp 300 ribu
per orang per bulan. Sedangkan dari titik Paal V Kotabaru Jambi tarifnya Rp 200
ribu per orang per bulan. Pembayaran semuanya lewat uang tunai dibawah tanggal
10 setiap bulannya. Selama ini pembayaran lancar-lancar. Kadang masih tanggal 5
semuanya sudah bayar. Saya buatkan daftar bayaran seperti SPP,” katanya.
Dua Mobil
Seiring meningkatnya permintaan antar jemput siswa, kini
Benget Situmorang sudah memiliki dua mobil pribadi antar jemput. Dua mobil itu
yakni Espass BH 1246 GI dan Granmax BH 1890 BI.
Mobil antar jemput
Espass BH 1246 GI itu kini sopirnya Ap Novri Simarmata. Kini dua mobil
itu menjadi sarana antar jemput sekitar 35 murid SD Xaverius 2 Jambi.
“Puji Tuhan, kini kita memiliki dua mobil untuk usaha
kecil-kecilan ini. Dua mobil ini ada hasil dari usaha antar jemput siswa.
Mudah-mudahan ke depan bisa tambah seiring dengan bertambahnya kepercayaan
orang tua murid yang menitipkan anak-anak mereka untuk antar jemput sekolah,”
ujarnya.
Dirinya juga bangga bisa menyekolahkan anaknya tiga dari
hasil usaha antar jemput sekolah itu. Tiga anaknya yakni Imelda Situmorang
Kuliah Semester II di STIKOM Jambi, Sanjaya Situmorang Lulusan STM Batanghari
dan Febri Situmorang Lulusan STM Batanghari, Kota Jambi.
“Untuk biaya operasional setiap bulannya untuk dua mobil
tersebut sekitar Rp 4 jutaan lah. Jadi hasil dari antar jemput anak sekolah ini
sudah bisa bayar kredit mobil dan menabung Rp 5 juta setiap bulannya. Usaha ini
menjanjikan, namun saya tak bisa ke pesta lagi, kalau pada jam sekolah,”
ujarnya.
Menurut sejumlah orang tua murid yang anaknya menggunakan
jasa antar jemput sekolah ini, mereka merasa terbantu dalam waktu soal antar
jemput sekolah. Jasa antar jemput sekolah ini menjadi salah satu harapan mereka
untuk mengurangi beban waktu untuk mengantar anak sekolah.
“Kami sangat percaya dengan jasa antar jemput B Situmorang
ini. Sebab mereka menjadikan profesi yang penuh dengan tanggung jawab.
Mereka ini cukup berjasa dalam pendidikan anak-anak sehingga anak-anak tiba
disekolah dan pulang sekolah tepat waktu,” ujar B Purba, salah seorang warga
Mayang Kota Jambi. (*/lee)
0 Comments